Jaksa ICC Ingin Penyelidikan Penuh Kekerasan di Nigeria

Sabtu, 12 Desember 2020 - 03:15 WIB
Penyelidikan penuh oleh ICC, yang didirikan pada 2002 untuk mengadili kejahatan terburuk di dunia, pada akhirnya dapat mengarah pada dakwaan atas kekerasan di negara kaya minyak di Afrika itu, yang dipicu oleh pemberontakan Boko Haram.(Baca juga: 84% Warga Kanada Ingin ICC Selidiki Tuduhan Kejahatan Perang Israel )

Bensouda mengatakan Nigeria telah melakukan beberapa upaya untuk menuntut sebagian besar pejuang Boko Haram yang ditangkap tingkat rendah, sementara otoritas militer mengatakan kepadanya bahwa mereka telah memeriksa, dan menolak, tuduhan terhadap pasukan mereka sendiri.

"Saya telah memberikan cukup waktu untuk proses ini untuk maju, dengan mengingat prinsip saling melengkapi ICC, yang berarti hanya akan terlibat dalam penyelidikan dan penuntutan jika negara anggota tidak dapat atau tidak mau melakukannya," tambahnya.

"Penilaian kami adalah bahwa tidak ada dari persidangan ini yang berhubungan, bahkan secara tidak langsung, dengan bentuk perilaku atau kategori orang yang kemungkinan besar akan menjadi fokus penyelidikan saya," ujar Bensouda.

Sebelumnya kelompok Boko Haram mengaku bertanggung jawab atas pembantaian sekitar 76 pekerja pertanian di daerah di luar ibu kota negara bagian Borno, Maiduguri, di mana puluhan buruh dibantai oleh pria bersenjata di atas sepeda motor awal bulan ini.

Pekerja pertanian juga diikat dan tenggorokan mereka digorok dalam serangan yang diyakini sebagai aksi balas dendam pada penduduk desa karena menangkap anggotanya dan menyerahkan mereka kepada pihak berwenang.(Baca juga: Diikat dan Digorok, Boko Haram Bantai 110 Petani Nigeria di Sawah )

Pembantaian tersebut memicu kecaman internasional yang meluas termasuk oleh kepala Gereja Katolik.

"Saya ingin meyakinkan doa saya untuk Nigeria, di mana darah sekali lagi tertumpah dalam serangan teroris," kata Paus Fransiskus di Vatikan dalam audiensi umum mingguan awal bulan ini.
(ber)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More