Inilah 10 Negara Terbaik Pendaur Ulang Sampah
Minggu, 17 Mei 2020 - 11:49 WIB
SAMPAH menjadi persoalan pelik hampir di semua negara di dunia. Tidak hanya di negara miskin dan berkembang namun sampah juga menjadi masalah yang menyita perhatian negara maju .
Meski begitu, beberapa negara saat ini banyak yang menerapkan sistem pengolahan daur ulang sampah untuk mengatasi persoalan satu ini. Berikut setidaknya 10 negara pendaur ulang sampah terbaik di dunia.
1. Jerman
Jerman adalah negara dengan tingkat daur ulang sampah terbaik di dunia berdasar data dari Eunomia, yang dikutip oleh World Economic Forum. Di Jerman, persentase sampah yang diolah kembali sudah di atas 50%. (Baca juga: Selamatkan Lingkungan, Komisi XI DPR Dukung Kebijakan Cukai Plastik )
Sistem pengolahan dan pemilahan yang dilakukan Jerman sebenarnya sederhana namun mendetail. Kotak pembuangan sampah ‘warna-warni’ yang ada di sekitar daerah tempat tinggal, mendorong pemilahan dilakukan oleh tiap-tiap individu atau setidaknya dari rumah masing-masing.
2. Korea Selatan
Korea Selatan menerapkan skema daur ulang elektronik pada 1992 yang memaksa produsen menyediakan opsi daur ulang untuk barang-barang elektronik. Kebijakan ini berdasarkan prediksi pemerintah negeri ginseng dimana persoalan sampah masa depan akan didominasi limbah elektronik. Pemerintah juga membatasi penggunaan plastik. Per 1 Januari 2019 penggunaan plastik sekali pakai hanya diperbolehkan untuk membungkus daging dan ikan. (Baca juga: Pemerintah Berkomitmen Bebaskan Sampah Plastik di 2025 )
3. Singapura
Bagusnya sistem pengelolaan sampah di Singapura sangat ditunjang oleh partisipasi aktif dari pihak swasta. Berdasar informasi dari lembaga kelingkungan nasional Singapura, National Environment Agency, ada sejumlah perusahaan swasta yang ditunjuk sebagai public waste collectors (PWCs). Mereka bertanggung jawab dalam proses pengumpulan sampah dalam periode tujuh sampai delapan tahun.
Singapura juga sudah mulai mengandalkan metode waste to energy setelah sebelumnya masih akrab dengan penumpukan atau landfill. Transisi ini mereka lakukan mengingat lahan terbatas yang mereka miliki. Pengolahan sampah menjadi energi ini secara khusus diberlakukan untuk sampah plastik.
4. Hong Kong
Dengan pengelolaan sampah daur ulang, Hong Kong mampu membangun eco-park di atas tempat pembuangan sampah akhir. Tahun 1981 sudah tertutup tanah, namun di tahun 2014 dijadikan taman bermain multiguna. Bahkan didukung adanya turbin angin, sel surya, dan energi yang asalnya dari metana dihasilkan dari sampah yang membusuk.
Salah satu keberhasilan Hong Kong mengelola sampah adalah dalam hal daur ulang sampah konstruksi. Menurut penelitian, sampah konstruksi merupakan komposisi paling besar dari total sampah yang diproses oleh landfill- Hong Kong, mencapai sebanyak 68% pada tahun 1991 dan bahkan pada titik terendah 23% tahun 2007-2009.
5. Norwegia
Di Norwegia pengolahan sampah banyak di berikan kepada masyarakat dan industri sekitar. Masyarakat akan mendapatkan upah ketika bisa mengumpulkan sampah plastik di tempat daur ulang, bahkan mereka juga memberikan kesempatan perusahaan untuk melakukan daur ulang juga.
Pemerintah memberikan pajak yang cukup tinggi terhadap perusahaan-perusahaan yang memproduksi sampah plastik, namun semakin mereka mau untuk mendaur ulang maka semakin kecil pajak yang harus mereka bayar dan jika mereka mendaur ulang lebih dari 95% sampah yang mereka hasilkan maka mereka bisa mendapatkan kesempatan bebas pajak. Cara itu di gunakan agar perusahaan peduli juga dengan sampah yang sudah mereka hasilkan.
6. Swedia
Swedia mengklaim telah mampu mengolah 99% sampah mereka menjadi produk daur ulang. Menurut laman situs informasi resmi Swedia, Sweden.se, Swedia telah mulai melakukan program daur ulang sampah rumah tangga sejak 1975. Di tahun tersebut baru sekitar 38% limbah rumah tangga yang didaur ulang.
Sudah lebih dari 99% sampah rumah tangga di Swedia didaur ulang dengan cara apa pun. Untuk pemasokan sampah, Swedia memiliki stasiun daur ulang yang terletak sekitar 300 meter dari perumahan manapun.
7. Swiss
Pengelolaan limbah sampah di Swiss didasarkan pada prinsip pencemar membayar. Kantong sampah dikenakan pajak dengan biaya bayar per kantong. Sementara tingkat daur ulang untuk limbah padat di kota melebihi 50%.
Meskipun memiliki tingkat daur ulang sampah sebesar 54%, jumlah ini di atas rata-rata negara Eropa (28%), Swiss merupakan salah satu produsen limbah terbesar di Eropa (730 kg limbah per kapita pada 2014). Sampah rumah tangga yang banyak didaur ulang antara lain aluminium kaleng, baterai lama, bola lampu, gelas, kertas, botol PET, tekstil, peralatan listrik dan elektronik, dan lainnya.
8. Irlandia
Persentase daur ulang sampah rumah tangga di Irlandia meningkat drastic sejak akhir 1990-an. Irish Environmental Protection Agency (EPA) menjadi lembaga yang paling bertanggung jawab terkait daur ulang sampah ini.
Pada 2012, tingkat daur ulang sampah Irlandia adalah 34%, sementara tingkat daur ulang kemasan mencapai 79% (tertinggi kedua di Uni Eropa di bawah Jerman). Jumlah sampah kota yang dihasilkan per orang per tahun di Republik Irlandia telah turun secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir (dari lebih dari 800 kg sampah pada 2007 menjadi 570 kg per orang pada 2012).
9. Kepulauan Marshall
Republik Kepulauan Marshall adalah negara kecil yang terletak 800 km sebelah utara dari khatulistiwa di Mikronesia.Salah satu tempat pengelolaan sampah daur ulang terbaik di Kep. Marshall berada di kota terbesar yakni Majuro.
Sistem pengelolaan sampah di Kep. Marshall fokus pada pendekatan sistem limbah terintegrasi dan menyeluruh yang menargetkan pekerjaan infrastruktur prioritas, pelatihan pekerja, sistem pengumpulan limbah, peningkatan program daur ulang, kesadaran dan partisipasi publik, serta penerapan sistem jenis deposit kontainer untuk memastikan keberlanjutan program daur ulang.
10. Belgia
Salah satu lokasi pengolahan sampah daur ulang sampah terbaik di Belgia berada di unit pengolahan sampah Dufour di Tournai, yang terletak sekitar 63 kilometer dari ibu kota Brussel. Proses daur ulang sampah di lokasi tersebut dilakukan dengan menjadikan sampah daur ulang sebagai produk-produk daur ulang dan listrik.
Sampah yang dipilah terdiri atas metal, nonmetal, kardus, kaca, plastik, elektronik sampah organik, dan sampah untuk RDF. Menurut statistik Eurostat 2014 , bersama Estonia dan Slovenia, Belgia menjadi negara terbaik perihal pencegahan sampah dan daur ulang di kawasan Eropa.
Sumber: www.worldatlas.com
Negara Persentase sampah daur ulang
1. Jerman 50%
2. Korea Selatan 49%
3. Singapura 47%
4. Hong Kong 45%
5. Norwegia 34%
6. Swedia 34%
7. Swiss 34%
8. Irlandia 34%
9. Kep. Marshall 31%
10. Belgia 31%
Meski begitu, beberapa negara saat ini banyak yang menerapkan sistem pengolahan daur ulang sampah untuk mengatasi persoalan satu ini. Berikut setidaknya 10 negara pendaur ulang sampah terbaik di dunia.
1. Jerman
Jerman adalah negara dengan tingkat daur ulang sampah terbaik di dunia berdasar data dari Eunomia, yang dikutip oleh World Economic Forum. Di Jerman, persentase sampah yang diolah kembali sudah di atas 50%. (Baca juga: Selamatkan Lingkungan, Komisi XI DPR Dukung Kebijakan Cukai Plastik )
Sistem pengolahan dan pemilahan yang dilakukan Jerman sebenarnya sederhana namun mendetail. Kotak pembuangan sampah ‘warna-warni’ yang ada di sekitar daerah tempat tinggal, mendorong pemilahan dilakukan oleh tiap-tiap individu atau setidaknya dari rumah masing-masing.
2. Korea Selatan
Korea Selatan menerapkan skema daur ulang elektronik pada 1992 yang memaksa produsen menyediakan opsi daur ulang untuk barang-barang elektronik. Kebijakan ini berdasarkan prediksi pemerintah negeri ginseng dimana persoalan sampah masa depan akan didominasi limbah elektronik. Pemerintah juga membatasi penggunaan plastik. Per 1 Januari 2019 penggunaan plastik sekali pakai hanya diperbolehkan untuk membungkus daging dan ikan. (Baca juga: Pemerintah Berkomitmen Bebaskan Sampah Plastik di 2025 )
3. Singapura
Bagusnya sistem pengelolaan sampah di Singapura sangat ditunjang oleh partisipasi aktif dari pihak swasta. Berdasar informasi dari lembaga kelingkungan nasional Singapura, National Environment Agency, ada sejumlah perusahaan swasta yang ditunjuk sebagai public waste collectors (PWCs). Mereka bertanggung jawab dalam proses pengumpulan sampah dalam periode tujuh sampai delapan tahun.
Singapura juga sudah mulai mengandalkan metode waste to energy setelah sebelumnya masih akrab dengan penumpukan atau landfill. Transisi ini mereka lakukan mengingat lahan terbatas yang mereka miliki. Pengolahan sampah menjadi energi ini secara khusus diberlakukan untuk sampah plastik.
4. Hong Kong
Dengan pengelolaan sampah daur ulang, Hong Kong mampu membangun eco-park di atas tempat pembuangan sampah akhir. Tahun 1981 sudah tertutup tanah, namun di tahun 2014 dijadikan taman bermain multiguna. Bahkan didukung adanya turbin angin, sel surya, dan energi yang asalnya dari metana dihasilkan dari sampah yang membusuk.
Salah satu keberhasilan Hong Kong mengelola sampah adalah dalam hal daur ulang sampah konstruksi. Menurut penelitian, sampah konstruksi merupakan komposisi paling besar dari total sampah yang diproses oleh landfill- Hong Kong, mencapai sebanyak 68% pada tahun 1991 dan bahkan pada titik terendah 23% tahun 2007-2009.
5. Norwegia
Di Norwegia pengolahan sampah banyak di berikan kepada masyarakat dan industri sekitar. Masyarakat akan mendapatkan upah ketika bisa mengumpulkan sampah plastik di tempat daur ulang, bahkan mereka juga memberikan kesempatan perusahaan untuk melakukan daur ulang juga.
Pemerintah memberikan pajak yang cukup tinggi terhadap perusahaan-perusahaan yang memproduksi sampah plastik, namun semakin mereka mau untuk mendaur ulang maka semakin kecil pajak yang harus mereka bayar dan jika mereka mendaur ulang lebih dari 95% sampah yang mereka hasilkan maka mereka bisa mendapatkan kesempatan bebas pajak. Cara itu di gunakan agar perusahaan peduli juga dengan sampah yang sudah mereka hasilkan.
6. Swedia
Swedia mengklaim telah mampu mengolah 99% sampah mereka menjadi produk daur ulang. Menurut laman situs informasi resmi Swedia, Sweden.se, Swedia telah mulai melakukan program daur ulang sampah rumah tangga sejak 1975. Di tahun tersebut baru sekitar 38% limbah rumah tangga yang didaur ulang.
Sudah lebih dari 99% sampah rumah tangga di Swedia didaur ulang dengan cara apa pun. Untuk pemasokan sampah, Swedia memiliki stasiun daur ulang yang terletak sekitar 300 meter dari perumahan manapun.
7. Swiss
Pengelolaan limbah sampah di Swiss didasarkan pada prinsip pencemar membayar. Kantong sampah dikenakan pajak dengan biaya bayar per kantong. Sementara tingkat daur ulang untuk limbah padat di kota melebihi 50%.
Meskipun memiliki tingkat daur ulang sampah sebesar 54%, jumlah ini di atas rata-rata negara Eropa (28%), Swiss merupakan salah satu produsen limbah terbesar di Eropa (730 kg limbah per kapita pada 2014). Sampah rumah tangga yang banyak didaur ulang antara lain aluminium kaleng, baterai lama, bola lampu, gelas, kertas, botol PET, tekstil, peralatan listrik dan elektronik, dan lainnya.
8. Irlandia
Persentase daur ulang sampah rumah tangga di Irlandia meningkat drastic sejak akhir 1990-an. Irish Environmental Protection Agency (EPA) menjadi lembaga yang paling bertanggung jawab terkait daur ulang sampah ini.
Pada 2012, tingkat daur ulang sampah Irlandia adalah 34%, sementara tingkat daur ulang kemasan mencapai 79% (tertinggi kedua di Uni Eropa di bawah Jerman). Jumlah sampah kota yang dihasilkan per orang per tahun di Republik Irlandia telah turun secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir (dari lebih dari 800 kg sampah pada 2007 menjadi 570 kg per orang pada 2012).
9. Kepulauan Marshall
Republik Kepulauan Marshall adalah negara kecil yang terletak 800 km sebelah utara dari khatulistiwa di Mikronesia.Salah satu tempat pengelolaan sampah daur ulang terbaik di Kep. Marshall berada di kota terbesar yakni Majuro.
Sistem pengelolaan sampah di Kep. Marshall fokus pada pendekatan sistem limbah terintegrasi dan menyeluruh yang menargetkan pekerjaan infrastruktur prioritas, pelatihan pekerja, sistem pengumpulan limbah, peningkatan program daur ulang, kesadaran dan partisipasi publik, serta penerapan sistem jenis deposit kontainer untuk memastikan keberlanjutan program daur ulang.
10. Belgia
Salah satu lokasi pengolahan sampah daur ulang sampah terbaik di Belgia berada di unit pengolahan sampah Dufour di Tournai, yang terletak sekitar 63 kilometer dari ibu kota Brussel. Proses daur ulang sampah di lokasi tersebut dilakukan dengan menjadikan sampah daur ulang sebagai produk-produk daur ulang dan listrik.
Sampah yang dipilah terdiri atas metal, nonmetal, kardus, kaca, plastik, elektronik sampah organik, dan sampah untuk RDF. Menurut statistik Eurostat 2014 , bersama Estonia dan Slovenia, Belgia menjadi negara terbaik perihal pencegahan sampah dan daur ulang di kawasan Eropa.
Sumber: www.worldatlas.com
Negara Persentase sampah daur ulang
1. Jerman 50%
2. Korea Selatan 49%
3. Singapura 47%
4. Hong Kong 45%
5. Norwegia 34%
6. Swedia 34%
7. Swiss 34%
8. Irlandia 34%
9. Kep. Marshall 31%
10. Belgia 31%
(poe)
Lihat Juga :
tulis komentar anda