China Ledek Kerusuhan Capitol AS: 'Pemandangan yang Indah'
Jum'at, 08 Januari 2021 - 09:08 WIB
Berbicara pada jumpa pers Kamis, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying membandingkan perbedaan tajam antara orang-orang AS dan negara lain dalam bereaksi."Kontras tajam dalam bereaksi membuat orang merenung, dan pantas mendapatkan refleksi yang serius dan mendalam," katanya.
Tanda pagar (tagar) "Pendukung Trump Menyerbu Capitol AS" disematkan di seluruh Weibo China pada hari Kamis, yang mengumpulkan 570 juta tampilan. Tagar itu vira karena pengguna media sosial membandingkan dukungan global untuk pengunjuk rasa Hong Kong dengan curahan kecaman terhadap massa pro-Trump.
"Saat ini, semua pemimpin negara Eropa telah menunjukkan standar ganda dan mengutuknya (kerusuhan Washington)," bunyi salah satu komentar pengguna Weibo yang mendapatkan lebih dari 5.000 like.
"Saya tidak tahu laporan standar ganda seperti apa yang akan diberitakan oleh media Hong Kong atau Taiwan kali ini," tulis pengguna Weibo lainnya.
"Apa yang terjadi di Dewan Legislatif Hong Kong tahun lalu terulang di Capitol AS," imbuh pengguna Weibo yang lain dalam komentar yang meraih lebih dari 4.500 like.
Meski taktiknya serupa, ada perbedaan mencolok dalam penyebab dan motivasi dari kedua perselisihan legislatif tersebut.
Pengunjuk rasa Hong Kong masuk ke Dewan Legislatif untuk menuntut demokrasi penuh dan menghentikan RUU yang tidak populer yang didorong oleh kepemimpinan kota yang tidak terpilih.
Warga kota semi-otonom di China itu tidak menikmati hak-hak demokratis penuh, yang menyebabkan protes rakyat selama bertahun-tahun.
Beijing menanggapi kerusuhan 2019 dengan tindakan keras, memberlakukan undang-undang keamanan yang keras di kota yang gelisah itu, menangkap sejumlah kritikus dan membekap perbedaan pendapat.
Sebaliknya, mereka yang menyerbu Capitol AS mencoba membatalkan hasil dari apa yang telah dinyatakan sebagai pemilihan presiden (pilpres) yang bebas dan adil.
Tanda pagar (tagar) "Pendukung Trump Menyerbu Capitol AS" disematkan di seluruh Weibo China pada hari Kamis, yang mengumpulkan 570 juta tampilan. Tagar itu vira karena pengguna media sosial membandingkan dukungan global untuk pengunjuk rasa Hong Kong dengan curahan kecaman terhadap massa pro-Trump.
"Saat ini, semua pemimpin negara Eropa telah menunjukkan standar ganda dan mengutuknya (kerusuhan Washington)," bunyi salah satu komentar pengguna Weibo yang mendapatkan lebih dari 5.000 like.
"Saya tidak tahu laporan standar ganda seperti apa yang akan diberitakan oleh media Hong Kong atau Taiwan kali ini," tulis pengguna Weibo lainnya.
"Apa yang terjadi di Dewan Legislatif Hong Kong tahun lalu terulang di Capitol AS," imbuh pengguna Weibo yang lain dalam komentar yang meraih lebih dari 4.500 like.
Meski taktiknya serupa, ada perbedaan mencolok dalam penyebab dan motivasi dari kedua perselisihan legislatif tersebut.
Pengunjuk rasa Hong Kong masuk ke Dewan Legislatif untuk menuntut demokrasi penuh dan menghentikan RUU yang tidak populer yang didorong oleh kepemimpinan kota yang tidak terpilih.
Warga kota semi-otonom di China itu tidak menikmati hak-hak demokratis penuh, yang menyebabkan protes rakyat selama bertahun-tahun.
Beijing menanggapi kerusuhan 2019 dengan tindakan keras, memberlakukan undang-undang keamanan yang keras di kota yang gelisah itu, menangkap sejumlah kritikus dan membekap perbedaan pendapat.
Sebaliknya, mereka yang menyerbu Capitol AS mencoba membatalkan hasil dari apa yang telah dinyatakan sebagai pemilihan presiden (pilpres) yang bebas dan adil.
tulis komentar anda