Pesan Mengerikan Putin kepada Orang-orang yang Ingin Rusia Hancur
Jum'at, 23 Oktober 2020 - 02:12 WIB
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin menyampaikan pesan yang ditujukan kepada orang-orang maupun negara tertentu yang menginginkan Rusia hancur. Pesannya mengerikan, yakni ancaman kematian.
Putin tidak menyebut negara atau pun pihak yang menginginkan kehancuran Rusia. Namun, Amerika Serikat selama ini yang kerap menjatuhkan sanksi terhadap Moskow. "Kami hanya khawatir tentang satu hal—bagaimana tidak masuk angin di pemakaman Anda," katanya pada hari Kamis (22/10/2020) pada pertemuan Valdai Discussion Club. (Baca: Rusia Dituduh Gunakan Senjata Rahasia untuk Serangan Agen CIA di Australia )
"Memperkuat negara kita dan melihat apa yang terjadi di dunia, di negara lain, saya ingin mengatakan kepada mereka yang masih menunggu kehancuran bertahap Rusia; dalam hal ini, kami hanya mengkhawatirkan satu hal—bagaimana tidak masuk angin di pemakaman Anda," katanya lagi.
Orang nomor satu Kremlin ini mengaku bangga dengan Rusia dan warganya, yang siap melakukan segala kemungkinan untuk saling membantu selama masa sulit pandemi Covid-19.
"Selama saat-saat tersulit pandemi, saya merasa dan, terus terang, masih merasa bangga dengan Rusia, warga kami, dan kesiapan mereka untuk melakukan segala kemungkinan untuk satu sama lain, dan, tentu saja, yang pertama dan terutama, para dokter kami, perawat dan paramedis—semua orang, tanpa pengecualian, yang merupakan pilar dari sistem perawatan kesehatan kita," kata Putin, seperti dikutip Sputniknews, Jumat (23/10/2020). (Baca: Jet Tempur Siluman F-22 AS Cegat Pembom Rusia di Dekat Alaska )
Pemimpin Rusia itu juga mencatat bahwa sementara komunitas internasional mencoba memobilisasi upaya dan pasukannya untuk memerangi pandemi COvid-19, lebih banyak yang bisa dilakukan.
"Dalam menghadapi ancaman (Covid-19) ini, komunitas internasional sedang mencoba untuk mengambil tindakan tertentu untuk mobilisasinya, dan beberapa hal sudah dilakukan bersama-sama. Namun, saya ingin segera mengatakan bahwa tidak semua yang dibutuhkan (sedang dilakukan) dalam menghadapi tantangan bersama yang sangat besar," paparnya.
Rusia, lanjut Putin, telah berhasil menemukan keseimbangan antara mengutamakan nyawa dan kesehatan warganya selama pandemi virus corona dan secara bersamaan melindungi ekonomi dari guncangannya. (Baca: Putin Usul Perjanjian New START Diperpanjang 1 Tahun )
"Kehidupan dan kesehatan atau warga negara, tidak diragukan lagi, didahulukan. Secara alami, kehidupan dan kesehatan terkait dengan sistem perawatan kesehatan, yang harus didukung kuat oleh anggaran federal dan anggaran lainnya. Ekonomi harus berfungsi untuk pendapatan negara agar tumbuh. Semuanya sangat saling berhubungan. Sangat penting untuk mencapai keseimbangan. Saya pikir kami telah berhasil mencapai keseimbangan ini sejak awal," imbuh Putin.
Di saat yang sama, Presiden Rusia mengecam sanksi ekonomi yang diberlakukan oleh Barat terhadap negara-negara yang berada dalam situasi epidemiologis yang mengerikan di tengah pandemi Covid-19.
"Rusia telah meminta negara-negara lain di PBB untuk mencabut semua (sanksi) ekonomi, setidaknya untuk sementara, atas dasar kemanusiaan. Saya tidak berbicara tentang sanksi terhadap Rusia—saya tidak peduli, kami akan bertahan,—tetapi ada banyak negara lain yang telah bergelut dan masih berjuang dari infeksi virus corona bahkan tidak membutuhkan bantuan dari luar, melainkan hanya mencabut larangan tersebut, setidaknya di bidang kemanusiaan, pada perbekalan kesehatan, pinjaman, peralatan dan transfer teknologi. Murni soal kemanusiaan, bukan? Tapi tidak ada pembatasan yang dicabut karena alasan yang tidak ada hubungannya dengan masalah kemanusiaan," tegas Putin.
Hingga saat ini, lebih dari 41,3 juta orang telah terinfeksi virus corona di seluruh dunia, dengan lebih dari 1,13 juta kematian. Data ini bersumber dari penghitungan Universitas Johns Hopkins. (Baca juga: Putin Ulang Tahun, Rusia Tembakkan Rudal Jelajah Hipersonik Tsirkon )
Valdai Discussion Club diadakan di Moskow dari 20 hingga 22 Oktober. Tema tahun ini adalah "The Lessons of the Pandemic and the New Agenda: How to Turn the World Crisis Into an Opportunity for the World (Pelajaran Pandemi dan Agenda Baru: Bagaimana Mengubah Krisis Dunia Menjadi Peluang bagi Dunia)".
Putin tidak menyebut negara atau pun pihak yang menginginkan kehancuran Rusia. Namun, Amerika Serikat selama ini yang kerap menjatuhkan sanksi terhadap Moskow. "Kami hanya khawatir tentang satu hal—bagaimana tidak masuk angin di pemakaman Anda," katanya pada hari Kamis (22/10/2020) pada pertemuan Valdai Discussion Club. (Baca: Rusia Dituduh Gunakan Senjata Rahasia untuk Serangan Agen CIA di Australia )
"Memperkuat negara kita dan melihat apa yang terjadi di dunia, di negara lain, saya ingin mengatakan kepada mereka yang masih menunggu kehancuran bertahap Rusia; dalam hal ini, kami hanya mengkhawatirkan satu hal—bagaimana tidak masuk angin di pemakaman Anda," katanya lagi.
Orang nomor satu Kremlin ini mengaku bangga dengan Rusia dan warganya, yang siap melakukan segala kemungkinan untuk saling membantu selama masa sulit pandemi Covid-19.
"Selama saat-saat tersulit pandemi, saya merasa dan, terus terang, masih merasa bangga dengan Rusia, warga kami, dan kesiapan mereka untuk melakukan segala kemungkinan untuk satu sama lain, dan, tentu saja, yang pertama dan terutama, para dokter kami, perawat dan paramedis—semua orang, tanpa pengecualian, yang merupakan pilar dari sistem perawatan kesehatan kita," kata Putin, seperti dikutip Sputniknews, Jumat (23/10/2020). (Baca: Jet Tempur Siluman F-22 AS Cegat Pembom Rusia di Dekat Alaska )
Pemimpin Rusia itu juga mencatat bahwa sementara komunitas internasional mencoba memobilisasi upaya dan pasukannya untuk memerangi pandemi COvid-19, lebih banyak yang bisa dilakukan.
"Dalam menghadapi ancaman (Covid-19) ini, komunitas internasional sedang mencoba untuk mengambil tindakan tertentu untuk mobilisasinya, dan beberapa hal sudah dilakukan bersama-sama. Namun, saya ingin segera mengatakan bahwa tidak semua yang dibutuhkan (sedang dilakukan) dalam menghadapi tantangan bersama yang sangat besar," paparnya.
Rusia, lanjut Putin, telah berhasil menemukan keseimbangan antara mengutamakan nyawa dan kesehatan warganya selama pandemi virus corona dan secara bersamaan melindungi ekonomi dari guncangannya. (Baca: Putin Usul Perjanjian New START Diperpanjang 1 Tahun )
"Kehidupan dan kesehatan atau warga negara, tidak diragukan lagi, didahulukan. Secara alami, kehidupan dan kesehatan terkait dengan sistem perawatan kesehatan, yang harus didukung kuat oleh anggaran federal dan anggaran lainnya. Ekonomi harus berfungsi untuk pendapatan negara agar tumbuh. Semuanya sangat saling berhubungan. Sangat penting untuk mencapai keseimbangan. Saya pikir kami telah berhasil mencapai keseimbangan ini sejak awal," imbuh Putin.
Di saat yang sama, Presiden Rusia mengecam sanksi ekonomi yang diberlakukan oleh Barat terhadap negara-negara yang berada dalam situasi epidemiologis yang mengerikan di tengah pandemi Covid-19.
"Rusia telah meminta negara-negara lain di PBB untuk mencabut semua (sanksi) ekonomi, setidaknya untuk sementara, atas dasar kemanusiaan. Saya tidak berbicara tentang sanksi terhadap Rusia—saya tidak peduli, kami akan bertahan,—tetapi ada banyak negara lain yang telah bergelut dan masih berjuang dari infeksi virus corona bahkan tidak membutuhkan bantuan dari luar, melainkan hanya mencabut larangan tersebut, setidaknya di bidang kemanusiaan, pada perbekalan kesehatan, pinjaman, peralatan dan transfer teknologi. Murni soal kemanusiaan, bukan? Tapi tidak ada pembatasan yang dicabut karena alasan yang tidak ada hubungannya dengan masalah kemanusiaan," tegas Putin.
Hingga saat ini, lebih dari 41,3 juta orang telah terinfeksi virus corona di seluruh dunia, dengan lebih dari 1,13 juta kematian. Data ini bersumber dari penghitungan Universitas Johns Hopkins. (Baca juga: Putin Ulang Tahun, Rusia Tembakkan Rudal Jelajah Hipersonik Tsirkon )
Valdai Discussion Club diadakan di Moskow dari 20 hingga 22 Oktober. Tema tahun ini adalah "The Lessons of the Pandemic and the New Agenda: How to Turn the World Crisis Into an Opportunity for the World (Pelajaran Pandemi dan Agenda Baru: Bagaimana Mengubah Krisis Dunia Menjadi Peluang bagi Dunia)".
(min)
tulis komentar anda