Uni Emirat Arab Ingin Normalisasi Hubungan dengan Turki
loading...
A
A
A
DUBAI - Menteri Luar Negeri (Menlu) Uni Emirat Arab (UEA) Anwar Gargash menyatakan keinginan negaranya menormalisasi dan membangun kembali hubungan dengan Turki .
Keinginan itu diungkapkan setelah ketegangan antara kedua negara sepanjang tahun lalu.
Gargash membuat pernyataan itu dalam wawancara dengan Sky News Arabia yang berbasis di UEA.
"Yang ingin kami sampaikan kepada Turki adalah kami ingin menormalisasi hubungan kami dalam kerangka saling menghormati kedaulatan," ungkap dia. (Baca Juga: Turki Waswas Arab Saudi Kirim F-15 ke Pulau Kreta Yunani)
Dia menyeru Turki agar mengakhiri dukungan kepada Ikhwanul Muslimin (IM) dan memulihkan hubungannya dengan dunia Arab. (Lihat Infografis: Deretan Tragedi Kecelakaan Pesawat Paling Mengerikan)
Menlu UEA mengklaim tidak ada masalah penting lain yang menghalangi peningkatan hubungan antara Abu Dhabi dan Ankara. (Lihat Video: PPKM Berlaku Hari Ini, Suasana di Stasiun Pasar Senen Sepi)
"Kami tidak menghargai perseteruan apapun dengan Turki," papar dia yang mengakui UEA adalah mitra dagang utama Turki di Timur Tengah.
Komentar Gargash tentang hubungan yang memanas dengan Turki muncul setelah hubungan antara kedua negara memburuk sepanjang tahun 2020 karena serangkaian konflik geopolitik di wilayah tersebut.
Pada April, UEA berusaha menyuap Presiden Suriah Bashar Al-Assad dengan dana USD3 miliar untuk memperbarui serangan rezim di wilayah yang dikuasai oposisi di Idlib, dengan tujuan membuat militer Turki mengalihkan fokus dari operasi di Libya.
Kemudian pada Agustus, UEA menormalisasi hubungan dengan Israel, menyebabkan Turki mengutuknya karena menolak dan melanggar hak-hak Palestina.
Organisasi Intelijen Nasional (MIT) Turki segera mengungkap bahwa UEA telah mengoperasikan jaringan mata-mata di Turki.
Pernyataan Gargash juga datang beberapa hari setelah UEA dan negara-negara anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC) lainnya menjalin kembali hubungan dengan Qatar setelah blokade tiga setengah tahun.
Keinginan itu diungkapkan setelah ketegangan antara kedua negara sepanjang tahun lalu.
Gargash membuat pernyataan itu dalam wawancara dengan Sky News Arabia yang berbasis di UEA.
"Yang ingin kami sampaikan kepada Turki adalah kami ingin menormalisasi hubungan kami dalam kerangka saling menghormati kedaulatan," ungkap dia. (Baca Juga: Turki Waswas Arab Saudi Kirim F-15 ke Pulau Kreta Yunani)
Dia menyeru Turki agar mengakhiri dukungan kepada Ikhwanul Muslimin (IM) dan memulihkan hubungannya dengan dunia Arab. (Lihat Infografis: Deretan Tragedi Kecelakaan Pesawat Paling Mengerikan)
Menlu UEA mengklaim tidak ada masalah penting lain yang menghalangi peningkatan hubungan antara Abu Dhabi dan Ankara. (Lihat Video: PPKM Berlaku Hari Ini, Suasana di Stasiun Pasar Senen Sepi)
"Kami tidak menghargai perseteruan apapun dengan Turki," papar dia yang mengakui UEA adalah mitra dagang utama Turki di Timur Tengah.
Komentar Gargash tentang hubungan yang memanas dengan Turki muncul setelah hubungan antara kedua negara memburuk sepanjang tahun 2020 karena serangkaian konflik geopolitik di wilayah tersebut.
Pada April, UEA berusaha menyuap Presiden Suriah Bashar Al-Assad dengan dana USD3 miliar untuk memperbarui serangan rezim di wilayah yang dikuasai oposisi di Idlib, dengan tujuan membuat militer Turki mengalihkan fokus dari operasi di Libya.
Kemudian pada Agustus, UEA menormalisasi hubungan dengan Israel, menyebabkan Turki mengutuknya karena menolak dan melanggar hak-hak Palestina.
Organisasi Intelijen Nasional (MIT) Turki segera mengungkap bahwa UEA telah mengoperasikan jaringan mata-mata di Turki.
Pernyataan Gargash juga datang beberapa hari setelah UEA dan negara-negara anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC) lainnya menjalin kembali hubungan dengan Qatar setelah blokade tiga setengah tahun.
(sya)