Infeksi Ulang Covid-19 Ciptakan Kekhawatiran Mengenai Imunitas
Minggu, 11 Oktober 2020 - 05:15 WIB
BRUSSELS - Dua orang pasien pengidap Covid-19 di dua negara Eropa dilaporkan telah terinfeksi kembali oleh virus tersebut. Laporan ini meningkatkan kekhawatiran tentang kekebalan orang terhadap Covid-19, saat dunia berjuang untuk menjinakkan pandemi.
Kasus-kasus tersebut, di Belgia dan Belanda, mengikuti laporan pada akhir Agustus oleh para peneliti di Hong Kong tentang seorang pria di sana yang kembali tertular Covid-19 setelah empat setengah bulan dinyatakan sembuh, infeksi kedua yang pertama kali didokumentasikan. Pria ini dilaporkan tertular oleh jenis lain dari Covid-19.
(Baca: Ini Alasan Pasien Covid-19 Bisa Kehilangan Indra Penciuman )
Seperti diketahui, Covid-19 telah bermutasi menjadi beberapa jenis virus, sebagian dari mereka lemah dan sebagian lagi hasil mutasi itu lebih menular.
Hal itu telah menimbulkan kekhawatiran tentang kemanjuran vaksin potensial melawan virus, yang telah menewaskan ratusan ribu orang, meskipun para ahli mengatakan perlu ada lebih banyak kasus infeksi ulang agar ini dapat dibenarkan.
Ahli virologi Belgia, Marc Van Ranst mengatakan, kasus di Belgia adalah seorang wanita yang tertular Covid-19 untuk pertama kalinya pada Maret dan kemudian dengan Covid-19 jenis lain pada Juni. "Kasus infeksi ulang lebih lanjut kemungkinan akan muncul ke permukaan," katanya.
Van Ranst mengatakan bahwa wanita berusia 50-an memiliki sangat sedikit antibodi setelah infeksi pertama, meskipun mereka mungkin membatasi penyakitnya. "Kasus infeksi ulang mungkin pengecualian terbatas, meskipun terlalu dini untuk diceritakan dan banyak kemungkinan akan muncul dalam beberapa minggu mendatang," ujarnya.
"Covid-19 tampak lebih stabil daripada virus influenza, tetapi sedang berubah. Virus bermutasi dan itu berarti vaksin potensial tidak akan menjadi vaksin yang akan bertahan selamanya, selama 10 tahun, bahkan mungkin tidak lima tahun. Sama seperti flu, ini harus dirancang ulang secara teratur," ungkapnya, seperti dilansir Japan Today.
Ahli yang duduk di beberapa komite Covid-19 Belgia itu mengatakan, perancang vaksin tidak akan terkejut dengan hal ini. "Kami ingin virus itu lebih stabil daripada yang sebenarnya, tetapi Anda tidak dapat memaksa alam," ujarnya.
Kasus-kasus tersebut, di Belgia dan Belanda, mengikuti laporan pada akhir Agustus oleh para peneliti di Hong Kong tentang seorang pria di sana yang kembali tertular Covid-19 setelah empat setengah bulan dinyatakan sembuh, infeksi kedua yang pertama kali didokumentasikan. Pria ini dilaporkan tertular oleh jenis lain dari Covid-19.
(Baca: Ini Alasan Pasien Covid-19 Bisa Kehilangan Indra Penciuman )
Seperti diketahui, Covid-19 telah bermutasi menjadi beberapa jenis virus, sebagian dari mereka lemah dan sebagian lagi hasil mutasi itu lebih menular.
Hal itu telah menimbulkan kekhawatiran tentang kemanjuran vaksin potensial melawan virus, yang telah menewaskan ratusan ribu orang, meskipun para ahli mengatakan perlu ada lebih banyak kasus infeksi ulang agar ini dapat dibenarkan.
Ahli virologi Belgia, Marc Van Ranst mengatakan, kasus di Belgia adalah seorang wanita yang tertular Covid-19 untuk pertama kalinya pada Maret dan kemudian dengan Covid-19 jenis lain pada Juni. "Kasus infeksi ulang lebih lanjut kemungkinan akan muncul ke permukaan," katanya.
Van Ranst mengatakan bahwa wanita berusia 50-an memiliki sangat sedikit antibodi setelah infeksi pertama, meskipun mereka mungkin membatasi penyakitnya. "Kasus infeksi ulang mungkin pengecualian terbatas, meskipun terlalu dini untuk diceritakan dan banyak kemungkinan akan muncul dalam beberapa minggu mendatang," ujarnya.
"Covid-19 tampak lebih stabil daripada virus influenza, tetapi sedang berubah. Virus bermutasi dan itu berarti vaksin potensial tidak akan menjadi vaksin yang akan bertahan selamanya, selama 10 tahun, bahkan mungkin tidak lima tahun. Sama seperti flu, ini harus dirancang ulang secara teratur," ungkapnya, seperti dilansir Japan Today.
Ahli yang duduk di beberapa komite Covid-19 Belgia itu mengatakan, perancang vaksin tidak akan terkejut dengan hal ini. "Kami ingin virus itu lebih stabil daripada yang sebenarnya, tetapi Anda tidak dapat memaksa alam," ujarnya.
tulis komentar anda