Amnesty Internasional Desak Militer Myanmar Segera Bebaskan Suu Kyi

Senin, 01 Februari 2021 - 14:56 WIB
Amnesty Internasional menyebut penangkapan Aung San Suu Kyi oleh militer Myanmar adalah hal yang mengkhawatirkan. Foto/REUTERS
YANGON - Amnesty Internasional menyebut penangkapan Aung San Suu Kyi oleh militer Myanmar adalah hal yang mengkhawatirkan. Amnesty lalu mendesak militer segera membebaskan pemimpin de facto Myanmar itu.

Suu Kyi dan beberapa pejabat tinggi Myanmar, termasuk Presiden Win Myint, ditangkap dan dibawa pasukan militer dini hari tadi.

Penangkapan Aung San Suu Kyi, pejabat senior dan tokoh politik lainnya sangat mengkhawatirkan. Kecuali mereka yang ditahan dapat dituntut melakukan tindak pidana yang diakui menurut hukum internasional, mereka harus segera dibebaskan," ucap Wakil Direktur Regional untuk Kampanye Amnesty International, Ming Yu Hah.

Baca Juga: RI Desak Semua Pihak di Myanmar Tahan Diri, Selesaikan Masalah Lewat Dialog

Militer Myanmar, jelasnya, harus mengklarifikasi atas dasar hukum apa mereka ditahan.Menurut Ming, militer juga harus menjamin bahwa hak-hak mereka yang ditangkap dihormati sepenuhnya, termasuk terhadap perlakuan buruk, dan bahwa mereka memiliki akses ke pengacara pilihan mereka sendiri dan keluarga mereka.



Baca Juga: Menhan Israel Sambangi Markas Depths Corps, Ancaman Terselubung ke Iran

"Mereka (militer) harus memastikan keberadaan mereka dan memberi mereka akses ke perawatan medis," ungkapnya dalam sebuah pernyataan yang diterima Sindonews pada Senin (1/2/2021).

"Ini adalah momen yang tidak menyenangkan bagi orang-orang di Myanmar dan mengancam represi militer, dan impunitas yang semakin parah. Penangkapan aktivis politik terkemuka dan pembela HAM secara bersamaan mengirimkan pesan mengerikan bahwa otoritas militer tidak akan mentolerir perbedaan pendapat apa pun di tengah peristiwa yang sedang berlangsung hari ini," sambungnya.

Baca Juga: Rasulullah Tersenyum Melihat Nabi Ini Masuk Surga Sendirian, Siapa Beliau?
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More