Guru Belgia Diskors karena Pertontonkan Kartun Nabi Muhammad SAW
Sabtu, 31 Oktober 2020 - 06:37 WIB
BRUSSELS - Otoritas sebuah distrik di Brussel, Belgia, telah menskors seorang guru yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW . Kartun yang menggambarkan sosok Nabi Agung secara terhina itu dipertontonkan kepada murid-muridnya saat membahas pemenggalan terhadap guru sejarah Prancis , Samuel Paty, yang menggunakan gambar yang sama dalam diskusi di kelas.
Guru Belgia, yang bekerja di distrik Molenbeek di Brussel, memperlihatkan salah satu kartun yang sebelumnya diterbitkan oleh majalah satire Prancis; Charlie Hebdo , saat menjelaskan kematian Samuel Paty. (Baca: Guru Dipenggal karena Kartun Nabi Muhammad Picu Demo Besar di Prancis )
"Keputusan kami secara unik didasarkan pada fakta bahwa ini adalah gambar yang tidak senonoh. Jika bukan tentang Nabi, kami akan melakukan hal yang sama," kata pihak Wali Kota Molenbeek melalui seorang juru bicaranya.
Pada gambar yang dimaksud, alat kelamin subjek terlihat saat ia berjongkok telanjang. Murid sekolah yang diajar guru Belgia itu berusia antara 10 sampai 11 tahun. "Dua atau tiga orangtua mengeluh," kata juru bicara itu tanpa merinci identitas sang guru, seperti dikutip AFP, Sabtu (31/10/2020). (Baca: Khamenei: Macron Bodoh, Menghina Nabi Muhammad Harusnya Jadi Kejahatan di Prancis )
Samuel Paty, 47, dibunuh dan dipenggal pada 16 Oktober di Conflans-Sainte-Honorine, di pinggiran Paris, oleh seorang pengungsi Chechnya yang berusia 18 tahun setelah dia dikecam karena telah menunjukkan kartun Nabi Muhammadd kepada murid-muridnya dalam diskusi tentang kebebasan berekspresi di kelas.
Beberapa Muslim menganggap gambar nabi apa pun sebagai penistaan dan pelanggaran terhadap keyakinan mereka. Hukum Prancis sangat sekuler dan kepercayaan agama tidak menerima perlindungan khusus.
Kantor redaksi majalah Charlie Hebdo yang menerbitkan kartun tersebut menjadi sasaran serangan mengerikan pada tahun 2015 yang menewaskan 12 orang.(Baca juga: Setelah Nabi Muhammad, Charlie Hebdo Pajang Kartun Cabul Erdogan )
Menyusul pembunuhan Paty, Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan pembelaan yang berapi-api terhadap kebebasan berekspresi, termasuk hak kartunis untuk mencerca tokoh agama.
Seperti Prancis, Belgia telah mengalami sejumlah serangan dalam beberapa tahun terakhir dan Molenbeek, yang memiliki populasi Muslim yang besar, menjadi terkenal sebagai sarang kelompok radikal.
Juru bicara Wali Kota Molenbeek menekankan skorsing itu bukan hukuman, tapi untuk menjaga ketertiban selama prosedur disiplin dijalankan. Setelah itu, guru tersebut bisa menghadapi tindakan administratif.
Lihat Juga: Siapa Georges Abdallah? Ikon Perjuangan Lebanon yang Dibebaskan setelah Dipenjara 40 Tahun di Prancis
Guru Belgia, yang bekerja di distrik Molenbeek di Brussel, memperlihatkan salah satu kartun yang sebelumnya diterbitkan oleh majalah satire Prancis; Charlie Hebdo , saat menjelaskan kematian Samuel Paty. (Baca: Guru Dipenggal karena Kartun Nabi Muhammad Picu Demo Besar di Prancis )
"Keputusan kami secara unik didasarkan pada fakta bahwa ini adalah gambar yang tidak senonoh. Jika bukan tentang Nabi, kami akan melakukan hal yang sama," kata pihak Wali Kota Molenbeek melalui seorang juru bicaranya.
Pada gambar yang dimaksud, alat kelamin subjek terlihat saat ia berjongkok telanjang. Murid sekolah yang diajar guru Belgia itu berusia antara 10 sampai 11 tahun. "Dua atau tiga orangtua mengeluh," kata juru bicara itu tanpa merinci identitas sang guru, seperti dikutip AFP, Sabtu (31/10/2020). (Baca: Khamenei: Macron Bodoh, Menghina Nabi Muhammad Harusnya Jadi Kejahatan di Prancis )
Samuel Paty, 47, dibunuh dan dipenggal pada 16 Oktober di Conflans-Sainte-Honorine, di pinggiran Paris, oleh seorang pengungsi Chechnya yang berusia 18 tahun setelah dia dikecam karena telah menunjukkan kartun Nabi Muhammadd kepada murid-muridnya dalam diskusi tentang kebebasan berekspresi di kelas.
Beberapa Muslim menganggap gambar nabi apa pun sebagai penistaan dan pelanggaran terhadap keyakinan mereka. Hukum Prancis sangat sekuler dan kepercayaan agama tidak menerima perlindungan khusus.
Kantor redaksi majalah Charlie Hebdo yang menerbitkan kartun tersebut menjadi sasaran serangan mengerikan pada tahun 2015 yang menewaskan 12 orang.(Baca juga: Setelah Nabi Muhammad, Charlie Hebdo Pajang Kartun Cabul Erdogan )
Menyusul pembunuhan Paty, Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan pembelaan yang berapi-api terhadap kebebasan berekspresi, termasuk hak kartunis untuk mencerca tokoh agama.
Seperti Prancis, Belgia telah mengalami sejumlah serangan dalam beberapa tahun terakhir dan Molenbeek, yang memiliki populasi Muslim yang besar, menjadi terkenal sebagai sarang kelompok radikal.
Juru bicara Wali Kota Molenbeek menekankan skorsing itu bukan hukuman, tapi untuk menjaga ketertiban selama prosedur disiplin dijalankan. Setelah itu, guru tersebut bisa menghadapi tindakan administratif.
Lihat Juga: Siapa Georges Abdallah? Ikon Perjuangan Lebanon yang Dibebaskan setelah Dipenjara 40 Tahun di Prancis
(min)
tulis komentar anda