Jadi Superspreader, Pria China Tularkan COVID-19 ke 102 Orang!

Kamis, 21 Januari 2021 - 12:48 WIB
Ilustrasi tes untuk deteksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Foto/SINDOnews.com
BEIJING - Seorang pria China tanpa sadar menjadi "superspreader" atau "penyebar super" virus corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 . Dia melakukan perjalanan antarprovinsi dan menuluarkan virus itu ke 102 orang.

Pria yang bekerja sebagai salesman produk kesehatan untuk para orang lanjut usia tersebut telah melakukan perjalanan dari provinsi asalnya Heilongjiang ke provinsi tetangga Jilin dan membawa virus bersamanya.



Pihak berwenang China mengklaim dia tanpa sadar menyebarkan virus di antara warga lanjut usia selama beberapa hari sebelum dia dilacak oleh pejabat kesehatan sebagai kontak dekat dari kasus yang dikonfirmasi.



Baca Juga: Putri Soleimani pada Trump yang Lengser: Anda Bunuh Ayah Saya, tapi Hidup Ketakutan

"Fenomena superspreading terjadi di provinsi kami terutama karena ketika superspreader ditemukan, dia masih dalam fase awal infeksinya dan memiliki kemampuan yang relatif kuat untuk menumpahkan virus," kata Zhao Qinglong, seorang pejabat pusat pengendalian dan pencegahan penyakit provinsi Jilin seperti dikutip dari Xinhua,Rabu (20/1/2021).

Baca Juga: Intelijen AS Janji Rilis Laporan Khashoggi, Bisa Permalukan Pangeran Saudi

Peristiwa superspreading terjadi ketika seseorang menginfeksi sejumlah besar orang, karena viral load yang lebih tinggi di droplet mereka, atau faktor lain seperti perilaku dan waktu.

Peristiwa superspreading yang tampak di Jilin terjadi ketika China sedang memerangi wabah virus corona terburuk dalam beberapa bulan, yang telah menyebabkan ratusan kasus dilaporkan dan puluhan juta orang ditempatkan di bawah penguncian di provinsi utara China.



Ini juga menunjukkan tingkat serta kecepatan pelacakan dan penyaringan kontak oleh otoritas kesehatan China, yang telah memainkan peran penting dalam menjinakkan wabah lokal.

Komisi Kesehatan Provinsi Jilin mengatakan salesman itu didiagnosis sebagai kasus terkonfirmasi COVID-19 pada hari Minggu lalu. Awalnya, dia diidentifikasi sebagai kasus asimtomatik (infeksi tanpa gejala) pada Selasa pekan lalu.

China mencatat infeksi tanpa gejala secara terpisah dari jumlah kasus resminya. Komisi Kesehatan telah menerbitkan rencana perjalanan terperinci dari perjalanan salesman tersebut dalam seminggu sebelum dia dinyatakan positif terinfeksi virus corona baru, termasuk empat perjalanan kereta api (dengan nomor kursinya terdaftar), tiga perjalanan bus dan perjalanan metro, bolak-balik antara Heilongjiang dan Jilin.

Selama empat hari, pria itu mengadakan empat "seminar kesehatan", atau sesi pemasaran, di klub kesehatan komunitas yang menargetkan warga lanjut usia di kota Gongzhuling dan Tonghua di Jilin.

Secara total, individu tersebut menginfeksi 79 orang yang menghadiri seminar, yang kemudian menginfeksi 23 kontak dekat mereka. Demikian disampaikan Zhang Yan, wakil direktur Komisi Kesehatan, pada konferensi pers hari Minggu.



Menurut Zhang, usia rata-rata dari mereka yang terinfeksi adalah 63 tahun, dengan yang tertua berusia 87 tahun.

Zhang melanjutkan, semua orang yang terinfeksi telah dilacak sebagai kontak dekat pria itu dan ditempatkan di bawah karantina, sebelum dinyatakan positif selama pengamatan medis.

Meskipun merupakan alat yang efektif untuk pelacakan kontak, mempublikasikan riwayat perjalanan rinci pasien virus corona juga telah menimbulkan kekhawatiran seputar privasi di China.

Bulan lalu, seorang wanita muda di kota barat daya Chengdu dipermalukan secara terbuka di media sosial karena gaya hidupnya yang "dekaden", karena pengguna media sosial menyerangnya lantaran pergi ke bar dan beberapa kelab malam dalam dua minggu sebelum dinyatakan positif terinfeksi virus.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More