Ada Ancaman Penembakan Massal Jika Biden Menang Pilpres AS, FBI Beraksi
Sabtu, 07 November 2020 - 10:11 WIB
WASHINGTON - FBI (Biro Investigasi Federal) beraksi dengan meluncurkan penyelidikan setelah seorang pria membuat ancaman akan melakukan penembakan massal di Amerika Serikat (AS). Pria mengancam akan mengumbar banyak tembakan jika calon presiden (capres) Partai Demokrat Joe Biden menang pemilihan presiden ( pilpres ).
Ancaman dilontarkan tersangka melalui media sosial. "FBI mengetahui ancaman online yang dilaporkan dan sedang bekerja dengan mitra kami untuk menyelidikinya," kata Laura Eimiller, pejabat dari FBI, dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Fox 5 DC, Sabtu (7/11/2020). (Baca: Panik dengan Hasil Pilpres AS, Donald Trump Jr Serukan Perang Total )
"Subjek saat ini sedang dievaluasi oleh pejabat negara bagian. Pemerintah federal belum melakukan penangkapan atau mengajukan tuntutan apa pun saat ini. Tidak ada ancaman yang diketahui terhadap keselamatan publik berdasarkan insiden ini," ujar Eimiller.
Pejabat FBI itu tidak merinci wilayah atau negara bagian mana yang mendapat ancaman penembakan massal oleh tersangka.
Sementara itu, The Los Angeles Times melaporkan bahwa tersangka telah ditangkap oleh anggota satuan tugas gabungan dari petugas penegak hukum federal dan lokal. Media itu, mengutip sumber yang mengetahui penyelidikan tersebut, mengatakan bahwa diagnosis kesehatan mental dapat digunakan untuk menahan pria tersebut.
Tersangka dilaporkan ditahan oleh kelompok CT6, yang digambarkan sebagai unit yang menangani ancaman teror dalam negeri AS.
"Dalam sebuah video yang di-posting ke Instagram, pria itu berkata, 'Jika Biden masuk, saya hanya akan melakukan seperti penembak sekolah, singkirkan saja semua Demokrat ini'," tulis The Los Angeles Times.
Ketegangan meningkat terkait hasil pilpres yang memanas. Setelah Hari Pemilihan 3 November, suara dari beberapa negara bagian medan pertempuran utama masih dihitung. Ketika semua pihak menunggu hasilnya, para warga di banyak kota di AS, termasuk Washington DC, New York City, Philadelphia dan lainnya, turun ke jalan.
Ancaman dilontarkan tersangka melalui media sosial. "FBI mengetahui ancaman online yang dilaporkan dan sedang bekerja dengan mitra kami untuk menyelidikinya," kata Laura Eimiller, pejabat dari FBI, dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Fox 5 DC, Sabtu (7/11/2020). (Baca: Panik dengan Hasil Pilpres AS, Donald Trump Jr Serukan Perang Total )
"Subjek saat ini sedang dievaluasi oleh pejabat negara bagian. Pemerintah federal belum melakukan penangkapan atau mengajukan tuntutan apa pun saat ini. Tidak ada ancaman yang diketahui terhadap keselamatan publik berdasarkan insiden ini," ujar Eimiller.
Pejabat FBI itu tidak merinci wilayah atau negara bagian mana yang mendapat ancaman penembakan massal oleh tersangka.
Sementara itu, The Los Angeles Times melaporkan bahwa tersangka telah ditangkap oleh anggota satuan tugas gabungan dari petugas penegak hukum federal dan lokal. Media itu, mengutip sumber yang mengetahui penyelidikan tersebut, mengatakan bahwa diagnosis kesehatan mental dapat digunakan untuk menahan pria tersebut.
Tersangka dilaporkan ditahan oleh kelompok CT6, yang digambarkan sebagai unit yang menangani ancaman teror dalam negeri AS.
"Dalam sebuah video yang di-posting ke Instagram, pria itu berkata, 'Jika Biden masuk, saya hanya akan melakukan seperti penembak sekolah, singkirkan saja semua Demokrat ini'," tulis The Los Angeles Times.
Ketegangan meningkat terkait hasil pilpres yang memanas. Setelah Hari Pemilihan 3 November, suara dari beberapa negara bagian medan pertempuran utama masih dihitung. Ketika semua pihak menunggu hasilnya, para warga di banyak kota di AS, termasuk Washington DC, New York City, Philadelphia dan lainnya, turun ke jalan.
(min)
tulis komentar anda