Laporan IAEA: Iran Percepat Pengayaan Uranium di Fasilitas Bawah Tanah
Sabtu, 05 Desember 2020 - 04:04 WIB
WINA - Iran berencana memasang ratusan lagi sentrifugal canggih untuk pengayaan uranium di fasilitas bawah tanah yang melanggar kesepakatan nuklir 2015.
Laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) itu dirilis pada Jumat (4/12), langkah yang akan menambah tekanan pada Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Joe Biden.
Laporan rahasia IAEA yang diperoleh Reuters itu mengatakan Iran berencana memasang tiga kaskade lagi, atau klaster sentrifugal IR-2m canggih di fasilitas bawah tanah di Natanz, yang tampaknya dibangun untuk menahan serangan udara.
Kesepakatan nuklir Iran mengatakan Teheran hanya dapat menggunakan sentrifugal IR-1 generasi pertama, yang kurang efisien, di fasilitas bawah tanah. IR-1 menjadi satu-satunya mesin yang dapat digunakan Iran untuk melakukan pengayaan uranium. (Baca Juga: JCPOA Tidak Cukup, Jerman Ingin Kesepakatan Nuklir 'Plus' dengan Iran)
Iran baru-baru ini memindahkan satu kaskade berisi 174 mesin IR-2m di fasilitas bawah tanah di Natanz dan melakukan pengayaan uranium dengannya. (Lihat Infografis: Begini Cara Kerja Vaksin yang Akan Melindungi Tubuh dari Covid-19)
Mereka merencanakan memasang dua kaskade lagi model canggih lainnya di sana, selain 5.060 mesin IR-1 yang telah melakukan pengayaan selama bertahun-tahun di fasilitas yang dibangun untuk lebih dari 50.000 mesin sentrifugal. (Lihat Video: Tips Menjaga Kebersihan Rumah dari Percikan Droplet dan Virus)
"Dalam surat bertanggal 2 Desember 2020, Iran memberi tahu IAEA bahwa operator Pabrik Pengayaan Bahan Bakar (FEP) di Natanz 'bermaksud memulai pemasangan tiga kaskade mesin sentrifugal IR-2m' di FEP," ungkap laporan IAEA kepada para negara anggota.
Iran telah melanggar banyak pembatasan dalam aktivitas nuklirnya sebagai tanggapan atas penarikan diri Presiden AS Donald Trump dari perjanjian tersebut dan penerapan kembali sanksi ekonomi pada Iran.
Teheran mengatakan pelanggarannya dapat dengan cepat dibatalkan jika sanksi Washington dicabut.
Biden, yang menjabat pada 20 Januari, mengatakan dia akan membawa Amerika Serikat kembali ke dalam kesepakatan jika Iran melanjutkan kepatuhan penuh dengan pembatasan nuklirnya.
“Iran memindahkan IR-2m ke bawah tanah dari fasilitas di atas tanah di Natanz,” ungkap IAEA.
Kaskade tambahan itu termasuk beberapa ratus mesin IR-2m yang dilepas dan disimpan sesuai kesepakatan 2015.
Meski kaskade pertama tidak meningkatkan produksi uranium hasil pengayaan oleh Iran, namun kaskade tambahan akan menambah jumlah uranium pengayaan.
Laporan triwulanan terakhir IAEA di Iran bulan lalu menunjukkan Teheran telah menimbun lebih dari 2,4 ton uranium pengayaan. Jumlah itu 12 kali lipat dari 202,8 kg uranium pengayaan yang diizinkan dimiliki berdasarkan kesepakatan.
Itu masih sebagian kecil dari lebih 8 ton yang dimiliki Iran sebelum kesepakatan 2015 dan sejak saat itu belum memperkaya uranium hingga lebih dari 4,5%. Iran mencapai 20% sebelum 2015, mendekati 90% uranium pengayaan tingkat senjata.
Badan intelijen Amerika Serikat (AS) dan IAEA yakin Iran memiliki program senjata nuklir yang terkoordinasi dan rahasia yang dihentikan pada 2003, saat pembangunan rahasia Natanz diungkap kelompok oposisi di pengasingan.
Kesepakatan 2015 bertujuan menjauhkan Iran dari kemampuan memproduksi bom nuklir. Teheran menegaskan tidak bertujuan membuat senjata nuklir.
Laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) itu dirilis pada Jumat (4/12), langkah yang akan menambah tekanan pada Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Joe Biden.
Laporan rahasia IAEA yang diperoleh Reuters itu mengatakan Iran berencana memasang tiga kaskade lagi, atau klaster sentrifugal IR-2m canggih di fasilitas bawah tanah di Natanz, yang tampaknya dibangun untuk menahan serangan udara.
Kesepakatan nuklir Iran mengatakan Teheran hanya dapat menggunakan sentrifugal IR-1 generasi pertama, yang kurang efisien, di fasilitas bawah tanah. IR-1 menjadi satu-satunya mesin yang dapat digunakan Iran untuk melakukan pengayaan uranium. (Baca Juga: JCPOA Tidak Cukup, Jerman Ingin Kesepakatan Nuklir 'Plus' dengan Iran)
Iran baru-baru ini memindahkan satu kaskade berisi 174 mesin IR-2m di fasilitas bawah tanah di Natanz dan melakukan pengayaan uranium dengannya. (Lihat Infografis: Begini Cara Kerja Vaksin yang Akan Melindungi Tubuh dari Covid-19)
Mereka merencanakan memasang dua kaskade lagi model canggih lainnya di sana, selain 5.060 mesin IR-1 yang telah melakukan pengayaan selama bertahun-tahun di fasilitas yang dibangun untuk lebih dari 50.000 mesin sentrifugal. (Lihat Video: Tips Menjaga Kebersihan Rumah dari Percikan Droplet dan Virus)
"Dalam surat bertanggal 2 Desember 2020, Iran memberi tahu IAEA bahwa operator Pabrik Pengayaan Bahan Bakar (FEP) di Natanz 'bermaksud memulai pemasangan tiga kaskade mesin sentrifugal IR-2m' di FEP," ungkap laporan IAEA kepada para negara anggota.
Iran telah melanggar banyak pembatasan dalam aktivitas nuklirnya sebagai tanggapan atas penarikan diri Presiden AS Donald Trump dari perjanjian tersebut dan penerapan kembali sanksi ekonomi pada Iran.
Teheran mengatakan pelanggarannya dapat dengan cepat dibatalkan jika sanksi Washington dicabut.
Biden, yang menjabat pada 20 Januari, mengatakan dia akan membawa Amerika Serikat kembali ke dalam kesepakatan jika Iran melanjutkan kepatuhan penuh dengan pembatasan nuklirnya.
“Iran memindahkan IR-2m ke bawah tanah dari fasilitas di atas tanah di Natanz,” ungkap IAEA.
Kaskade tambahan itu termasuk beberapa ratus mesin IR-2m yang dilepas dan disimpan sesuai kesepakatan 2015.
Meski kaskade pertama tidak meningkatkan produksi uranium hasil pengayaan oleh Iran, namun kaskade tambahan akan menambah jumlah uranium pengayaan.
Laporan triwulanan terakhir IAEA di Iran bulan lalu menunjukkan Teheran telah menimbun lebih dari 2,4 ton uranium pengayaan. Jumlah itu 12 kali lipat dari 202,8 kg uranium pengayaan yang diizinkan dimiliki berdasarkan kesepakatan.
Itu masih sebagian kecil dari lebih 8 ton yang dimiliki Iran sebelum kesepakatan 2015 dan sejak saat itu belum memperkaya uranium hingga lebih dari 4,5%. Iran mencapai 20% sebelum 2015, mendekati 90% uranium pengayaan tingkat senjata.
Badan intelijen Amerika Serikat (AS) dan IAEA yakin Iran memiliki program senjata nuklir yang terkoordinasi dan rahasia yang dihentikan pada 2003, saat pembangunan rahasia Natanz diungkap kelompok oposisi di pengasingan.
Kesepakatan 2015 bertujuan menjauhkan Iran dari kemampuan memproduksi bom nuklir. Teheran menegaskan tidak bertujuan membuat senjata nuklir.
(sya)
tulis komentar anda