Pakar Bilang Program Nuklir UAE Beda dengan Iran, Tidak Timbulkan Ancaman

Minggu, 13 Desember 2020 - 23:58 WIB
Pakar Bilang Program Nuklir UAE Beda dengan Iran, Tidak Timbulkan Ancaman
ABU DHABI - Pada 1 Agustus 2020, Uni Emirat Arab (UEA) menjadi negara Arab pertama yang mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir , ketika reaktor pertama dari empat reaktor di stasiun Barakah mencapai titik kritis. Proyek yang akan selesai pada 2021 itu telah menelan biaya USD 24 miliar dan telah menuai banyak kritik, terutama dari Qatar.

Abu Dhabi telah menyatakan bahwa proyeknya bersifat damai. UEA telah menegaskan kembali bahwa mereka tidak berniat untuk memperkaya uraniumnya sendiri atau memproses ulang bahan bakar bekas dan bahkan telah menandatangani protokol Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk meningkatkan kemampuan inspeksi pengawas.

(Baca: UEA Setop Penerbitan Visa Baru untuk Warga 13 Negara Mayoritas Muslim )

Tetapi bagi Qatar, keputusan UEA untuk menggunakan nuklir daripada berkonsentrasi pada pembangkit energi angin dan matahari, yang lebih murah, dan lebih mudah diakses di Teluk, telah menimbulkan tuduhan bahwa Barakah bisa lebih dari sekadar pabrik yang digunakan untuk tujuan sipil.



Namun, menurut Ephraim Asculai, peneliti senior di Institut Studi Keamanan Nasional Israel mengatakan, bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari program nuklir UEA.

"Pembangkit nuklir mereka tidak ada hubungannya dengan tujuan militer. Bagi mereka, itu adalah pernyataan yang ditujukan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa mereka sekarang adalah kekuatan nuklir. Ambisi nuklir telah ada dalam agenda Iran dan Suriah, tapi tidak bagi bagi UEA," ucapnya, seperti dilansir Sputnik.

Para kritikus mengatakan bahwa proyek tersebut masih menimbulkan ancaman bagi kawasan itu, terutama sehubungan dengan dugaan upaya UEA untuk mengambil jalan pintas demi keselamatan. Dalam makalahnya "Ambisi Nuklir Teluk: Reaktor Baru di Uni Emirat Arab", Paul Dorfman menjelaskan alasan mengapa pembangkit listrik Abu Dhabi sama dengan mobil tanpa kantung udara atau sabuk pengaman.

(Baca: Pentagon: Uni Emirat Arab Danai Grup Tentara Bayaran Rusia di Libya )

"KEPKO mengakui bahwa desain reaktor Barakah mereka tidak mengandung, bisa dibilang hal yang penting, fitur-fitur seperti penahanan reaktor tambahan atau penangkap inti, keduanya yang merupakan fitur desain yang biasanya diharapkan di semua reaktor nuklir baru di Eropa," tulisnya.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More