Dunia Rayakan Tahun Baru di Rumah
Selasa, 29 Desember 2020 - 06:30 WIB
SYDNEY - Dunia akan merayakan Tahun Baru di rumah saja. Itu menjadi momen bersejarah karena banyak kota di dunia tidak menggelar perayaan pesta kembang api dan menyarankan warganya tetap di rumah. Hanya beberapa kota yang sudah bebas dari Covid-19 menggelar perayaan Tahun Baru secara terbatas.
Sydney, salah satu kota besar di dunia yang kerap melaksanakan perayaan Tahun Baru di Opera House, pemerintahnya melarang pertemuan dalam jumlah besar dikarenakan pandemi korona (Covid-19). Banyak kota lain di dunia pun mengikuti langkah Sydney karena alasan lockdown untuk mencegah meningkatnya jumlah kasus korona.
Hingga kemarin jumlah kasus positif korona di dunia telah mencapai 81,2 juta dengan angka kematian 1,77 juta orang lebih. Setelah kurang lebih setahun dilanda pandemi, beberapa negara, termasuk Indonesia, masih terus berjuang melawan Covid-19. Jumlah kasus korona tertinggi terjadi di Amerika Serikat (AS), yakni 19,5 juta dengan 341,138 kematian. Selanjutnya India, 10 juta kasus positif dan 147.940 kematian. Di Tanah Air, jumlah kasus positif total mencapai 719.219 orang dengan angka kematian 21.452 orang. ( )
Melihat kondisi terkini penyebaran Covid-19, sejumlah pemerintah di dunia memutuskan untuk melarang perayaan Tahun Baru. Perdana Menteri (PM) Negara Bagian New South Wales Gladys Berejiklian misalnya. Otoritas setempat mengeluarkan kebijakan melarang warganya datang pada perayaan Tahun Baru di Sydney. Dia juga membatasi pertemuan di luar ruangan hanya untuk 50 orang. "Kita tidak menciptakan acara pada malam Tahun Baru yang bisa mendorong pergerakan banyak orang," kata Berejiklian, dilansir Reuters, Senin (28/12/2020).
Dia menambahkan, menonton pertunjukan kembang api dari rumah merupakan cara paling aman. "Kita tidak ingin ada kerumunan di pantai atau di sekitar Sydney," paparnya.
Di salah satu kota tersibuk di Australia itu hanya penduduk yang mendapatkan izin dari tempat hiburan yang diizinkan untuk mengikuti perayaan Tahun Baru. Rumah di Sydney juga diizinkan untuk mengundang 10 orang untuk merayakan Tahun Baru.
Polisi New South Wales sudah mengeluarkan 15 pemberitahuan bagi orang warga yang melanggar aturan kesehatan publik sejak malam Natal, termasuk pesta di sebuah rumah yang dihadiri 11 orang di North Bondi. "Ketika sebagian besar warga di sini melakukan hal baik, saya meminta warga untuk tidak melakukan hal bodoh dalam beberapa hari ke depan," kata Menteri Kesehatan negara bagian New South Wales Brad Hazzard. ( )
Otoritas Kota London di Inggris juga mengikuti langkah Sydney. Wali Kota London Sadiq Khan meminta warganya tetap di rumah. Perayaan Tahun Baru dengan pertunjukan kembang api di Thames di sekitar London Eye sudah dibatalkan sejak September lalu. London memastikan tidak ada kerumunan di kota itu. Langkah serupa juga dilakukan di Skotlandia. Acara Hogmanay untuk pertama kalinya digelar secara daring.
Restoran di London menyiasati aturan jam malam yang diberlakukan pada pukul 23.00. Mereka menyediakan paket makan malam sebelum diberlakukan jam malam tersebut. "Kami menggelar perayaan Tahun Baru berupa makan malam dan pertunjukan musik," kata Thomas Kochs, direktur Corinthia London, dilansir Standard. Kochs mengungkapkan, banyak restoran akan merayakan Tahun Baru tepat pukul 22.00 malam dengan pesta sampanye.
Hal senada diungkapkan CEO Hippodrome Simon Thomas di Leicester. Dia mengatakan, bar dan restoran akan merayakan Tahun Baru dari pukul 22.00, ketika perayaan sudah dimulai di Samo. "Sangat penting untuk menandai 2021 secara positif," katanya.
Momen romantisme di Paris pada malam Tahun Baru juga tidak akan bisa dinikmati tahun ini. Itu disebabkan Prancis masih melaksanakan jam malam sejak pukul 20.00 malam. Namun, warga Prancis bisa menonton secara daring pertunjukan Jean-Michel Jarre yang menggelar konser di Kathedral Nortre Dame. ( )
Dubai sebagai kota modern di Timur Tengah pun tetap menerapkan kebijakan jaga jarak dan mengutamakan protokol kesehatan. Pertunjukan di Burj Khalifa dipastikan tidak akan digelar untuk menekan penyebaran virus korona. Pertunjukan pesta kembang api di resor Marina Bay, Singapura, tidak akan digelar. Namun, warga setempat bisa melihat pesta kembali dalam skala lebih kecil di 11 lokasi yang sudah ditentukan. Lokasi tersebut merupakan kawasan perumahan dan juga akan disiarkan langsung melalui akun media sosial.
Hal berbeda justru dilakukan di kota-kota Selandia Baru. Perayaan Tahun Baru di Selandia baru biasanya dipusatkan di Sky Tower dan Harbour Bridge. Wali Kota Auckland Phil Goff mengungkapkan, ucapan terima kasih kepada langkah menakjubkan warga Selandia Baru yang berhasil mengikis korona sehingga pertunjukan perayaan Tahun Baru selama lima menit akan digelar.
"Kami dalam posisi sangat beruntung karena bisa hidup normal. Orang bisa pergi bekerja, sekolah dan berkumpul dengan teman. Ekonomi kami juga selalu terbuka," kata Goff, dilansir Sky News. "Perayaan malam Tahun Baru akan berlangsung spektakuler untuk menjadi kesempatan penting bagi penduduk Auckland."
Bukan hanya Auckland, Taipei, Taiwan, juga akan tetap menggelar perayaan Tahun Baru. Masyarakat yang mengikuti perayaan Tahun Baru wajib menggunakan masker. Bahkan, acara untuk menonton matahari terbit pertama pada 2021 juga tetap digelar di Kota Fulong.
Di New York, AS, acara ball drop di The Times Square yang selama ini menjadi ikon perayaan Tahun Baru tetap akan digelar. Namun, pesta yang biasanya dihadiri ribuan orang tersebut kali ini hanya akan dihadiri penonton dengan jumlah terbatas. Warga pun diminta menonton pesta tersebut di rumah saja. Alasannya apalagi, kecuali persebaran virus korona di New York masih sangat tinggi. "Banyak agenda perayaan Tahun Baru di Times Square akan disiarkan oleh televisi dan online. Masyarakat tak perlu hadir di Times Square," kata TJ Witham, juru bicara The Times Square Alliance, organisasi nirlaba yang menggelar acara Tahun Baru di Times Square, dilansir The New York Times.
Siaran langsung tersebut akan diselenggarakan mulai pukul 18.00 waktu setempat. Banyak aktris dan penyanyi akan ikut tampil dalam pertunjukan tersebut. Tema perayaan Tahun Baru merepresentasikan pelayanan publik, ketahanan, dan semangat manusia. (muh shamil)
Sydney, salah satu kota besar di dunia yang kerap melaksanakan perayaan Tahun Baru di Opera House, pemerintahnya melarang pertemuan dalam jumlah besar dikarenakan pandemi korona (Covid-19). Banyak kota lain di dunia pun mengikuti langkah Sydney karena alasan lockdown untuk mencegah meningkatnya jumlah kasus korona.
Hingga kemarin jumlah kasus positif korona di dunia telah mencapai 81,2 juta dengan angka kematian 1,77 juta orang lebih. Setelah kurang lebih setahun dilanda pandemi, beberapa negara, termasuk Indonesia, masih terus berjuang melawan Covid-19. Jumlah kasus korona tertinggi terjadi di Amerika Serikat (AS), yakni 19,5 juta dengan 341,138 kematian. Selanjutnya India, 10 juta kasus positif dan 147.940 kematian. Di Tanah Air, jumlah kasus positif total mencapai 719.219 orang dengan angka kematian 21.452 orang. ( )
Melihat kondisi terkini penyebaran Covid-19, sejumlah pemerintah di dunia memutuskan untuk melarang perayaan Tahun Baru. Perdana Menteri (PM) Negara Bagian New South Wales Gladys Berejiklian misalnya. Otoritas setempat mengeluarkan kebijakan melarang warganya datang pada perayaan Tahun Baru di Sydney. Dia juga membatasi pertemuan di luar ruangan hanya untuk 50 orang. "Kita tidak menciptakan acara pada malam Tahun Baru yang bisa mendorong pergerakan banyak orang," kata Berejiklian, dilansir Reuters, Senin (28/12/2020).
Dia menambahkan, menonton pertunjukan kembang api dari rumah merupakan cara paling aman. "Kita tidak ingin ada kerumunan di pantai atau di sekitar Sydney," paparnya.
Di salah satu kota tersibuk di Australia itu hanya penduduk yang mendapatkan izin dari tempat hiburan yang diizinkan untuk mengikuti perayaan Tahun Baru. Rumah di Sydney juga diizinkan untuk mengundang 10 orang untuk merayakan Tahun Baru.
Polisi New South Wales sudah mengeluarkan 15 pemberitahuan bagi orang warga yang melanggar aturan kesehatan publik sejak malam Natal, termasuk pesta di sebuah rumah yang dihadiri 11 orang di North Bondi. "Ketika sebagian besar warga di sini melakukan hal baik, saya meminta warga untuk tidak melakukan hal bodoh dalam beberapa hari ke depan," kata Menteri Kesehatan negara bagian New South Wales Brad Hazzard. ( )
Otoritas Kota London di Inggris juga mengikuti langkah Sydney. Wali Kota London Sadiq Khan meminta warganya tetap di rumah. Perayaan Tahun Baru dengan pertunjukan kembang api di Thames di sekitar London Eye sudah dibatalkan sejak September lalu. London memastikan tidak ada kerumunan di kota itu. Langkah serupa juga dilakukan di Skotlandia. Acara Hogmanay untuk pertama kalinya digelar secara daring.
Restoran di London menyiasati aturan jam malam yang diberlakukan pada pukul 23.00. Mereka menyediakan paket makan malam sebelum diberlakukan jam malam tersebut. "Kami menggelar perayaan Tahun Baru berupa makan malam dan pertunjukan musik," kata Thomas Kochs, direktur Corinthia London, dilansir Standard. Kochs mengungkapkan, banyak restoran akan merayakan Tahun Baru tepat pukul 22.00 malam dengan pesta sampanye.
Hal senada diungkapkan CEO Hippodrome Simon Thomas di Leicester. Dia mengatakan, bar dan restoran akan merayakan Tahun Baru dari pukul 22.00, ketika perayaan sudah dimulai di Samo. "Sangat penting untuk menandai 2021 secara positif," katanya.
Momen romantisme di Paris pada malam Tahun Baru juga tidak akan bisa dinikmati tahun ini. Itu disebabkan Prancis masih melaksanakan jam malam sejak pukul 20.00 malam. Namun, warga Prancis bisa menonton secara daring pertunjukan Jean-Michel Jarre yang menggelar konser di Kathedral Nortre Dame. ( )
Dubai sebagai kota modern di Timur Tengah pun tetap menerapkan kebijakan jaga jarak dan mengutamakan protokol kesehatan. Pertunjukan di Burj Khalifa dipastikan tidak akan digelar untuk menekan penyebaran virus korona. Pertunjukan pesta kembang api di resor Marina Bay, Singapura, tidak akan digelar. Namun, warga setempat bisa melihat pesta kembali dalam skala lebih kecil di 11 lokasi yang sudah ditentukan. Lokasi tersebut merupakan kawasan perumahan dan juga akan disiarkan langsung melalui akun media sosial.
Hal berbeda justru dilakukan di kota-kota Selandia Baru. Perayaan Tahun Baru di Selandia baru biasanya dipusatkan di Sky Tower dan Harbour Bridge. Wali Kota Auckland Phil Goff mengungkapkan, ucapan terima kasih kepada langkah menakjubkan warga Selandia Baru yang berhasil mengikis korona sehingga pertunjukan perayaan Tahun Baru selama lima menit akan digelar.
"Kami dalam posisi sangat beruntung karena bisa hidup normal. Orang bisa pergi bekerja, sekolah dan berkumpul dengan teman. Ekonomi kami juga selalu terbuka," kata Goff, dilansir Sky News. "Perayaan malam Tahun Baru akan berlangsung spektakuler untuk menjadi kesempatan penting bagi penduduk Auckland."
Bukan hanya Auckland, Taipei, Taiwan, juga akan tetap menggelar perayaan Tahun Baru. Masyarakat yang mengikuti perayaan Tahun Baru wajib menggunakan masker. Bahkan, acara untuk menonton matahari terbit pertama pada 2021 juga tetap digelar di Kota Fulong.
Di New York, AS, acara ball drop di The Times Square yang selama ini menjadi ikon perayaan Tahun Baru tetap akan digelar. Namun, pesta yang biasanya dihadiri ribuan orang tersebut kali ini hanya akan dihadiri penonton dengan jumlah terbatas. Warga pun diminta menonton pesta tersebut di rumah saja. Alasannya apalagi, kecuali persebaran virus korona di New York masih sangat tinggi. "Banyak agenda perayaan Tahun Baru di Times Square akan disiarkan oleh televisi dan online. Masyarakat tak perlu hadir di Times Square," kata TJ Witham, juru bicara The Times Square Alliance, organisasi nirlaba yang menggelar acara Tahun Baru di Times Square, dilansir The New York Times.
Siaran langsung tersebut akan diselenggarakan mulai pukul 18.00 waktu setempat. Banyak aktris dan penyanyi akan ikut tampil dalam pertunjukan tersebut. Tema perayaan Tahun Baru merepresentasikan pelayanan publik, ketahanan, dan semangat manusia. (muh shamil)
(poe)
tulis komentar anda