Perang Meluas, Armenia Tembak Jatuh 4 Drone Azerbaijan di Dekat Ibu Kota
Jum'at, 02 Oktober 2020 - 16:00 WIB
YEREVAN - Perang antara Azerbaijan dan Armenia yang semula terjadi di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh , kini meluas setelah Yerevan mengklaim telah menembak jatuh empat drone Azerbaijan. Serangan udara juga menewaskan seorang pria di dalam wilayah Armenia.
Otoritas Armenia mengatakan bahwa empat drone yang dioperasikan oleh Azerbaijan muncul pada Kamis di wilayah udara di atas provinsi Kotayk yang berbatasan dengan Ibu Kota negara; Yerevan. Beberapa drone itu juga sempat muncul di provinsi Gegharkunik di seberang perbatasan Nagorno-Karabakh. (Baca: Netanyahu dan Erdogan Jadi Sekutu dalam Perang Armenia vs Azerbaijan? )
Tiga dari empat drone telah ditembak jatuh pada hari sebelumnya, dan drone keempat ditembak jatuh di dekat Yerevan pada Kamis malam. Klaim itu disampaikan Perdana Menteri Nikol Pashinyan di Facebook yang dilengkapi video ledakan dari jatuhnya drone-drone Azerbaijan.
"Tetap tenang, pertahanan udara sedang bekerja," tulis perwakilan Kementerian Pertahanan Armenia, Artsrun Hovhannisyan, di Facebook, yang mendesak penduduk Yerevan untuk tidak panik.
"Terkadang rudal pertahanan udara mengeluarkan banyak suara, tapi jangan khawatir. Mereka efektif," lanjut dia, seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (2/10/2020).
Salah satu drone telah menembakkan rudal ke desa Mets Masrik, dekat perbatasan dengan Nagorno-Karabakh, yang menewaskan seorang pria berusia 53 tahun dan melukai dua warga sipil lainnya. Demikian disampaikan juru bicara Kementerian Pertahanan Shushan Stepanyan. (Baca juga: Ini Senjata Israel untuk Azerbaijan dalam Perang dengan Armenia )
Menurutnya, desa terdekat Shatvan, yang juga di dalam wilayah Armenia, diserang artileri Azerbaijan.
Insiden-insiden tersebut merupakan eskalasi pertempuran, yang sebelumnya terbatas di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh, wilayah yang dikendalikan etnis Armenia dan telah memerdekakan diri dari Azerbaijan setelah Uni Soviet runtuh.
Gejolak terbaru dimulai pada hari Minggu, di mana kedua belah pihak saling menyalahkan atas kekerasan tersebut. Operasi militer Azerbaijan secara terbuka didukung oleh Ankara, di mana Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa "pendudukan Karabakh harus diakhiri."
Otoritas Armenia mengatakan bahwa empat drone yang dioperasikan oleh Azerbaijan muncul pada Kamis di wilayah udara di atas provinsi Kotayk yang berbatasan dengan Ibu Kota negara; Yerevan. Beberapa drone itu juga sempat muncul di provinsi Gegharkunik di seberang perbatasan Nagorno-Karabakh. (Baca: Netanyahu dan Erdogan Jadi Sekutu dalam Perang Armenia vs Azerbaijan? )
Tiga dari empat drone telah ditembak jatuh pada hari sebelumnya, dan drone keempat ditembak jatuh di dekat Yerevan pada Kamis malam. Klaim itu disampaikan Perdana Menteri Nikol Pashinyan di Facebook yang dilengkapi video ledakan dari jatuhnya drone-drone Azerbaijan.
"Tetap tenang, pertahanan udara sedang bekerja," tulis perwakilan Kementerian Pertahanan Armenia, Artsrun Hovhannisyan, di Facebook, yang mendesak penduduk Yerevan untuk tidak panik.
"Terkadang rudal pertahanan udara mengeluarkan banyak suara, tapi jangan khawatir. Mereka efektif," lanjut dia, seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (2/10/2020).
Salah satu drone telah menembakkan rudal ke desa Mets Masrik, dekat perbatasan dengan Nagorno-Karabakh, yang menewaskan seorang pria berusia 53 tahun dan melukai dua warga sipil lainnya. Demikian disampaikan juru bicara Kementerian Pertahanan Shushan Stepanyan. (Baca juga: Ini Senjata Israel untuk Azerbaijan dalam Perang dengan Armenia )
Menurutnya, desa terdekat Shatvan, yang juga di dalam wilayah Armenia, diserang artileri Azerbaijan.
Insiden-insiden tersebut merupakan eskalasi pertempuran, yang sebelumnya terbatas di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh, wilayah yang dikendalikan etnis Armenia dan telah memerdekakan diri dari Azerbaijan setelah Uni Soviet runtuh.
Gejolak terbaru dimulai pada hari Minggu, di mana kedua belah pihak saling menyalahkan atas kekerasan tersebut. Operasi militer Azerbaijan secara terbuka didukung oleh Ankara, di mana Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa "pendudukan Karabakh harus diakhiri."
Lihat Juga :
tulis komentar anda