Parlemen Turki Bersatu Kecam Pernyataan Macron tentang Kartun Nabi

Rabu, 28 Oktober 2020 - 06:07 WIB
Para anggota parlemen Turki berkumpul di ruang sidang. Foto/REUTERS
ANKARA - Parlemen Turki menunjukkan persatuan yang langka terjadi untuk mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang kartun yang menghina Nabi Muhammad.

Mereka menyebut komentar Macron itu “retorika sakit” yang berpotensi menyebabkan perpecahan global.

Empat partai, termasuk Partai AK yang berkuasa, aliansinya Partai Gerakan Nasionalis (MHP), oposisi utama sekuler Partai Rakyat Republikan (CHP) dan Partai lyi, mengeluarkan pernyataan bersama yang menyebut sikap Macron dapat menyebabkan konflik destruktif pada rakyat yang berbeda keyakinan.

Permasalahan ini muncul setelah serangan di luar sekolah Prancis pada 16 Oktober saat seorang pria asal Chechnya memenggal Samuel Paty, guru yang menunjukkan pada para murid kartun yang menghina Nabi Muhammad dalam pelajaran tentang kebebasan berbicara.

Kartun itu ditampilkan di Prancis sebagai bentuk solidaritas pada korban pemenggalan. Macron menyatakan dia akan meningkatkan upaya menghentikan keyakinan Islam konservatif mengubah nilai-nilai Prancis. Pernyataan ini membuat marah banyak negara mayoritas Muslim.



"Dengan tindakan sembrono berdalih 'mendukung kebebasan berekspresi', (Macron) memicu konflik, pecahnya dampak global yang dapat berdampak negatif dan mendalam bagi orang-orang dari semua keyakinan," ungkap keempat partai politik itu dalam pernyataan bersama mereka.

Partai Demokrat Rakyat (HDP) yang pro-Kurdi adalah satu-satunya partai di parlemen yang bukan bagian dari deklarasi tersebut. (Baca Juga: Arab Saudi Kecam Kartun yang Menghina Nabi Muhammad SAW)

Presiden Turki Tayyip Erdogan mengkritik tajam Macron pada akhir pekan, mengatakan pemimpin Prancis itu membutuhkan pemeriksaan kesehatan mental. (Lihat Infografis: Daftar Produk Prancis yang Berpotensi Diboikot Dunia Muslim)

Pernyataan Erdogan itu membuat Prancis menarik duta besarnya dari Turki. Pada Senin, Erdogan menyerukan pemboikotan produk-produk Prancis. (Lihat Video: Jelang Libur Panjang, Penumpang Sejumlah Transportasi Meningkat)

Beberapa mitra Prancis di Uni Eropa (UE) berkumpul di sekitar pemimpin Prancis itu. Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengatakan pernyataan Erdogan tentang Macron tidak dapat diterima.

Turki dan Prancis adalah anggota NATO yang telah berselisih mengenai sejumlah masalah, dari Suriah dan Libya, yurisdiksi maritim di Mediterania timur, dan konflik di Nagorno-Karabakh.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(sya)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More