Dampak Pandemi Covid-19, Kapal Pesiar Berkarat dan Keuangan Sekarat
Selasa, 03 November 2020 - 06:35 WIB
Pembongkaran
Ketika kapal pesiar tiba di Aliga, kapal itu akan dibongkar dan dipereteli untuk dijual per komponen. Semua yang ada di dalam kabin dicopot, mulai dari furnitur hingga kamar mandi. Begitu juga dengan pernak-pernik dan aksesoris interior. Semuanya akan dijual murah kepada kolektor atau para pebisnis lokal.
“Menyaksikan objek begitu besar dipereteli di pinggir pantai merupakan pemandangan yang luar biasa, tapi juga menyedihkan,” kata Peter Knego, kolektor furnitur kapal pesiar untuk menghiasi rumahnya.
“Saya seperti sedang menyaksikan film fiksi ilmiah. Saya juga sering mengunjungi tempat seperti ini di dunia,” ucapnya. (Baca juga: 5 Cara Ajarkan Anak Rajin Gosok Gigi di Rumah)
Demi memulihkan bisnis kapal pesiar, pebisnis sempat berdiskusi tentang pembuatan interior khusus anti-Covid-19. Sebagaimana diketahui, interior kapal pesiar sering diperbaharui untuk menciptakan kesan baru dan menarik. Ahli kelautan Chris Frame mengatakan penambahan ruangan juga perlu dilakukan.
Para pengusaha kapal pesiar juga mencoba mematuhi protokol kesehatan dengan mengurangi jumlah penumpang dan menghindari penumpukan di satu lokasi. Namun, rencana itu belum juga menarik pelanggan. Beberapa perusahaan bahkan terpaksa memulangkan awak kapal ke rumahnya masing-masing.
“Jika sampai dipulangkan, berarti bisnis mereka terpukul sangat keras. Biasanya, kapal akan diparkir dan selalu siap untuk beroperasi kapan saja. Namun, bisnis ini sepertinya tidak akan pulih seperti semula pada tahun ini,” kata Miller. “Jika dalam enam bulan tak ada perubahan, banyak perusahaan akan bangkrut,” katanya
Satu dari ratusan kapal pesiar yang kesulitan mencari pelanggan ialah Scarlet Lady milik Virgin Voyages. Pada tingkat ini masa depan industri pelayaran semakin tidak menentu meskipun banyak perusahaan yang berjuang bangkit dalam beberapa bulan terakhir sebab banyak penumpang yang cemas dan tidak puas. (Lihat videonya: Gubernur DKI Umumkan Kenaikan UMP 2021 di Tengah Pandemi)
Menurut Frame, beberapa perusahaan akan tumbang, tapi beberapa akan mampu bertahan. Salah satu kunci utamanya ialah mampu beradaptasi. Cunard dan P&O Cruises juga memiliki sejarah panjang dan berhasil melalui berbagai krisis, mulai dari wabah penyakit, perang, hingga perubahan budaya perjalanan. “Saya kira industri pelayaran akan mampu bangkit secara perlahan," ujar Miller. (Muh Shamil)
Ketika kapal pesiar tiba di Aliga, kapal itu akan dibongkar dan dipereteli untuk dijual per komponen. Semua yang ada di dalam kabin dicopot, mulai dari furnitur hingga kamar mandi. Begitu juga dengan pernak-pernik dan aksesoris interior. Semuanya akan dijual murah kepada kolektor atau para pebisnis lokal.
“Menyaksikan objek begitu besar dipereteli di pinggir pantai merupakan pemandangan yang luar biasa, tapi juga menyedihkan,” kata Peter Knego, kolektor furnitur kapal pesiar untuk menghiasi rumahnya.
“Saya seperti sedang menyaksikan film fiksi ilmiah. Saya juga sering mengunjungi tempat seperti ini di dunia,” ucapnya. (Baca juga: 5 Cara Ajarkan Anak Rajin Gosok Gigi di Rumah)
Demi memulihkan bisnis kapal pesiar, pebisnis sempat berdiskusi tentang pembuatan interior khusus anti-Covid-19. Sebagaimana diketahui, interior kapal pesiar sering diperbaharui untuk menciptakan kesan baru dan menarik. Ahli kelautan Chris Frame mengatakan penambahan ruangan juga perlu dilakukan.
Para pengusaha kapal pesiar juga mencoba mematuhi protokol kesehatan dengan mengurangi jumlah penumpang dan menghindari penumpukan di satu lokasi. Namun, rencana itu belum juga menarik pelanggan. Beberapa perusahaan bahkan terpaksa memulangkan awak kapal ke rumahnya masing-masing.
“Jika sampai dipulangkan, berarti bisnis mereka terpukul sangat keras. Biasanya, kapal akan diparkir dan selalu siap untuk beroperasi kapan saja. Namun, bisnis ini sepertinya tidak akan pulih seperti semula pada tahun ini,” kata Miller. “Jika dalam enam bulan tak ada perubahan, banyak perusahaan akan bangkrut,” katanya
Satu dari ratusan kapal pesiar yang kesulitan mencari pelanggan ialah Scarlet Lady milik Virgin Voyages. Pada tingkat ini masa depan industri pelayaran semakin tidak menentu meskipun banyak perusahaan yang berjuang bangkit dalam beberapa bulan terakhir sebab banyak penumpang yang cemas dan tidak puas. (Lihat videonya: Gubernur DKI Umumkan Kenaikan UMP 2021 di Tengah Pandemi)
Menurut Frame, beberapa perusahaan akan tumbang, tapi beberapa akan mampu bertahan. Salah satu kunci utamanya ialah mampu beradaptasi. Cunard dan P&O Cruises juga memiliki sejarah panjang dan berhasil melalui berbagai krisis, mulai dari wabah penyakit, perang, hingga perubahan budaya perjalanan. “Saya kira industri pelayaran akan mampu bangkit secara perlahan," ujar Miller. (Muh Shamil)
(ysw)
tulis komentar anda