Mogok Makan Selama 103 Hari, Israel Bebaskan Tahanan Palestina
Jum'at, 27 November 2020 - 05:18 WIB
Lahir pada tahun 1971 di desa Salileh, dekat kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki, ayah dari enam anak ini telah dipenjara oleh otoritas Israel setidaknya lima kali sejak dia berusia 18 tahun setidaknya selama lima tahun.
Ia ditahan selama tujuh bulan pada tahun 1989, selama dua tahun mulai tahun 2004, 16 bulan mulai tahun 2009, 11 bulan pada tahun 2018 dan terakhir pada bulan Juli.
Penahanan administratif pertama kali diterapkan di Palestina di bawah Mandat Inggris dan sejak itu diadopsi oleh Israel. Banyak tahanan Palestina telah melakukan mogok makan untuk memprotes praktik tersebut.(Baca juga: Satu Dekade Pendudukan Israel Buat Palestina Merugi hingga Rp270 Triliun )
Menurut kelompok hak asasi tahanan Palestina Addameer, 4.400 warga Palestina ditahan oleh Israel pada Oktober, dengan 350 dari mereka ditempatkan di bawah penahanan administratif.
Ia ditahan selama tujuh bulan pada tahun 1989, selama dua tahun mulai tahun 2004, 16 bulan mulai tahun 2009, 11 bulan pada tahun 2018 dan terakhir pada bulan Juli.
Penahanan administratif pertama kali diterapkan di Palestina di bawah Mandat Inggris dan sejak itu diadopsi oleh Israel. Banyak tahanan Palestina telah melakukan mogok makan untuk memprotes praktik tersebut.(Baca juga: Satu Dekade Pendudukan Israel Buat Palestina Merugi hingga Rp270 Triliun )
Menurut kelompok hak asasi tahanan Palestina Addameer, 4.400 warga Palestina ditahan oleh Israel pada Oktober, dengan 350 dari mereka ditempatkan di bawah penahanan administratif.
(ber)
tulis komentar anda