Umat Kristen Arab Ramai-ramai Kecam Penghinaan Prancis terhadap Islam
Senin, 26 Oktober 2020 - 13:16 WIB
DOHA - Umat Kristen Arab pada hari Minggu bergabung dengan mereka yang mengutuk pernyataan baru-baru ini oleh otoritas Prancis terhadap Islam dan Nabi Muhammad .
Pada hari Rabu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dia tidak akan mencegah penerbitan kartun yang menghina Nabi Muhammad dengan dalih kebebasan berekspresi, sebuah pernyataan yang memicu kemarahan di dunia Arab dan Muslim. (Baca: Dewan Cendekiawan Senior Saudi: Menghina Nabi Muhammad Hanya Melayani Esktremis )
Jalal Chahda, seorang penyiar senior dengan saluran berita Al-Jazeera yang berbasis di Qatar, mengatakan dalam sebuah tweet; "Saya Jalal Chahda, seorang Kristen Levantine Arab, dan saya dengan keras menolak dan mencela penghinaan terhadap Nabi Islam, Utusan Tuhan #Mohammad. Berkah dan damai."
Chahda juga melampirkan foto, dengan komentar berbunyi; "Muhammad, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian." Rekan Muslim-nya memuji tweet tersebut. (Baca: Guru Dipenggal karena Kartun Nabi Muhammad Picu Demo Besar di Prancis )
Ghada Owais, presenter Al-Jazeera lainnya yang juga beragama Kristen, men-tweet ulang tweet Chahda, dengan mengatakan: "Saya menolak untuk menyakiti perasaan Muslim atau untuk menggeneralisasi terorisme dan mengaitkannya dengan Islam."
Seorang pengguna Twitter bernama Ayman Dababneh berkomentar; "Siapa yang menyinggung dan tidak menghormati saudara Muslim saya, tidak menghormati saya sebagai seorang Kristen Yordania." Dia juga melampirkan foto yang dengan tulisan berbunyi; "Saya seorang Kristen menentang pelecehan (terhadap) Islam."
Pengguna Twitter bernama Michael Ayoub menulis: "Saya benar-benar membenci orang (yang) menghina agama orang lain atau mengejek-Nya aatau utusan-Nya." (Baca juga: Ada Seruan Timur Tengah Boikot Produk Prancis karena Kartun Nabi, Pasir Gusar )
"Apa yang terjadi di Prancis adalah kemerosotan, dan ini menggarisbawahi bahwa mereka sangat jauh dari ajaran Alkitab," imbuh Ayoub, seperti dikutip Anadolu, Senin (26/10/2020).
Pengguna Twitter, Raymond Maher, menulis; "Sejak kemarin, yang saya lihat di newsfeed Facebook saya hanyalah posting-an orang Kristen yang mengutuk penghinaan terhadap Nabi Muhammad, dan begitulah sifat kami di Mesir. Kami adalah satu (Muslim dan Kristen)."
Di Facebook, puluhan orang Kristen termasuk "Fathi Daniel" dan "Wael Elbatl" mem-posting gambar dengan komentar serupa yang disertai dengan pujian dari umat Islam.
Pengacara Mesir, Nevin Malak, juga men-tweet di bawah tanda pagar "#Against insulting the prophet (Melawan penghinaan nabi)" dengan mengutip beberapa ajaran Alkitab yang menyerukan untuk menghormati agama lain.
Selama beberapa hari terakhir, Prancis telah menyaksikan pemasangan gambar-gambar yang menghina Nabi Muhammad di fasad beberapa bangunan di negara itu.
Selain kartun provokatif, awal bulan ini, Presiden Macron menggambarkan Islam sebagai agama yang sedang dalam krisis dan mengumumkan rencana untuk undang-undang yang lebih keras untuk menangani apa yang disebutnya "separatisme Islam" di Prancis.
Muslim Prancis menuduhnya mencoba menekan agama mereka dan melegitimasi Islamofobia.
Beberapa negara Arab serta Turki dan Pakistan juga mengutuk sikap Macron terhadap Muslim dan Islam, di mana Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pemimpin Prancis itu membutuhkan "pemeriksaan kesehatan mental."
Pada hari Rabu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dia tidak akan mencegah penerbitan kartun yang menghina Nabi Muhammad dengan dalih kebebasan berekspresi, sebuah pernyataan yang memicu kemarahan di dunia Arab dan Muslim. (Baca: Dewan Cendekiawan Senior Saudi: Menghina Nabi Muhammad Hanya Melayani Esktremis )
Jalal Chahda, seorang penyiar senior dengan saluran berita Al-Jazeera yang berbasis di Qatar, mengatakan dalam sebuah tweet; "Saya Jalal Chahda, seorang Kristen Levantine Arab, dan saya dengan keras menolak dan mencela penghinaan terhadap Nabi Islam, Utusan Tuhan #Mohammad. Berkah dan damai."
Chahda juga melampirkan foto, dengan komentar berbunyi; "Muhammad, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian." Rekan Muslim-nya memuji tweet tersebut. (Baca: Guru Dipenggal karena Kartun Nabi Muhammad Picu Demo Besar di Prancis )
Ghada Owais, presenter Al-Jazeera lainnya yang juga beragama Kristen, men-tweet ulang tweet Chahda, dengan mengatakan: "Saya menolak untuk menyakiti perasaan Muslim atau untuk menggeneralisasi terorisme dan mengaitkannya dengan Islam."
Seorang pengguna Twitter bernama Ayman Dababneh berkomentar; "Siapa yang menyinggung dan tidak menghormati saudara Muslim saya, tidak menghormati saya sebagai seorang Kristen Yordania." Dia juga melampirkan foto yang dengan tulisan berbunyi; "Saya seorang Kristen menentang pelecehan (terhadap) Islam."
Pengguna Twitter bernama Michael Ayoub menulis: "Saya benar-benar membenci orang (yang) menghina agama orang lain atau mengejek-Nya aatau utusan-Nya." (Baca juga: Ada Seruan Timur Tengah Boikot Produk Prancis karena Kartun Nabi, Pasir Gusar )
"Apa yang terjadi di Prancis adalah kemerosotan, dan ini menggarisbawahi bahwa mereka sangat jauh dari ajaran Alkitab," imbuh Ayoub, seperti dikutip Anadolu, Senin (26/10/2020).
Pengguna Twitter, Raymond Maher, menulis; "Sejak kemarin, yang saya lihat di newsfeed Facebook saya hanyalah posting-an orang Kristen yang mengutuk penghinaan terhadap Nabi Muhammad, dan begitulah sifat kami di Mesir. Kami adalah satu (Muslim dan Kristen)."
Di Facebook, puluhan orang Kristen termasuk "Fathi Daniel" dan "Wael Elbatl" mem-posting gambar dengan komentar serupa yang disertai dengan pujian dari umat Islam.
Pengacara Mesir, Nevin Malak, juga men-tweet di bawah tanda pagar "#Against insulting the prophet (Melawan penghinaan nabi)" dengan mengutip beberapa ajaran Alkitab yang menyerukan untuk menghormati agama lain.
Selama beberapa hari terakhir, Prancis telah menyaksikan pemasangan gambar-gambar yang menghina Nabi Muhammad di fasad beberapa bangunan di negara itu.
Selain kartun provokatif, awal bulan ini, Presiden Macron menggambarkan Islam sebagai agama yang sedang dalam krisis dan mengumumkan rencana untuk undang-undang yang lebih keras untuk menangani apa yang disebutnya "separatisme Islam" di Prancis.
Muslim Prancis menuduhnya mencoba menekan agama mereka dan melegitimasi Islamofobia.
Beberapa negara Arab serta Turki dan Pakistan juga mengutuk sikap Macron terhadap Muslim dan Islam, di mana Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pemimpin Prancis itu membutuhkan "pemeriksaan kesehatan mental."
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda