Warga Brasil Wajib Divaksin COVID-19, Menolak Bisa Disanksi
Jum'at, 18 Desember 2020 - 14:59 WIB
“Apa yang (MA) putuskan? Jika Anda tidak mendapatkan vaksin, saya, presiden republik, gubernur, walikota dapat memberlakukan tindakan pembatasan pada Anda," imbuhnya.
"Anda tidak bisa mendapatkan paspor, Anda tidak bisa mendapatkan SIM. Anda bisa dijadikan tahanan rumah, lihat betapa indahnya itu. Tahanan rumah," cetusnya.(Baca juga: WHO: Beijing Sambut Rencana Pengiriman Tim Investigasi Covid-19 ke China )
Presiden juga menegaskan dia sendiri tidak akan divaksinasi, dengan alasan bahwa dia sudah memiliki kekebalan terhadap virus setelah tertular awal tahun ini, sementara juga menunjukkan potensi efek samping yang merugikan dan kurangnya tanggung jawab hukum untuk pengembang vaksin.
“Di dalam kontrak Pfizer, cukup jelas bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas efek samping apa pun. Jika Anda menjadi buaya, itu masalah Anda,” ujarnya.
"Yang lebih buruk adalah merusak sistem kekebalan orang," imbuhnya. (Baca juga: Macron Lakukan Karantina Mandiri Usai Positif Terinfeksi Covid-19 )
Dengan tidak adanya vaksin yang saat ini disetujui di negara itu, pihak berwenang Brasil belum menetapkan tanggal untuk peluncuran vaksinasi massal. Rencana vaksinasi pemerintah terbaru, yang diterbitkan minggu lalu, ditanggapi dengan skeptis setelah menyatakan bahwa kurang dari seperempat dari 210 juta penduduk negara itu akan menerima dosis pada upaya imunisasi awal.
Namun, dengan jajak pendapat baru-baru ini yang menunjukkan bahwa sekitar 22 persen orang Brasil menentang penggunaan vaksin tersebut, tidak jelas berapa banyak orang yang skeptis akan mengikuti arahan presiden dan langsung menolak suntikan tersebut, sehingga mempertaruhkan putusan yang disahkan oleh keputusan MA.
"Anda tidak bisa mendapatkan paspor, Anda tidak bisa mendapatkan SIM. Anda bisa dijadikan tahanan rumah, lihat betapa indahnya itu. Tahanan rumah," cetusnya.(Baca juga: WHO: Beijing Sambut Rencana Pengiriman Tim Investigasi Covid-19 ke China )
Presiden juga menegaskan dia sendiri tidak akan divaksinasi, dengan alasan bahwa dia sudah memiliki kekebalan terhadap virus setelah tertular awal tahun ini, sementara juga menunjukkan potensi efek samping yang merugikan dan kurangnya tanggung jawab hukum untuk pengembang vaksin.
“Di dalam kontrak Pfizer, cukup jelas bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas efek samping apa pun. Jika Anda menjadi buaya, itu masalah Anda,” ujarnya.
"Yang lebih buruk adalah merusak sistem kekebalan orang," imbuhnya. (Baca juga: Macron Lakukan Karantina Mandiri Usai Positif Terinfeksi Covid-19 )
Dengan tidak adanya vaksin yang saat ini disetujui di negara itu, pihak berwenang Brasil belum menetapkan tanggal untuk peluncuran vaksinasi massal. Rencana vaksinasi pemerintah terbaru, yang diterbitkan minggu lalu, ditanggapi dengan skeptis setelah menyatakan bahwa kurang dari seperempat dari 210 juta penduduk negara itu akan menerima dosis pada upaya imunisasi awal.
Namun, dengan jajak pendapat baru-baru ini yang menunjukkan bahwa sekitar 22 persen orang Brasil menentang penggunaan vaksin tersebut, tidak jelas berapa banyak orang yang skeptis akan mengikuti arahan presiden dan langsung menolak suntikan tersebut, sehingga mempertaruhkan putusan yang disahkan oleh keputusan MA.
(ber)
Lihat Juga :
tulis komentar anda