Dikarantina Cegah Penyebaran COVID-19, Warga Uganda Justru Saling Bercinta
Kamis, 16 April 2020 - 16:24 WIB
KAMPALA - Otoritas kesehatan di Uganda dibuat pusing dalam menerapkan strategi pencegahan penyebaran virus corona baru, COVID-19. Hal itu dipicu ulah para warga yang justru saling berhubungan seks satu sama lain di tempat karantina.
Alih-alih menjalankan pedoman social distancing untuk membantu negara mengakhiri pandemi virus corona baru, para warga yang dikarantina justru berpotensi menyebarkan virus karena ulah nakal mereka. Mereka yang dikarantina adalah para warga yang berisiko tertular COVID-19 karena riwayat kontak dengan pasien.
Perilaku nakal yang berisiko itu diungkap Sekretaris Tetap Kementerian Kesehatan Uganda, Diana Atwine, pada Rabu.
Menurut Departemen Kesehatan, itu menjadi perkembangan yang mengkhawatirkan karena social distancing adalah salah satu pedoman yang dapat mengekang penyebaran penyakit COVID-19, terutama di antara kelompok yang sudah berisiko tersebut.
Berbicara di Radio One, Diana Atwine mengaku khawatir perilaku nakal para warga yang dikarantina itu akan menggagalkan upaya pemerintah untuk menghentikan penyebaran penyakit COVID-19 karena mereka meninggalkan kamar untuk berhubungan seks dengan orang lain yang mereka temui di pusat karantina.
“Orang-orang Uganda tidak serius. Beberapa yang berada di karantina bahkan sudah mulai melakukan hubungan seksual. Mereka pindah ke kamar orang lain di hotel tempat kami menempatkan mereka. Orang lain seperti di Mulago pindah dari kamar mereka untuk mengunjungi rekan-rekan mereka yang berada di kamar lain, ini terlalu berbahaya dan itu akan mengganggu upaya kami," keluh Atwine, seperti dikutip dari pulse.com.gh, Kamis (16/4/2020).
Dia menjelaskan bahwa ini adalah alasan utama mengapa beberapa orang dikarantina belum dibebaskan meskipun mereka sudah berada di sana selama 14 hari.
Dia menambahkan bahwa pihaknya telah mengerahkan petugas keamanan ke pusat karantina untuk menghentikan atau membatasi pergerakan.
Pada bulan Maret, Departemen Kesehatan menetapkan 17 tempat untuk digunakan sebagai pusat isolasi bagi mereka yang menjalani wajib karantina dalam upaya untuk menghentikan peningkatan kasus infeksi virus corona baru.
Kementerian Kesehatan mengatakan tempat-tempat karantina itu terletak di sekitar kota Kampala dan Kota Entebbe dan dipilih setelah hasil penilaian dianggap layak untuk menjamin keselamatan semua orang terlepas dari status sosial mereka.
Area-area tersebut mencakup hotel, rumah sakit, pondok, dan universitas. Saat ini ada lebih dari 232 orang di bawah karantina.
Uganda, sejauh ini, telah mencatat 54 kasus infeksi cOVID-19 dengan 7 pasien berhasil disembuhkan.
Alih-alih menjalankan pedoman social distancing untuk membantu negara mengakhiri pandemi virus corona baru, para warga yang dikarantina justru berpotensi menyebarkan virus karena ulah nakal mereka. Mereka yang dikarantina adalah para warga yang berisiko tertular COVID-19 karena riwayat kontak dengan pasien.
Perilaku nakal yang berisiko itu diungkap Sekretaris Tetap Kementerian Kesehatan Uganda, Diana Atwine, pada Rabu.
Menurut Departemen Kesehatan, itu menjadi perkembangan yang mengkhawatirkan karena social distancing adalah salah satu pedoman yang dapat mengekang penyebaran penyakit COVID-19, terutama di antara kelompok yang sudah berisiko tersebut.
Berbicara di Radio One, Diana Atwine mengaku khawatir perilaku nakal para warga yang dikarantina itu akan menggagalkan upaya pemerintah untuk menghentikan penyebaran penyakit COVID-19 karena mereka meninggalkan kamar untuk berhubungan seks dengan orang lain yang mereka temui di pusat karantina.
“Orang-orang Uganda tidak serius. Beberapa yang berada di karantina bahkan sudah mulai melakukan hubungan seksual. Mereka pindah ke kamar orang lain di hotel tempat kami menempatkan mereka. Orang lain seperti di Mulago pindah dari kamar mereka untuk mengunjungi rekan-rekan mereka yang berada di kamar lain, ini terlalu berbahaya dan itu akan mengganggu upaya kami," keluh Atwine, seperti dikutip dari pulse.com.gh, Kamis (16/4/2020).
Dia menjelaskan bahwa ini adalah alasan utama mengapa beberapa orang dikarantina belum dibebaskan meskipun mereka sudah berada di sana selama 14 hari.
Dia menambahkan bahwa pihaknya telah mengerahkan petugas keamanan ke pusat karantina untuk menghentikan atau membatasi pergerakan.
Pada bulan Maret, Departemen Kesehatan menetapkan 17 tempat untuk digunakan sebagai pusat isolasi bagi mereka yang menjalani wajib karantina dalam upaya untuk menghentikan peningkatan kasus infeksi virus corona baru.
Kementerian Kesehatan mengatakan tempat-tempat karantina itu terletak di sekitar kota Kampala dan Kota Entebbe dan dipilih setelah hasil penilaian dianggap layak untuk menjamin keselamatan semua orang terlepas dari status sosial mereka.
Area-area tersebut mencakup hotel, rumah sakit, pondok, dan universitas. Saat ini ada lebih dari 232 orang di bawah karantina.
Uganda, sejauh ini, telah mencatat 54 kasus infeksi cOVID-19 dengan 7 pasien berhasil disembuhkan.
(min)
tulis komentar anda