Soal Polemik Pembelian S-400 Rusia, Turki Ajak AS Duduk Satu Meja
Kamis, 14 Januari 2021 - 15:05 WIB
ANKARA - Menteri Pertahanan Turki , Hulusi Akar mengatakan, akan "sangat bermasalah" bagi Ankara untukmembatalkan pembelian sistem pertahanan S-400 Rusia . Meski begitu, ia berharap perselisihan dengan Amerika Serikat (AS) tentang masalah tersebut dapat diselesaikan melalui dialog.
Akar juga menegaskan bahwa Turki sedang dalam pembicaraan dengan Rusia untuk mendapatkan pengiriman kedua dari sistem pertahanan S-400.
“Ini adalah situasi yang sangat bermasalah untuk kembali dari titik awal kami. Kami mengundang (Amerika Serikat) untuk menjauhkan diri dari bahasa yang mengancam seperti sanksi,” kata Akar kepada wartawan di Ankara.
“Kami ingin penyelesaian masalah melalui dialog. Jika pihak AS menginginkan solusi, solusi dapat ditemukan dengan bekerja di tingkat teknis,” imbuhnya seperti dilansir dari Reuters, Kamis (14/1/2021).
Sebelumnya, pada bulan lalu, Washington memberikan sanksi kepada sekutu NATO-nya itu, Direktorat Industri Pertahanan Turki (SSB), ketuanya Ismail Demir dan tiga karyawan lainnya setelah mengakuisisi sistem pertahanan rudal S-400. Sanksi dijatuhkan di saat hubungan Washington-Ankara jatuh ke titik nadir.
Kini kondisi di Washington telah berubah seiring terpilihnya Joe Biden dalam pemilu presiden. Biden akan mulai menjabat pada 20 Januari mendatang menggantikan Donald Trump. Meski begitu, di masa lalu, Biden telah mengkritik kebijakan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Turki telah mempertahankan akuisisi S-400 sebagai kebutuhan pertahanannya karena tidak dapat memperoleh sistem pertahanan udara dari sekutu NATO mana pun dengan persyaratan yang memuaskan.
Namun menurut Washington S-400 akan menimbulkan ancaman bagi jet tempur F-35 dan sistem pertahanan NATO yang lebih luas. Turki menolak hal ini dan mengatakan S-400 tidak akan diintegrasikan ke dalam sistem pertahanan NATO.
Akar juga menegaskan bahwa Turki sedang dalam pembicaraan dengan Rusia untuk mendapatkan pengiriman kedua dari sistem pertahanan S-400.
“Ini adalah situasi yang sangat bermasalah untuk kembali dari titik awal kami. Kami mengundang (Amerika Serikat) untuk menjauhkan diri dari bahasa yang mengancam seperti sanksi,” kata Akar kepada wartawan di Ankara.
“Kami ingin penyelesaian masalah melalui dialog. Jika pihak AS menginginkan solusi, solusi dapat ditemukan dengan bekerja di tingkat teknis,” imbuhnya seperti dilansir dari Reuters, Kamis (14/1/2021).
Sebelumnya, pada bulan lalu, Washington memberikan sanksi kepada sekutu NATO-nya itu, Direktorat Industri Pertahanan Turki (SSB), ketuanya Ismail Demir dan tiga karyawan lainnya setelah mengakuisisi sistem pertahanan rudal S-400. Sanksi dijatuhkan di saat hubungan Washington-Ankara jatuh ke titik nadir.
Kini kondisi di Washington telah berubah seiring terpilihnya Joe Biden dalam pemilu presiden. Biden akan mulai menjabat pada 20 Januari mendatang menggantikan Donald Trump. Meski begitu, di masa lalu, Biden telah mengkritik kebijakan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Turki telah mempertahankan akuisisi S-400 sebagai kebutuhan pertahanannya karena tidak dapat memperoleh sistem pertahanan udara dari sekutu NATO mana pun dengan persyaratan yang memuaskan.
Namun menurut Washington S-400 akan menimbulkan ancaman bagi jet tempur F-35 dan sistem pertahanan NATO yang lebih luas. Turki menolak hal ini dan mengatakan S-400 tidak akan diintegrasikan ke dalam sistem pertahanan NATO.
(ber)
tulis komentar anda