Bahas Soal China, Pompeo Sambangi Indonesia dan Asia Selatan
Kamis, 22 Oktober 2020 - 15:19 WIB
Dia menambahkan pertemuannya juga akan termasuk diskusi tentang bagaimana negara-negara bebas dapat bekerja sama untuk menggagalkan ancaman yang ditimbulkan oleh Partai Komunis China.
Di India, Pompeo dan Menteri Pertahanan AS Mark Esper akan bergabung dengan rekan-rekan mereka untuk Dialog Kementerian 2+2 tahunan AS-India yang ketiga. Departemen Luar Negeri AS mengatakan pembicaraan akan ditujukan untuk memajukan kemitraan strategis AS-India dan memperluas kerja sama keamanan.(Baca juga: Esper: Rusia-China Coba Rebut Posisi Pemimpin Militer Dunia Milik AS )
Kedua negara juga akan meletakkan dasar untuk penandatanganan Perjanjian Pertukaran dan Kerja Sama Dasar untuk Kerja Sama Geospasial atau BECA, yang dipandang sebagai kesepakatan strategis akhir yang mengarah pada hubungan keamanan yang lebih dekat.
Washington dan New Delhi juga memperluas kerja sama perdagangan pertahanan mereka. India meningkatkan pembelian peralatan pertahanannya dari AS, dari hampir nol pada tahun 2008 jadi pertumbuhan yang tajam lebih dari USD20 miliar pada akhir tahun 2020.
Pada tahun 2018, India diizinkan untuk menerima akses bebas lisensi ke berbagai teknologi militer dan penggunaan ganda yang diatur oleh Departemen Perdagangan AS.
Selama perjalanannya di Asia Selatan minggu depan, Pompeo juga akan melakukan perjalanan ke Sri Lanka, di mana dia mengatakan akan menggarisbawahi komitmen AS untuk Sri Lanka yang kuat dan berdaulat, sebuah negara pulau kecil yang telah melihat masuknya investasi China pada akhir-akhir dasawarsa ini.
China telah menginvestasikan miliaran dolar di Sri Lanka dalam serangkaian proyek infrastruktur, mulai dari kilang minyak dan jalan raya hingga pelabuhan strategis yang sekarang dioperasikannya. Beijing melihat negara itu, yang terletak dekat dengan jalur pelayaran utama, sebagai penghubung utama dalam inisiatif Belt and Road-nya.
Perjalanan Pompeo ke Male dilakukan setelah AS dan Maladewa menandatangani perjanjian pertahanan pada 10 September untuk memperdalam keterlibatan dan kerja sama dalam perdamaian dan keamanan di kawasan Indo-Pasifik.
Keamanan maritim regional dan perang melawan terorisme menjadi agenda utama, menurut Departemen Luar Negeri.(Lihat video: Minibus Tabrak Truk di Tol Trans Sumatera Kayu Agung, 4 Tewas )
Di India, Pompeo dan Menteri Pertahanan AS Mark Esper akan bergabung dengan rekan-rekan mereka untuk Dialog Kementerian 2+2 tahunan AS-India yang ketiga. Departemen Luar Negeri AS mengatakan pembicaraan akan ditujukan untuk memajukan kemitraan strategis AS-India dan memperluas kerja sama keamanan.(Baca juga: Esper: Rusia-China Coba Rebut Posisi Pemimpin Militer Dunia Milik AS )
Kedua negara juga akan meletakkan dasar untuk penandatanganan Perjanjian Pertukaran dan Kerja Sama Dasar untuk Kerja Sama Geospasial atau BECA, yang dipandang sebagai kesepakatan strategis akhir yang mengarah pada hubungan keamanan yang lebih dekat.
Washington dan New Delhi juga memperluas kerja sama perdagangan pertahanan mereka. India meningkatkan pembelian peralatan pertahanannya dari AS, dari hampir nol pada tahun 2008 jadi pertumbuhan yang tajam lebih dari USD20 miliar pada akhir tahun 2020.
Pada tahun 2018, India diizinkan untuk menerima akses bebas lisensi ke berbagai teknologi militer dan penggunaan ganda yang diatur oleh Departemen Perdagangan AS.
Selama perjalanannya di Asia Selatan minggu depan, Pompeo juga akan melakukan perjalanan ke Sri Lanka, di mana dia mengatakan akan menggarisbawahi komitmen AS untuk Sri Lanka yang kuat dan berdaulat, sebuah negara pulau kecil yang telah melihat masuknya investasi China pada akhir-akhir dasawarsa ini.
China telah menginvestasikan miliaran dolar di Sri Lanka dalam serangkaian proyek infrastruktur, mulai dari kilang minyak dan jalan raya hingga pelabuhan strategis yang sekarang dioperasikannya. Beijing melihat negara itu, yang terletak dekat dengan jalur pelayaran utama, sebagai penghubung utama dalam inisiatif Belt and Road-nya.
Perjalanan Pompeo ke Male dilakukan setelah AS dan Maladewa menandatangani perjanjian pertahanan pada 10 September untuk memperdalam keterlibatan dan kerja sama dalam perdamaian dan keamanan di kawasan Indo-Pasifik.
Keamanan maritim regional dan perang melawan terorisme menjadi agenda utama, menurut Departemen Luar Negeri.(Lihat video: Minibus Tabrak Truk di Tol Trans Sumatera Kayu Agung, 4 Tewas )
(ber)
tulis komentar anda