Bantah Trump soal Kecurangan, Pemilu 2020 Dinyatakan Paling Aman dalam Sejarah AS
Jum'at, 13 November 2020 - 15:16 WIB
WASHINGTON - Para pejabat pemilu negara bagian dan federal Amerika Serikat (AS), bersama dengan para ahli di sektor swasta, mengatakan bahwa mereka memiliki kepercayaan penuh pada keamanan dan integritas dari pemungutan suara 3 November 2020.
Pernyataan itu mematahkan klaim Presiden Donald Trump dari Partai Republik bahwa ada kecurangan dalam pilpres yang membuat rivalnya dari Partai Demokrat; Joe Biden unggul.
"Pemilu 3 November adalah yang paling aman dalam sejarah Amerika," kata para pejabat pemilu dalam sebuah pernyataan hari Kamis yang dilansir Bloomberg, Jumat (13/11/2020). (Baca: Trump Pecat Bos Pentagon, Persiapan Kudeta Militer terhadap Biden? )
"Tidak ada bukti bahwa sistem pemungutan suara menghapus atau (ada) kehilangan suara, mengubah suara, atau dengan cara apa pun dikompromikan," lanjut pernyataan tersebut.
"Banyak klaim dan peluang yang tidak berdasar untuk informasi yang salah tentang proses pemilu kita," imbuh para pejabat pemilu, yang mendesak rakyat Amerika untuk meminta informasi yang akurat kepada penyelenggara dan pejabat pemilu.
Pernyataan tersebut ditandatangani oleh pejabat dari Dewan Koordinasi Pemerintah Infrastruktur Pemilu, yang berbagi informasi antara pejabat negara bagian, lokal dan federal, dan Dewan Koordinasi Sektor Infrastruktur Pemilu, yang mencakup pemilik dan operator infrastruktur pemilu.
Di antara 10 penandatangan adalah Benjamin Hovland, yang mengetuai Komisi Bantuan Pemilu AS, dan Bob Kolasky, asisten direktur Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA), bagian dari Departemen Keamanan Dalam Negeri. (Baca juga: Panik dengan Hasil Pilpres, Donald Trump Jr Serukan Perang Total )
Pejabat kunci di badan keamanan siber, termasuk kepalanya, Christopher Krebs, mengundurkan diri atau diperkirakan akan dipecat karena Trump menolak untuk mengaku kalah.
Krebs, yang telah menikmati dukungan bipartisan atas perannya dalam membantu menjalankan pemilu AS yang aman pada 2018 dan 2020, telah mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa ia mengharapkan untuk diberhentikan. Hal itu diungkap tiga sumber yang mengetahui diskusi internal.
Krebs dan Ware sama-sama ditunjuk oleh Trump.
“Saya memuji CISA karena tetap teguh dalam komitmennya untuk memberikan informasi yang akurat kepada publik, termasuk pernyataannya hari ini bahwa tidak ada bukti bahwa sistem pemilu telah dikompromikan minggu lalu,” kata Bennie Thompson, ketua Komite Keamanan Dalam Negeri Parlemen AS yang juga seorang politisi Demokrat dari Mississippi.
"Bagaimanapun, desas-desus bahwa presiden mungkin akan membersihkan 'rumah' di CISA, dengan seorang pejabat tingkat tinggi dilaporkan telah meminta untuk mengundurkan diri. Ini berbahaya," ujarnya.
Pernyataan itu mematahkan klaim Presiden Donald Trump dari Partai Republik bahwa ada kecurangan dalam pilpres yang membuat rivalnya dari Partai Demokrat; Joe Biden unggul.
"Pemilu 3 November adalah yang paling aman dalam sejarah Amerika," kata para pejabat pemilu dalam sebuah pernyataan hari Kamis yang dilansir Bloomberg, Jumat (13/11/2020). (Baca: Trump Pecat Bos Pentagon, Persiapan Kudeta Militer terhadap Biden? )
"Tidak ada bukti bahwa sistem pemungutan suara menghapus atau (ada) kehilangan suara, mengubah suara, atau dengan cara apa pun dikompromikan," lanjut pernyataan tersebut.
"Banyak klaim dan peluang yang tidak berdasar untuk informasi yang salah tentang proses pemilu kita," imbuh para pejabat pemilu, yang mendesak rakyat Amerika untuk meminta informasi yang akurat kepada penyelenggara dan pejabat pemilu.
Pernyataan tersebut ditandatangani oleh pejabat dari Dewan Koordinasi Pemerintah Infrastruktur Pemilu, yang berbagi informasi antara pejabat negara bagian, lokal dan federal, dan Dewan Koordinasi Sektor Infrastruktur Pemilu, yang mencakup pemilik dan operator infrastruktur pemilu.
Di antara 10 penandatangan adalah Benjamin Hovland, yang mengetuai Komisi Bantuan Pemilu AS, dan Bob Kolasky, asisten direktur Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA), bagian dari Departemen Keamanan Dalam Negeri. (Baca juga: Panik dengan Hasil Pilpres, Donald Trump Jr Serukan Perang Total )
Pejabat kunci di badan keamanan siber, termasuk kepalanya, Christopher Krebs, mengundurkan diri atau diperkirakan akan dipecat karena Trump menolak untuk mengaku kalah.
Krebs, yang telah menikmati dukungan bipartisan atas perannya dalam membantu menjalankan pemilu AS yang aman pada 2018 dan 2020, telah mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa ia mengharapkan untuk diberhentikan. Hal itu diungkap tiga sumber yang mengetahui diskusi internal.
Krebs dan Ware sama-sama ditunjuk oleh Trump.
“Saya memuji CISA karena tetap teguh dalam komitmennya untuk memberikan informasi yang akurat kepada publik, termasuk pernyataannya hari ini bahwa tidak ada bukti bahwa sistem pemilu telah dikompromikan minggu lalu,” kata Bennie Thompson, ketua Komite Keamanan Dalam Negeri Parlemen AS yang juga seorang politisi Demokrat dari Mississippi.
"Bagaimanapun, desas-desus bahwa presiden mungkin akan membersihkan 'rumah' di CISA, dengan seorang pejabat tingkat tinggi dilaporkan telah meminta untuk mengundurkan diri. Ini berbahaya," ujarnya.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda