Arab Saudi Bantah Terlibat dalam Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran
Rabu, 02 Desember 2020 - 05:37 WIB
RIYADH - Menteri Luar Negeri Arab Saudi , Adel al-Jubeir, membantah negaranya terlibat dalam pembunuhan ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh .
Bantahan itu dilontarkan melalui akun Twitter-nya menanggapi tuduhan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif yang mengklaim bahwa pembunuhan ilmuwan itu adalah plot Arab Saudi-Amerika Serikat (AS)-Israel.
"Bukan kebijakan Arab Saudi untuk terlibat dalam pembunuhan," kata al-Jubeir seperti dikutip dari Xinhua, Rabu (2/12/2020).
Pada awal 2016, Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran setelah misi diplomatik Saudi di Iran diserang oleh warga Iran yang memprotes eksekusi 47 orang oleh Saudi atas tuduhan terorisme, termasuk ulama Syiah Saudi Namir al-Namir.
Kementerian Pertahanan Iran mengatakan Fakhrizadeh dibunuh pada hari Jumat di dekat ibukota Iran, Teheran oleh "teroris bersenjata."
Fakhrizadeh, yang telah lama dicurigai oleh pemerintah Barat dan Israel sebagai dalang program senjata nuklir rahasia Iran, disergap di jalan raya di dekat Teheran pada hari Jumat dan ditembak mati di dalam mobilnya.
Para ulama dan penguasa militer Iran menyalahkan musuh bebuyutan Teheran; Israel, atas pembunuhan itu. Iran di masa lalu menuduh Israel membunuh beberapa ilmuwan nuklir Iran sejak 2010.
Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak mengomentari pembunuhan itu. Seorang menteri kabinet Israel, Tzachi Hanegbi, kemarin mengatakan dia tidak tahu siapa yang melakukan itu.
Pada hari Minggu, surat kabar garis keras Kayhan, yang pemimpin redaksi-nya ditunjuk Ayatollah Ali Khamenei, menyerukan serangan ke kota pelabuhan Haifa di Israel, jika peran Israel dalam pembunuhan Fakhrizadeh terbukti.(Baca juga: Ilmuwan Nuklirnya Dibunuh, Iran Didesak Serang Haifa Israel )
Menanggapi ancaman Iran, Israel memperingatkan para diplomatnya di semua misi penjuru dunia agar waspada dengan balas dendam dari Teheran.(Baca juga: Takut Balasan Iran, Israel Peringatkan Diplomatnya di Penjuru Dunia )
Bantahan itu dilontarkan melalui akun Twitter-nya menanggapi tuduhan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif yang mengklaim bahwa pembunuhan ilmuwan itu adalah plot Arab Saudi-Amerika Serikat (AS)-Israel.
"Bukan kebijakan Arab Saudi untuk terlibat dalam pembunuhan," kata al-Jubeir seperti dikutip dari Xinhua, Rabu (2/12/2020).
Pada awal 2016, Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran setelah misi diplomatik Saudi di Iran diserang oleh warga Iran yang memprotes eksekusi 47 orang oleh Saudi atas tuduhan terorisme, termasuk ulama Syiah Saudi Namir al-Namir.
Kementerian Pertahanan Iran mengatakan Fakhrizadeh dibunuh pada hari Jumat di dekat ibukota Iran, Teheran oleh "teroris bersenjata."
Fakhrizadeh, yang telah lama dicurigai oleh pemerintah Barat dan Israel sebagai dalang program senjata nuklir rahasia Iran, disergap di jalan raya di dekat Teheran pada hari Jumat dan ditembak mati di dalam mobilnya.
Para ulama dan penguasa militer Iran menyalahkan musuh bebuyutan Teheran; Israel, atas pembunuhan itu. Iran di masa lalu menuduh Israel membunuh beberapa ilmuwan nuklir Iran sejak 2010.
Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak mengomentari pembunuhan itu. Seorang menteri kabinet Israel, Tzachi Hanegbi, kemarin mengatakan dia tidak tahu siapa yang melakukan itu.
Pada hari Minggu, surat kabar garis keras Kayhan, yang pemimpin redaksi-nya ditunjuk Ayatollah Ali Khamenei, menyerukan serangan ke kota pelabuhan Haifa di Israel, jika peran Israel dalam pembunuhan Fakhrizadeh terbukti.(Baca juga: Ilmuwan Nuklirnya Dibunuh, Iran Didesak Serang Haifa Israel )
Menanggapi ancaman Iran, Israel memperingatkan para diplomatnya di semua misi penjuru dunia agar waspada dengan balas dendam dari Teheran.(Baca juga: Takut Balasan Iran, Israel Peringatkan Diplomatnya di Penjuru Dunia )
(ber)
tulis komentar anda