Barang Milik Mantan Pemimpin Dunia Diburu Kolektor
Selasa, 13 Oktober 2020 - 07:01 WIB
HONG KONG - Barang-barang yang pernah dimiliki presiden atau pemimpin dunia masih diburu dan dihargai mahal oleh para kolektor . Hal itu dikarenakan para kolektor ingin menjadi bagian dari legasi dari para pemimpin tersebut dengan memiliki barang yang dinilai bersejarah.
Tren lelang barang milik pemimpin juga masih kuat meskipun pandemi corona masih mewabah. Salah satu koleksi yang diburu kolektor adalah gaun cocktail yang pernah dipakai Michelle Obama saat masih menjadi Ibu Negara. Barang lainnya adalah jersey bola basket yang pernah digunakan Barack Obama saat masih duduk di bangku sekolah umum. (Baca: Nasihat Indah Aa Gym: Jangan Mempersulit Diri!)
Gaun berwarna hitam Michelle karya Normal Norell itu diperkirakan terjual hingga USD70.000 (Rp1 miliar) dalam lelang Julien’s Auctions, di Beverly Hilss, California, beberapa waktu lalu. Koleksi tersebut dianggap bernilai karena merupakan pakaian yang pertama yang dikenakan Michelle yang menjadi ikon fashion selama delapan tahun menjadi Ibu Negara.
“Barang pribadi keluarga Obama memang kerap diburu para kolektor . Pasalnya, mereka jarang melelang barang pribadi,” kata Kody Frederick, direktur galeri Julien's Auctions.
Nilai fantantis juga diperkirakan dikenakan untuk jersey bola basket Obama saat masih menjadi siswa di Punahou School di Hawaii pada 1979 silam. Koleksi langka itu diperkirakan laku hingga USD200.000 (Rp2,94 miliar). “Kolektor olahraga, kolektor sejarah ingin menjadi bagian dari legasi Presiden Obama,” kata Frederick.
Yang menarik adalah rambut milik Abraham Lincoln. Bagian tubuh paling atas itu dijual lebih dari USD81.000 pada lelang pada September lalu. Rambut itu sangat berharga karena dipotong setelah Lincoln dibunuh pada 1865. Rambut sepanjang dua inchi itu disimpan Lman Beecher Rodd, sepupu mantan Ibu Negara Mary Todd Lincoln.
Mobil limo yang digunakan John F Kennedy saat ditembak pada November 1963 juga diperkirakan bakal laku senilai USD500.000 pada sebuah lelang. Di tengah resesi ekonomi, lelang barang antik milik presiden dan pemimpin dunia masih kuat. Namun, karena panedmi, lelang kerap dilaksanakan secara online.
Dalam pandangan, John Jay Pitman, seorang kolektor barang bersejarah, koleksi barang-barang memorabilia milik tokoh dunia merupakan investasi jangka panjang. Selama kariernya, dia mengaku bisa mendapatkan USD30 juta dari penjualan barang bersejarah yang pernah dikoleksinya. Salah satu koleksi bersejarah yang pernah dikumpulnyanya adalah koin Raja Farouk dari Mesir. Bahkan, dia rela menjual rumahnya demi bisa pergi ke Mesir untuk berburu benda bersejarah. (Baca juga: PSBB Diperpanjang, Sekolah di Jakarta Belum Bisa Terapkan Tatap Muka)
Dalam pandangan James L Haperin, pakar kolektor bersejarah, mengoleksi dokumen bersejarah merupakan insting dasar manusia untuk mendapatkan keuntungan. Dia pernah mengoleksi buku komik roman 1950 hingga kini yang dianggapnya sebagai tujuan jangka panjang. "Semua orang bisa menjadi kolekor, asalkan memiliki prioritas dan kesadaran diri tentang kejujuran. Koleksi tersebut juga bisa menjadi pengingat dalam kehidupan," katanya.
Namun demikian, kritikus seni Robert Storr mengungkapkan, seharusnya barang langka tidak hanya dibajak oleh para kolektor semata. Namun, publik harus bisa mengakses barang langka tersebut. "Kolektor memiliki semangat tertentu terhadap koleksinya, tetapi staf museum memiliki kemampuan untuk menulis ulang dan membandingkan wacana sejarah,"katanya.
Pasar Gelap
Sementara di Hong Kong, warisan peninggalan, Mao Zedong, yang hilang September lalu akhirnya ditemukan, Rabu (7/10) lalu. Barang pribadi pendiri Republik Rakyat China itu diduga kuat dijual di pasar gelap dengan nilai jutaan dolar. Namun, beberapa barang tidak lagi seperti aslinya sehingga nilainya turun drastis.
Gulungan catatan Mao Zedong yang ditulis tangan ditemukan sudah terbelah menjadi dua. Tersangka sengaja memotongnya agar lebih mudah dibawa dan dijual, namun dengan harga yang lebih murah. Catatan yang membentang hingga 2,8 meter itu dicuri dari seorang kolektor di daratan utama China pada bulan lalu.
“Nilainya benar-benar terdampak,” ujar kolektor Fu Chunxiao yang senang mengoleksi karya seni revolusioner, dikutip BBC. (Baca juga: Tips Aman ke Dokter Gigi Selama Covid-19)
Selain catatan, Chunxiao juga mengaku kehilangan perangko antik, koin tembaga, dan gulungan tulisan tangan lainnya. Total kerugiannya ditaksir mencapai USD645 juta (Rp9,4 triliun).
Seperti dilansir The South China Morning Post, pencuri hanya mampu menjual potongan catatan Zedong senilai USD64 (Rp1 juta) per potong karena pembeli meyakini catatan itu palsu. Setelah banyak tersebar pengumuman polisi, pembeli lalu datang ke kantor polisi dan membawa dua catatan itu pada 22 September.
“Banyak calon pembeli yang menolak membeli catatan itu karena terlalu panjang dan sulit untuk dipajang atau dipamerkan. Karena itu, pelaku memotongnya menjadi dua,” ujar Inspektur senior, Tony Ho. Chunxiao mengaku sedih melihat barang koleksinya dirusak dan tidak lagi dapat diperbaiki seperti semula.
Polisi sempat menahan pembeli berusia 49 tahun karena dianggap sebagai tersangka pencurian barang antik. Namun, dia kemudian dibebaskan setelah seorang tersangka lainnya ditangkap. Saat ini, polisi Hong Kong masih berupaya mengejar dua buronan yang menjebol rumah Chunxiao. Mereka diyakini masih berkeliaran di Hong Kong.
Pada tahun lalu, catatan otografi yang ditulis Zedong berhasil terjual di rumah lelang senilai 519.000 poundsterling (Rp9,8 miliar). Begitupun dengan mangkok antik dan legendaris kepunyaan Kaisar Kangxi dari Dinasti Qing (1644-1911) terjual senilai HKD239 juta (Rp418 miliar) di rumah lelang Sotheby’s, Hong Kong. (Lihat videonya: Kelompok Geng Motor di Medan Terjaring Razia Polisi)
Mangkok berdiameter 14,7 sentiemeter itu didekorasi dengan falangcai, penggabungan teknik seni oles enamel asal China dan Barat, dan gambar bunga, termasuk bunga bakung yang sangat jarang tergambar di benda-benda beling kuno China. Dalam pembuatannya, mangkok itu diawasi langsung Kaisar Kangzi pada 1710-an. (Muh Shamil/Andika H Mustaqim)
Tren lelang barang milik pemimpin juga masih kuat meskipun pandemi corona masih mewabah. Salah satu koleksi yang diburu kolektor adalah gaun cocktail yang pernah dipakai Michelle Obama saat masih menjadi Ibu Negara. Barang lainnya adalah jersey bola basket yang pernah digunakan Barack Obama saat masih duduk di bangku sekolah umum. (Baca: Nasihat Indah Aa Gym: Jangan Mempersulit Diri!)
Gaun berwarna hitam Michelle karya Normal Norell itu diperkirakan terjual hingga USD70.000 (Rp1 miliar) dalam lelang Julien’s Auctions, di Beverly Hilss, California, beberapa waktu lalu. Koleksi tersebut dianggap bernilai karena merupakan pakaian yang pertama yang dikenakan Michelle yang menjadi ikon fashion selama delapan tahun menjadi Ibu Negara.
“Barang pribadi keluarga Obama memang kerap diburu para kolektor . Pasalnya, mereka jarang melelang barang pribadi,” kata Kody Frederick, direktur galeri Julien's Auctions.
Nilai fantantis juga diperkirakan dikenakan untuk jersey bola basket Obama saat masih menjadi siswa di Punahou School di Hawaii pada 1979 silam. Koleksi langka itu diperkirakan laku hingga USD200.000 (Rp2,94 miliar). “Kolektor olahraga, kolektor sejarah ingin menjadi bagian dari legasi Presiden Obama,” kata Frederick.
Yang menarik adalah rambut milik Abraham Lincoln. Bagian tubuh paling atas itu dijual lebih dari USD81.000 pada lelang pada September lalu. Rambut itu sangat berharga karena dipotong setelah Lincoln dibunuh pada 1865. Rambut sepanjang dua inchi itu disimpan Lman Beecher Rodd, sepupu mantan Ibu Negara Mary Todd Lincoln.
Mobil limo yang digunakan John F Kennedy saat ditembak pada November 1963 juga diperkirakan bakal laku senilai USD500.000 pada sebuah lelang. Di tengah resesi ekonomi, lelang barang antik milik presiden dan pemimpin dunia masih kuat. Namun, karena panedmi, lelang kerap dilaksanakan secara online.
Dalam pandangan, John Jay Pitman, seorang kolektor barang bersejarah, koleksi barang-barang memorabilia milik tokoh dunia merupakan investasi jangka panjang. Selama kariernya, dia mengaku bisa mendapatkan USD30 juta dari penjualan barang bersejarah yang pernah dikoleksinya. Salah satu koleksi bersejarah yang pernah dikumpulnyanya adalah koin Raja Farouk dari Mesir. Bahkan, dia rela menjual rumahnya demi bisa pergi ke Mesir untuk berburu benda bersejarah. (Baca juga: PSBB Diperpanjang, Sekolah di Jakarta Belum Bisa Terapkan Tatap Muka)
Dalam pandangan James L Haperin, pakar kolektor bersejarah, mengoleksi dokumen bersejarah merupakan insting dasar manusia untuk mendapatkan keuntungan. Dia pernah mengoleksi buku komik roman 1950 hingga kini yang dianggapnya sebagai tujuan jangka panjang. "Semua orang bisa menjadi kolekor, asalkan memiliki prioritas dan kesadaran diri tentang kejujuran. Koleksi tersebut juga bisa menjadi pengingat dalam kehidupan," katanya.
Namun demikian, kritikus seni Robert Storr mengungkapkan, seharusnya barang langka tidak hanya dibajak oleh para kolektor semata. Namun, publik harus bisa mengakses barang langka tersebut. "Kolektor memiliki semangat tertentu terhadap koleksinya, tetapi staf museum memiliki kemampuan untuk menulis ulang dan membandingkan wacana sejarah,"katanya.
Pasar Gelap
Sementara di Hong Kong, warisan peninggalan, Mao Zedong, yang hilang September lalu akhirnya ditemukan, Rabu (7/10) lalu. Barang pribadi pendiri Republik Rakyat China itu diduga kuat dijual di pasar gelap dengan nilai jutaan dolar. Namun, beberapa barang tidak lagi seperti aslinya sehingga nilainya turun drastis.
Gulungan catatan Mao Zedong yang ditulis tangan ditemukan sudah terbelah menjadi dua. Tersangka sengaja memotongnya agar lebih mudah dibawa dan dijual, namun dengan harga yang lebih murah. Catatan yang membentang hingga 2,8 meter itu dicuri dari seorang kolektor di daratan utama China pada bulan lalu.
“Nilainya benar-benar terdampak,” ujar kolektor Fu Chunxiao yang senang mengoleksi karya seni revolusioner, dikutip BBC. (Baca juga: Tips Aman ke Dokter Gigi Selama Covid-19)
Selain catatan, Chunxiao juga mengaku kehilangan perangko antik, koin tembaga, dan gulungan tulisan tangan lainnya. Total kerugiannya ditaksir mencapai USD645 juta (Rp9,4 triliun).
Seperti dilansir The South China Morning Post, pencuri hanya mampu menjual potongan catatan Zedong senilai USD64 (Rp1 juta) per potong karena pembeli meyakini catatan itu palsu. Setelah banyak tersebar pengumuman polisi, pembeli lalu datang ke kantor polisi dan membawa dua catatan itu pada 22 September.
“Banyak calon pembeli yang menolak membeli catatan itu karena terlalu panjang dan sulit untuk dipajang atau dipamerkan. Karena itu, pelaku memotongnya menjadi dua,” ujar Inspektur senior, Tony Ho. Chunxiao mengaku sedih melihat barang koleksinya dirusak dan tidak lagi dapat diperbaiki seperti semula.
Polisi sempat menahan pembeli berusia 49 tahun karena dianggap sebagai tersangka pencurian barang antik. Namun, dia kemudian dibebaskan setelah seorang tersangka lainnya ditangkap. Saat ini, polisi Hong Kong masih berupaya mengejar dua buronan yang menjebol rumah Chunxiao. Mereka diyakini masih berkeliaran di Hong Kong.
Pada tahun lalu, catatan otografi yang ditulis Zedong berhasil terjual di rumah lelang senilai 519.000 poundsterling (Rp9,8 miliar). Begitupun dengan mangkok antik dan legendaris kepunyaan Kaisar Kangxi dari Dinasti Qing (1644-1911) terjual senilai HKD239 juta (Rp418 miliar) di rumah lelang Sotheby’s, Hong Kong. (Lihat videonya: Kelompok Geng Motor di Medan Terjaring Razia Polisi)
Mangkok berdiameter 14,7 sentiemeter itu didekorasi dengan falangcai, penggabungan teknik seni oles enamel asal China dan Barat, dan gambar bunga, termasuk bunga bakung yang sangat jarang tergambar di benda-benda beling kuno China. Dalam pembuatannya, mangkok itu diawasi langsung Kaisar Kangzi pada 1710-an. (Muh Shamil/Andika H Mustaqim)
(ysw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda