Pentagon: Uni Emirat Arab Danai Grup Tentara Bayaran Rusia di Libya
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pentagon menyatakan Uni Emirat Arab (UEA) membantu mendanai grup tentara bayaran Rusia , Wagner, di Libya.
“Penggunaan tentara bayaran Rusia oleh UEA mungkin memperumit konflik di Libya dan membuat Rusia dapat membangun basis di penjuru pantai selatan Eropa,” ungkap pernyataan Pentagon, dilansir Anadolu.
Tuduhan terhadap negara Teluk itu menjadi masalah karena pemerintahan Presiden AS Donald Trump berencana melakukan penjualan senjata senilai USD23 miliar ke UEA, termasuk jet tempur siluman F-35, drone Reaper, rudal udara-ke-udara dan udara-ke-darat serta amunisi lainnya.
Tiga senator AS mengatakan bulan lalu mereka akan memperkenalkan Undang-undang (UU) untuk memblokir penjualan. (Baca Juga: Direktur Gugus Tugas ISIS Mengundurkan Diri dari Pentagon)
Para senator AS itu menekankan kekhawatiran persenjataan itu mungkin membanjiri Timur Tengah dan menyebabkan perlombaan senjata regional. (Lihat Infografis: Turki Miliki Jembatan Lebih Tinggi dari Menara Eiffel)
Saat ini UEA terlibat dalam beberapa perang di kawasan Timur Tengah. UEA bersama Arab Saudi memerangi milisi Houthi di Yaman. (Lihat Video: Warga Lumajang Mengungsi Akibat Letusan Gunung Semeru)
Pertempuran antara koalisi Saudi dan UEA di Yaman telah menewaskan puluhan ribu orang. Sejumlah negara mengecam berbagai serangan koalisi Saudi dan UEA yang banyak menewaskan warga sipil Yaman.
Dalam perang di Yaman, Saudi dan UEA mendapat dukungan persenjataan dari AS dan beberapa negara Eropa. Banyak kalangan menyerukan dihentikannya ekspor senjata Barat ke Saudi dan UEA.
“Penggunaan tentara bayaran Rusia oleh UEA mungkin memperumit konflik di Libya dan membuat Rusia dapat membangun basis di penjuru pantai selatan Eropa,” ungkap pernyataan Pentagon, dilansir Anadolu.
Tuduhan terhadap negara Teluk itu menjadi masalah karena pemerintahan Presiden AS Donald Trump berencana melakukan penjualan senjata senilai USD23 miliar ke UEA, termasuk jet tempur siluman F-35, drone Reaper, rudal udara-ke-udara dan udara-ke-darat serta amunisi lainnya.
Tiga senator AS mengatakan bulan lalu mereka akan memperkenalkan Undang-undang (UU) untuk memblokir penjualan. (Baca Juga: Direktur Gugus Tugas ISIS Mengundurkan Diri dari Pentagon)
Para senator AS itu menekankan kekhawatiran persenjataan itu mungkin membanjiri Timur Tengah dan menyebabkan perlombaan senjata regional. (Lihat Infografis: Turki Miliki Jembatan Lebih Tinggi dari Menara Eiffel)
Saat ini UEA terlibat dalam beberapa perang di kawasan Timur Tengah. UEA bersama Arab Saudi memerangi milisi Houthi di Yaman. (Lihat Video: Warga Lumajang Mengungsi Akibat Letusan Gunung Semeru)
Pertempuran antara koalisi Saudi dan UEA di Yaman telah menewaskan puluhan ribu orang. Sejumlah negara mengecam berbagai serangan koalisi Saudi dan UEA yang banyak menewaskan warga sipil Yaman.
Dalam perang di Yaman, Saudi dan UEA mendapat dukungan persenjataan dari AS dan beberapa negara Eropa. Banyak kalangan menyerukan dihentikannya ekspor senjata Barat ke Saudi dan UEA.
(sya)