Begini Kronologi Serangan Teror Gereja Nice Prancis yang Tewaskan 3 Orang
Jum'at, 30 Oktober 2020 - 10:42 WIB
NICE - Seorang pria bersenjata pisau asal Tunisia, Brahim Aouissaoui, 21, melakukan serangan di gereja Notre-Dame Basilica di Nice, Prancis , pada Kamis kemarin. Tiga orang tewas, yang salah satunya dipenggal.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan insiden mematikan itu merupakan serangan "teroris Islam". Pelaku ditembak dan ditangkap polisi. Pelaku terus beteriak "Allahu Akbar", bahkan setelah penangkapannya. (Baca: Tiga Tewas dalam Serangan di Gereja Prancis, Satu Korban Dipenggal )
Mengutip laporan Reuters Jumat (30/10/2020) yang bersumber dari polisi Prancis, berikut kronologi serangan mematikan tersebut;
1. Seorang perempuan sexton (pengurus gereja) di gereja Notre-Dame Basilica membuka pintu gereja sekitar pukul 08.30 pagi. Hanya ada sedikit orang di sekitar; Misa pertama pada hari itu sedianya akan dimulai dua jam lagi.
2. Ketika sexton mulai bekerja, seorang pria bersenjata pisau memasuki gereja dan menggorok sexton tersebut. Pelaku juga memenggal seorang wanita tua, dan melukai wanita ketiga. (Baca: Inilah Daftar 10 Serangan Teror Prancis dari Waktu ke Waktu )
3. Sexton dan wanita tua itu meninggal di tempat, wanita ketiga berhasil keluar dari gereja ke kafe terdekat, tetapi dia meninggal karena luka-lukanya. Kematian korban ketiga di kafe tersebut telah dikonfirmasi Wali Kota Nice, Christian Estrosi kepada wartawan di tempat kejadian. Sejauh ini belum ada identitas korban yang disebutkan.
Apa yang terjadi pada saat-saat awal penyerangan di dalam gereja, sebuah bangunan neo-Gothic di alun-alun dengan jajaran pohon di tengah Nice, masih belum jelas. Namun kesaksian dari para saksi, rekaman ponsel, dan pengakuan dari pejabat, memberikan gambaran awal tentang bagaimana serangan itu berakhir.
4. Di beberapa titik selama penyerangan di dalam gereja, seseorang berlari ke toko roti di sebelah gereja, dan meminta staf untuk memanggil polisi. "Saya pikir itu lelucon, saya tidak percaya," kata salah satu staf di toko roti, yang berbicara dengan penyiar Prancis BFMTV dan menyebut namanya sebagai David. (Baca: Twittter Hapus Tweet Mahathir 'Muslim Berhak Bunuh Jutaan Orang Prancis' )
5. David bersikeras bahwa polisi harus dipanggil. Dia berjalan tidak jauh ke sudut Rue d'Italie dan Avenue Jean Medecin, di mana tahun lalu otoritas lokal memasang interkom di depan gereja yang terhubung langsung ke polisi kota.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan insiden mematikan itu merupakan serangan "teroris Islam". Pelaku ditembak dan ditangkap polisi. Pelaku terus beteriak "Allahu Akbar", bahkan setelah penangkapannya. (Baca: Tiga Tewas dalam Serangan di Gereja Prancis, Satu Korban Dipenggal )
Mengutip laporan Reuters Jumat (30/10/2020) yang bersumber dari polisi Prancis, berikut kronologi serangan mematikan tersebut;
1. Seorang perempuan sexton (pengurus gereja) di gereja Notre-Dame Basilica membuka pintu gereja sekitar pukul 08.30 pagi. Hanya ada sedikit orang di sekitar; Misa pertama pada hari itu sedianya akan dimulai dua jam lagi.
2. Ketika sexton mulai bekerja, seorang pria bersenjata pisau memasuki gereja dan menggorok sexton tersebut. Pelaku juga memenggal seorang wanita tua, dan melukai wanita ketiga. (Baca: Inilah Daftar 10 Serangan Teror Prancis dari Waktu ke Waktu )
3. Sexton dan wanita tua itu meninggal di tempat, wanita ketiga berhasil keluar dari gereja ke kafe terdekat, tetapi dia meninggal karena luka-lukanya. Kematian korban ketiga di kafe tersebut telah dikonfirmasi Wali Kota Nice, Christian Estrosi kepada wartawan di tempat kejadian. Sejauh ini belum ada identitas korban yang disebutkan.
Apa yang terjadi pada saat-saat awal penyerangan di dalam gereja, sebuah bangunan neo-Gothic di alun-alun dengan jajaran pohon di tengah Nice, masih belum jelas. Namun kesaksian dari para saksi, rekaman ponsel, dan pengakuan dari pejabat, memberikan gambaran awal tentang bagaimana serangan itu berakhir.
4. Di beberapa titik selama penyerangan di dalam gereja, seseorang berlari ke toko roti di sebelah gereja, dan meminta staf untuk memanggil polisi. "Saya pikir itu lelucon, saya tidak percaya," kata salah satu staf di toko roti, yang berbicara dengan penyiar Prancis BFMTV dan menyebut namanya sebagai David. (Baca: Twittter Hapus Tweet Mahathir 'Muslim Berhak Bunuh Jutaan Orang Prancis' )
5. David bersikeras bahwa polisi harus dipanggil. Dia berjalan tidak jauh ke sudut Rue d'Italie dan Avenue Jean Medecin, di mana tahun lalu otoritas lokal memasang interkom di depan gereja yang terhubung langsung ke polisi kota.
tulis komentar anda