Macron Puji Muslim Prancis karena Teken Piagam yang Terima Sekularisme
Selasa, 19 Januari 2021 - 15:41 WIB
Negosiasi hampir runtuh bulan lalu ketika Chems-Eddine Hafiz, wakil ketua dewan, keluar di tengah klaim bahwa anggota dewan Islam menyebarkan kebohongan bahwa piagam itu bertujuan untuk menyerang martabat Muslim yang setia.
Persetujuan atas piagam dipandang sebagai kunci perjuangan Macron untuk menghapus budaya "separatisme" dalam masyarakat Prancis, yang juga merupakan subjek rancangan undang-undang (RUU) baru yang diperdebatkan di parlemen pada hari Senin.
Pihak Istana Elysée mengatakan piagam tersebut mengakui dua poin politik penting, yaitu penolakan semua pengaruh asing dan penolakan Islam politik di Prancis yang para praktisi didefinisikan sebagai pengikut Salafisme atau Wahhabisme, Ikhwanul Muslimin dan gerakan Jamaat Tabligh.
Teks-teks dalam piagam tersebut juga menghindari kelompok "nasionalis" yang terkait dengan Turki. Pemerintahan Macron sebelumnya mengecam Partai Keadilan dan Pembangunan— partainya Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan—karena ikut campur di Prancis melalui para pengkhotbahnya.
Persetujuan atas piagam dipandang sebagai kunci perjuangan Macron untuk menghapus budaya "separatisme" dalam masyarakat Prancis, yang juga merupakan subjek rancangan undang-undang (RUU) baru yang diperdebatkan di parlemen pada hari Senin.
Pihak Istana Elysée mengatakan piagam tersebut mengakui dua poin politik penting, yaitu penolakan semua pengaruh asing dan penolakan Islam politik di Prancis yang para praktisi didefinisikan sebagai pengikut Salafisme atau Wahhabisme, Ikhwanul Muslimin dan gerakan Jamaat Tabligh.
Teks-teks dalam piagam tersebut juga menghindari kelompok "nasionalis" yang terkait dengan Turki. Pemerintahan Macron sebelumnya mengecam Partai Keadilan dan Pembangunan— partainya Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan—karena ikut campur di Prancis melalui para pengkhotbahnya.
(min)
tulis komentar anda