Pertama Kalinya Sejak Duduk di Gedung Putih, Biden Telepon Putin
Rabu, 27 Januari 2021 - 05:32 WIB
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk pertama kalinya berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk pertama kalinya sejak mengambil alih kekuasaan via telepon. Itu terjadi ketika Biden menyesuaikan kebijakan AS dengan cara yang lebih kuat terhadap Rusia setelah pendahulunya, Donald Trump menolak untuk menghadapi Putin secara langsung.
Baca Juga: 10 Pendaki Nepal Taklukkan Puncak Tertinggi Paling Berbahaya di Dunia
Menurut juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, topik pembicaraan termasuk proposal Biden untuk memperpanjang perjanjian senjata nuklir New START dengan Rusia selama lima tahun dan dukungan kuat AS untuk kedaulatan Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia yang sedang berlangsung.
Baca Juga: Panglima Militer Israel Umumkan Rencana untuk Menyerang Iran
Perjanjian pengendalian senjata nuklir, yang akan berakhir pada 5 Februari mendatang, membatasi AS dan Rusia untuk mengerahkan tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir strategis.
Psaki mengatakan Biden juga mengangkat kasus tokoh oposisi Alexei Navalny , yang dipenjara setelah kembali ke Moskow pekan lalu dalam kasus yang meningkatkan ketegangan antara Rusia dan AS.
Baca Juga: Pendapatan Layanan Cloud Microsoft Alami Peningkatan 50% karena Pandemik
Biden juga menyuarakan keprihatinan tentang serangan siber besar-besaran Solar Winds yang dituduhkan pada Rusia dan laporan bahwa Rusia menawarkan hadiah kepada gerilyawan Taliban karena membunuh pasukan AS di Afghanistan .
Pada saat yang sama, Biden juga berusaha untuk memperbaiki hubungan aliansi yang tegang antara Amerika Serikat dan Eropa dengan menekankan dalam panggilan telepon ke Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg bahwa Washington akan mematuhi perjanjian pertahanan timbal balik NATO.
"Presiden Biden menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat untuk pertahanan kolektif di bawah Pasal 5 Perjanjian Atlantik Utara dan menggarisbawahi komitmennya untuk memperkuat keamanan transatlantik," ujar Psaki seperti dikutip dari Reuters, Rabu (27/1/2021).
Panggilan telepon Biden dengan Stoltenberg terjadi sehari setelah dia berbicara dengan Kanselir Jerman Angela Merkel.
"Presiden berterima kasih kepada sekretaris jenderal (NATO) atas kepemimpinannya yang teguh di aliansi, dan menyampaikan niatnya untuk berkonsultasi serta bekerja dengan sekutu mengenai berbagai masalah keamanan bersama, termasuk Afghanistan, Irak, dan Rusia," ucap Psaki.
Baca Juga: 10 Pendaki Nepal Taklukkan Puncak Tertinggi Paling Berbahaya di Dunia
Menurut juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, topik pembicaraan termasuk proposal Biden untuk memperpanjang perjanjian senjata nuklir New START dengan Rusia selama lima tahun dan dukungan kuat AS untuk kedaulatan Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia yang sedang berlangsung.
Baca Juga: Panglima Militer Israel Umumkan Rencana untuk Menyerang Iran
Perjanjian pengendalian senjata nuklir, yang akan berakhir pada 5 Februari mendatang, membatasi AS dan Rusia untuk mengerahkan tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir strategis.
Psaki mengatakan Biden juga mengangkat kasus tokoh oposisi Alexei Navalny , yang dipenjara setelah kembali ke Moskow pekan lalu dalam kasus yang meningkatkan ketegangan antara Rusia dan AS.
Baca Juga: Pendapatan Layanan Cloud Microsoft Alami Peningkatan 50% karena Pandemik
Biden juga menyuarakan keprihatinan tentang serangan siber besar-besaran Solar Winds yang dituduhkan pada Rusia dan laporan bahwa Rusia menawarkan hadiah kepada gerilyawan Taliban karena membunuh pasukan AS di Afghanistan .
Pada saat yang sama, Biden juga berusaha untuk memperbaiki hubungan aliansi yang tegang antara Amerika Serikat dan Eropa dengan menekankan dalam panggilan telepon ke Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg bahwa Washington akan mematuhi perjanjian pertahanan timbal balik NATO.
"Presiden Biden menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat untuk pertahanan kolektif di bawah Pasal 5 Perjanjian Atlantik Utara dan menggarisbawahi komitmennya untuk memperkuat keamanan transatlantik," ujar Psaki seperti dikutip dari Reuters, Rabu (27/1/2021).
Panggilan telepon Biden dengan Stoltenberg terjadi sehari setelah dia berbicara dengan Kanselir Jerman Angela Merkel.
"Presiden berterima kasih kepada sekretaris jenderal (NATO) atas kepemimpinannya yang teguh di aliansi, dan menyampaikan niatnya untuk berkonsultasi serta bekerja dengan sekutu mengenai berbagai masalah keamanan bersama, termasuk Afghanistan, Irak, dan Rusia," ucap Psaki.
(ber)
tulis komentar anda