Respon Laporan KDRT, Tiga Polisi Prancis Ditembak Mati
Rabu, 23 Desember 2020 - 16:40 WIB
PARIS - Tiga petugas polisi Prancis tewas oleh seorang pria bersenjata saat merespon laporan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Prancis tengah. Sementara itu seorang polisi lainnya terluka.
Tersangka, pria berusia 48 tahun yang diketahui pihak berwenang terlibat sengketa hak asuh anak, ditemukan tewas beberapa jam setelah melarikan diri dari rumah di dusun terpencil dekat Saint-Just, sebuah desa di selatan kota Clermont-Ferrand. Hal itu diungkapkan Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin dalam sebuah tweet.
Ia tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang bagaimana pria itu meninggal.
“Pasukan keamanan kami mempertaruhkan nyawa mereka untuk melindungi kami. Ini adalah pahlawan kami,” kata Presiden Emmanuel Macron dalam tweetnya seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (23/12/2020).
Pria itu menembaki dua petugas yang tiba di rumah pada tengah malam setelah mendapatkan laporan tentang serangan domestik.
Satu anggota polisi langsung tewas ditempat dan yang lainnya ditembak di paha sebelum pria itu membakar rumah, tempat seorang wanita naik ke atap.(Baca juga: Ungkap Ayahnya Orang Israel, Kontestan Miss France 2021 Banjir Hinaan )
Dua petugas selanjutnya, yang menyambangi tempat kejadian, kemudian ditembak dan dibunuh, menurut kantor kejaksaan di Clermont-Ferrand.
Bala bantuan polisi dan petugas pemadam kebakaran kemudian datang ke tempat kejadian, dan semua jalan menuju rumah itu ditutup.
Wanita itu berhasil diselamatkan, dan diinterogasi oleh pihak kepolisian.
"Para korban berusia 21, 37 dan 45 tahun," kata Kementerian Dalam Negeri Prancis.
Selain serangan teror, penembakan terhadap petugas polisi di Prancis relatif jarang terjadi.
Mei lalu, seorang pria menembaki polisi dari rumahnya di wilayah Gironde di barat daya Prancis, melukai seorang petugas. Saat hendak menembak lagi, dia ditembak mati oleh polisi.(Baca juga: Empat Orang Didakwa Atas Serangan Pisau di Bekas Kantor Charlie Hebdo )
Tersangka, pria berusia 48 tahun yang diketahui pihak berwenang terlibat sengketa hak asuh anak, ditemukan tewas beberapa jam setelah melarikan diri dari rumah di dusun terpencil dekat Saint-Just, sebuah desa di selatan kota Clermont-Ferrand. Hal itu diungkapkan Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin dalam sebuah tweet.
Ia tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang bagaimana pria itu meninggal.
“Pasukan keamanan kami mempertaruhkan nyawa mereka untuk melindungi kami. Ini adalah pahlawan kami,” kata Presiden Emmanuel Macron dalam tweetnya seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (23/12/2020).
Pria itu menembaki dua petugas yang tiba di rumah pada tengah malam setelah mendapatkan laporan tentang serangan domestik.
Satu anggota polisi langsung tewas ditempat dan yang lainnya ditembak di paha sebelum pria itu membakar rumah, tempat seorang wanita naik ke atap.(Baca juga: Ungkap Ayahnya Orang Israel, Kontestan Miss France 2021 Banjir Hinaan )
Dua petugas selanjutnya, yang menyambangi tempat kejadian, kemudian ditembak dan dibunuh, menurut kantor kejaksaan di Clermont-Ferrand.
Bala bantuan polisi dan petugas pemadam kebakaran kemudian datang ke tempat kejadian, dan semua jalan menuju rumah itu ditutup.
Wanita itu berhasil diselamatkan, dan diinterogasi oleh pihak kepolisian.
"Para korban berusia 21, 37 dan 45 tahun," kata Kementerian Dalam Negeri Prancis.
Selain serangan teror, penembakan terhadap petugas polisi di Prancis relatif jarang terjadi.
Mei lalu, seorang pria menembaki polisi dari rumahnya di wilayah Gironde di barat daya Prancis, melukai seorang petugas. Saat hendak menembak lagi, dia ditembak mati oleh polisi.(Baca juga: Empat Orang Didakwa Atas Serangan Pisau di Bekas Kantor Charlie Hebdo )
(ber)
tulis komentar anda