Bahas Soal China, Pompeo Sambangi Indonesia dan Asia Selatan

Kamis, 22 Oktober 2020 - 15:19 WIB
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. Foto/VOA
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) , Mike Pompeo akan memulai perjalanan selama seminggu ke Asia Selatan pada akhir pekan nanti. Kunjungan ini dilakukan ketika AS berupaya menghadapi tantangan geopolitik dan ekonomi China di kawasan Indo-Pasifik.

Diplomat top AS itu rencananya akan melakukan perjalanan ke New Delhi, India; Kolombo, Sri Lanka; Male, Maladewa; dan Jakarta, Indonesia dari 25-30 Oktober.

"Di setiap perhentian saya akan membahas berbagai topik bilateral, tetapi juga bekerja untuk mencari tahu dengan masing-masing negara tersebut cara terbaik yang dapat kita pastikan bahwa kita bekerja sama untuk mempertahankan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," kata Pompeo saat konferensi pers di Departemen Luar Negeri seperti dikutip dari VOA, Kamis (22/10/2020).

Dalam kunjungannya di Indonesia, Pompeo mengungkapkan ia akan membahas masalah komersial, masalah keamanan, dan masalah diplomatik dan menegaskan visi kedua negara tentang Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka dalam pertemuan dengan para pemimpin Indonesia, termasuk dengan Presiden Joko Widodo.



Dikatakan oleh Pompeo bahwa adalah kepentingan terbaik negara-negara Asia Tenggara untuk melindungi hak maritim mereka dan kemampuan untuk melakukan bisnis, memastikan bahwa kedaulatan mereka dilindungi dari ancaman dari Partai Komunis China.(Baca juga: Inggris Sebut China Coba Bangun Kekuatan Militer Maritim Terbesar di Dunia )

Beijing telah membangun hubungan ekonomi dan diplomatik yang kuat dengan Jakarta. China adalah sumber investasi asing langsung terbesar kedua pada paruh pertama tahun ini.

Asia Tenggara adalah wilayah yang paling terpengaruh oleh klaim teritorial China dan militerisasi fitur tanah yang disengketakan di Laut China Selatan.

Enam pemerintah Asia Tenggara — Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam — memiliki klaim teritorial atau batas laut di Laut China Selatan yang tumpang tindih dengan China.

Meskipun Indonesia tidak dipandang sebagai pihak dalam sengketa Laut China Selatan, Indonesia dalam beberapa kesempatan mendeteksi kapal penangkap ikan atau penjaga pantai China di zona ekonomi eksklusifnya di lepas Kepulauan Natuna di Laut China Selatan.

Dia menambahkan pertemuannya juga akan termasuk diskusi tentang bagaimana negara-negara bebas dapat bekerja sama untuk menggagalkan ancaman yang ditimbulkan oleh Partai Komunis China.

Di India, Pompeo dan Menteri Pertahanan AS Mark Esper akan bergabung dengan rekan-rekan mereka untuk Dialog Kementerian 2+2 tahunan AS-India yang ketiga. Departemen Luar Negeri AS mengatakan pembicaraan akan ditujukan untuk memajukan kemitraan strategis AS-India dan memperluas kerja sama keamanan.(Baca juga: Esper: Rusia-China Coba Rebut Posisi Pemimpin Militer Dunia Milik AS )

Kedua negara juga akan meletakkan dasar untuk penandatanganan Perjanjian Pertukaran dan Kerja Sama Dasar untuk Kerja Sama Geospasial atau BECA, yang dipandang sebagai kesepakatan strategis akhir yang mengarah pada hubungan keamanan yang lebih dekat.

Washington dan New Delhi juga memperluas kerja sama perdagangan pertahanan mereka. India meningkatkan pembelian peralatan pertahanannya dari AS, dari hampir nol pada tahun 2008 jadi pertumbuhan yang tajam lebih dari USD20 miliar pada akhir tahun 2020.

Pada tahun 2018, India diizinkan untuk menerima akses bebas lisensi ke berbagai teknologi militer dan penggunaan ganda yang diatur oleh Departemen Perdagangan AS.

Selama perjalanannya di Asia Selatan minggu depan, Pompeo juga akan melakukan perjalanan ke Sri Lanka, di mana dia mengatakan akan menggarisbawahi komitmen AS untuk Sri Lanka yang kuat dan berdaulat, sebuah negara pulau kecil yang telah melihat masuknya investasi China pada akhir-akhir dasawarsa ini.

China telah menginvestasikan miliaran dolar di Sri Lanka dalam serangkaian proyek infrastruktur, mulai dari kilang minyak dan jalan raya hingga pelabuhan strategis yang sekarang dioperasikannya. Beijing melihat negara itu, yang terletak dekat dengan jalur pelayaran utama, sebagai penghubung utama dalam inisiatif Belt and Road-nya.

Perjalanan Pompeo ke Male dilakukan setelah AS dan Maladewa menandatangani perjanjian pertahanan pada 10 September untuk memperdalam keterlibatan dan kerja sama dalam perdamaian dan keamanan di kawasan Indo-Pasifik.

Keamanan maritim regional dan perang melawan terorisme menjadi agenda utama, menurut Departemen Luar Negeri.(Lihat video: Minibus Tabrak Truk di Tol Trans Sumatera Kayu Agung, 4 Tewas )
(ber)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More