Menlu UEA Dukung Pernyataan Macron tentang Integrasi Muslim
Selasa, 03 November 2020 - 02:02 WIB
DUBAI - Menteri Luar Negeri (Menlu) Uni Emirat Arab (UEA) Anwar Gargash menyerukan umat Islam menerima sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang klaim "integrasi".
(Baca juga : Pilpres Amerika, Joe Biden Diunggulkan IHSG Menghijau )
"(Muslim) harus mendengarkan dengan cermat apa yang dikatakan Macron dalam pidatonya, dia tidak ingin mengisolasi Muslim di Barat, dan dia sepenuhnya benar," ungkap Menlu Anwar Gargash dalam wawancara dengan Harian Jerman Die Welt.
(Baca juga : Koleksi Mobil Donald Trump Tak Bisa Kalahkan Selera Mobil Presiden Amerika ke-36 )
Dia menambahkan, “Muslim perlu diintegrasikan dengan cara yang lebih baik, negara Prancis memiliki hak untuk mencari cara mencapai hal ini secara paralel dengan memerangi ekstremisme dan penutupan masyarakat."
Gargash menolak tuduhan terhadap presiden Prancis bahwa Macron berupaya mengucilkan Muslim. (Baca Juga: Macron Sebut Posisinya Bukan Mendukung Konten Kartun)
Pernyataan menlu UEA itu muncul di tengah protes yang terus berlanjut di dunia Arab dan Muslim terhadap pernyataan Macron tentang Islam di mana dia menuduh Muslim sebagai "separatisme" dan membela penerbitan kartun kontroversial yang menghina Nabi Muhammad. (Lihat Infografis: Lebih Difavoritkan Dunia, Berikut Profil Joe Biden)
Menyusul kampanye boikot produk-produk Prancis yang intens di seluruh dunia Arab dan Muslim, Macron, dalam wawancara dengan Al-Jazeera, menurunkan nada suaranya. (Lihat Video: Debat Calon Presiden AS, Trump vs Biden Panas Sejak Awal)
Macron mengatakan bahwa dia memahami perasaan Muslim atas kartun tersebut.
Prancis dalam kondisi siaga keamanan tingkat tinggi setelah beberapa serangan pisau yang menewaskan sejumlah orang di Paris.
Seorang guru di satu sekolah dipenggal setelah dia menampilkan kartun yang menghina Nabi Muhammad dalam kelas saat pelajaran tentang kebebasan berekspresi.
Setelah itu serangan pisau di gereja di Nice menewaskan tiga orang. Pelaku adalah warga keturunan Tunisia.
(Baca juga : Pilpres Amerika, Joe Biden Diunggulkan IHSG Menghijau )
"(Muslim) harus mendengarkan dengan cermat apa yang dikatakan Macron dalam pidatonya, dia tidak ingin mengisolasi Muslim di Barat, dan dia sepenuhnya benar," ungkap Menlu Anwar Gargash dalam wawancara dengan Harian Jerman Die Welt.
(Baca juga : Koleksi Mobil Donald Trump Tak Bisa Kalahkan Selera Mobil Presiden Amerika ke-36 )
Dia menambahkan, “Muslim perlu diintegrasikan dengan cara yang lebih baik, negara Prancis memiliki hak untuk mencari cara mencapai hal ini secara paralel dengan memerangi ekstremisme dan penutupan masyarakat."
Gargash menolak tuduhan terhadap presiden Prancis bahwa Macron berupaya mengucilkan Muslim. (Baca Juga: Macron Sebut Posisinya Bukan Mendukung Konten Kartun)
Pernyataan menlu UEA itu muncul di tengah protes yang terus berlanjut di dunia Arab dan Muslim terhadap pernyataan Macron tentang Islam di mana dia menuduh Muslim sebagai "separatisme" dan membela penerbitan kartun kontroversial yang menghina Nabi Muhammad. (Lihat Infografis: Lebih Difavoritkan Dunia, Berikut Profil Joe Biden)
Menyusul kampanye boikot produk-produk Prancis yang intens di seluruh dunia Arab dan Muslim, Macron, dalam wawancara dengan Al-Jazeera, menurunkan nada suaranya. (Lihat Video: Debat Calon Presiden AS, Trump vs Biden Panas Sejak Awal)
Macron mengatakan bahwa dia memahami perasaan Muslim atas kartun tersebut.
Prancis dalam kondisi siaga keamanan tingkat tinggi setelah beberapa serangan pisau yang menewaskan sejumlah orang di Paris.
Seorang guru di satu sekolah dipenggal setelah dia menampilkan kartun yang menghina Nabi Muhammad dalam kelas saat pelajaran tentang kebebasan berekspresi.
Setelah itu serangan pisau di gereja di Nice menewaskan tiga orang. Pelaku adalah warga keturunan Tunisia.
(sya)
tulis komentar anda