Barang Milik Mantan Pemimpin Dunia Diburu Kolektor
Selasa, 13 Oktober 2020 - 07:01 WIB
Namun demikian, kritikus seni Robert Storr mengungkapkan, seharusnya barang langka tidak hanya dibajak oleh para kolektor semata. Namun, publik harus bisa mengakses barang langka tersebut. "Kolektor memiliki semangat tertentu terhadap koleksinya, tetapi staf museum memiliki kemampuan untuk menulis ulang dan membandingkan wacana sejarah,"katanya.
Pasar Gelap
Sementara di Hong Kong, warisan peninggalan, Mao Zedong, yang hilang September lalu akhirnya ditemukan, Rabu (7/10) lalu. Barang pribadi pendiri Republik Rakyat China itu diduga kuat dijual di pasar gelap dengan nilai jutaan dolar. Namun, beberapa barang tidak lagi seperti aslinya sehingga nilainya turun drastis.
Gulungan catatan Mao Zedong yang ditulis tangan ditemukan sudah terbelah menjadi dua. Tersangka sengaja memotongnya agar lebih mudah dibawa dan dijual, namun dengan harga yang lebih murah. Catatan yang membentang hingga 2,8 meter itu dicuri dari seorang kolektor di daratan utama China pada bulan lalu.
“Nilainya benar-benar terdampak,” ujar kolektor Fu Chunxiao yang senang mengoleksi karya seni revolusioner, dikutip BBC. (Baca juga: Tips Aman ke Dokter Gigi Selama Covid-19)
Selain catatan, Chunxiao juga mengaku kehilangan perangko antik, koin tembaga, dan gulungan tulisan tangan lainnya. Total kerugiannya ditaksir mencapai USD645 juta (Rp9,4 triliun).
Seperti dilansir The South China Morning Post, pencuri hanya mampu menjual potongan catatan Zedong senilai USD64 (Rp1 juta) per potong karena pembeli meyakini catatan itu palsu. Setelah banyak tersebar pengumuman polisi, pembeli lalu datang ke kantor polisi dan membawa dua catatan itu pada 22 September.
“Banyak calon pembeli yang menolak membeli catatan itu karena terlalu panjang dan sulit untuk dipajang atau dipamerkan. Karena itu, pelaku memotongnya menjadi dua,” ujar Inspektur senior, Tony Ho. Chunxiao mengaku sedih melihat barang koleksinya dirusak dan tidak lagi dapat diperbaiki seperti semula.
Polisi sempat menahan pembeli berusia 49 tahun karena dianggap sebagai tersangka pencurian barang antik. Namun, dia kemudian dibebaskan setelah seorang tersangka lainnya ditangkap. Saat ini, polisi Hong Kong masih berupaya mengejar dua buronan yang menjebol rumah Chunxiao. Mereka diyakini masih berkeliaran di Hong Kong.
Pada tahun lalu, catatan otografi yang ditulis Zedong berhasil terjual di rumah lelang senilai 519.000 poundsterling (Rp9,8 miliar). Begitupun dengan mangkok antik dan legendaris kepunyaan Kaisar Kangxi dari Dinasti Qing (1644-1911) terjual senilai HKD239 juta (Rp418 miliar) di rumah lelang Sotheby’s, Hong Kong. (Lihat videonya: Kelompok Geng Motor di Medan Terjaring Razia Polisi)
Pasar Gelap
Sementara di Hong Kong, warisan peninggalan, Mao Zedong, yang hilang September lalu akhirnya ditemukan, Rabu (7/10) lalu. Barang pribadi pendiri Republik Rakyat China itu diduga kuat dijual di pasar gelap dengan nilai jutaan dolar. Namun, beberapa barang tidak lagi seperti aslinya sehingga nilainya turun drastis.
Gulungan catatan Mao Zedong yang ditulis tangan ditemukan sudah terbelah menjadi dua. Tersangka sengaja memotongnya agar lebih mudah dibawa dan dijual, namun dengan harga yang lebih murah. Catatan yang membentang hingga 2,8 meter itu dicuri dari seorang kolektor di daratan utama China pada bulan lalu.
“Nilainya benar-benar terdampak,” ujar kolektor Fu Chunxiao yang senang mengoleksi karya seni revolusioner, dikutip BBC. (Baca juga: Tips Aman ke Dokter Gigi Selama Covid-19)
Selain catatan, Chunxiao juga mengaku kehilangan perangko antik, koin tembaga, dan gulungan tulisan tangan lainnya. Total kerugiannya ditaksir mencapai USD645 juta (Rp9,4 triliun).
Seperti dilansir The South China Morning Post, pencuri hanya mampu menjual potongan catatan Zedong senilai USD64 (Rp1 juta) per potong karena pembeli meyakini catatan itu palsu. Setelah banyak tersebar pengumuman polisi, pembeli lalu datang ke kantor polisi dan membawa dua catatan itu pada 22 September.
“Banyak calon pembeli yang menolak membeli catatan itu karena terlalu panjang dan sulit untuk dipajang atau dipamerkan. Karena itu, pelaku memotongnya menjadi dua,” ujar Inspektur senior, Tony Ho. Chunxiao mengaku sedih melihat barang koleksinya dirusak dan tidak lagi dapat diperbaiki seperti semula.
Polisi sempat menahan pembeli berusia 49 tahun karena dianggap sebagai tersangka pencurian barang antik. Namun, dia kemudian dibebaskan setelah seorang tersangka lainnya ditangkap. Saat ini, polisi Hong Kong masih berupaya mengejar dua buronan yang menjebol rumah Chunxiao. Mereka diyakini masih berkeliaran di Hong Kong.
Pada tahun lalu, catatan otografi yang ditulis Zedong berhasil terjual di rumah lelang senilai 519.000 poundsterling (Rp9,8 miliar). Begitupun dengan mangkok antik dan legendaris kepunyaan Kaisar Kangxi dari Dinasti Qing (1644-1911) terjual senilai HKD239 juta (Rp418 miliar) di rumah lelang Sotheby’s, Hong Kong. (Lihat videonya: Kelompok Geng Motor di Medan Terjaring Razia Polisi)
Lihat Juga :
tulis komentar anda