Teheran: Iran Tidak Mengejar Bom Nuklir, Itu Bertentangan dengan Islam
Rabu, 03 Februari 2021 - 00:00 WIB
TEHERAN - Pemerintah Iran mengatakan mereka tidak mengejar ambisi untuk memiliki bom nuklir . Teheran juga menegaskan bahwa senjata pemusnah massal semacam itu bertentangan dengan Islam dan fatwa Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
Pernyataan itu muncul sebagai respons atas komentar Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan bahwa Iran hampir memiliki cukup uranium yang diperkaya untuk mengembangkan senjata nuklir.
"Iran belum dan tidak mengejar senjata nuklir," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh.
“Kami menyarankan AS untuk mengambil pelajaran dari empat tahun perlawanan Iran dan kegagalan maksimum (Donald) Trump dan kembali ke jalur interaksi yang benar,” ujarKhatibzadeh, seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (2/2/2021).
Khatibzadeh mengatakan kepada wartawan bahwa produksi dan penggunaan senjata pemusnah massal dilarang oleh hukum agama di Iran dan di bawah fatwa yang dikeluarkan oleh Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei.
“Saat bom atom diledakkan, tidak hanya membunuh musuh. Sebaliknya, itu membunuh orang yang tidak bersalah juga, dan ini bertentangan dengan keyakinan Islam dan prinsip-prinsip Republik Islam Iran," bunyi fatwa Khamenei.
Sullivan pada Jumat pekan lalu mengatakan Iran semakin dekat untuk memiliki kapasitas guna mengembangkan senjata nuklir.
"Dari perspektif kami, prioritas awal yang kritis harus menangani apa yang merupakan krisis nuklir yang meningkat karena mereka (Iran) semakin dekat dan lebih dekat untukmemiliki bahan fisil yang cukup untuk senjata," kata Sullivan dalam sebuah program online yang disponsori oleh US Institute of Peace.
Pernyataan itu muncul sebagai respons atas komentar Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan bahwa Iran hampir memiliki cukup uranium yang diperkaya untuk mengembangkan senjata nuklir.
"Iran belum dan tidak mengejar senjata nuklir," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh.
“Kami menyarankan AS untuk mengambil pelajaran dari empat tahun perlawanan Iran dan kegagalan maksimum (Donald) Trump dan kembali ke jalur interaksi yang benar,” ujarKhatibzadeh, seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (2/2/2021).
Khatibzadeh mengatakan kepada wartawan bahwa produksi dan penggunaan senjata pemusnah massal dilarang oleh hukum agama di Iran dan di bawah fatwa yang dikeluarkan oleh Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei.
“Saat bom atom diledakkan, tidak hanya membunuh musuh. Sebaliknya, itu membunuh orang yang tidak bersalah juga, dan ini bertentangan dengan keyakinan Islam dan prinsip-prinsip Republik Islam Iran," bunyi fatwa Khamenei.
Sullivan pada Jumat pekan lalu mengatakan Iran semakin dekat untuk memiliki kapasitas guna mengembangkan senjata nuklir.
"Dari perspektif kami, prioritas awal yang kritis harus menangani apa yang merupakan krisis nuklir yang meningkat karena mereka (Iran) semakin dekat dan lebih dekat untukmemiliki bahan fisil yang cukup untuk senjata," kata Sullivan dalam sebuah program online yang disponsori oleh US Institute of Peace.
tulis komentar anda