Taliban Bantai 20 Pasukan Pemerintah Afghanistan di Tengah Pembicaraan Damai
Jum'at, 18 September 2020 - 00:14 WIB
KABUL - Pertempuran sengit pecah antara pasukan Afghanistan dan militan Taliban , menewaskan 20 tentara pemerintah. Peristiwa ini terjadi ketika pembicaraan damai berlanjut dalam upaya untuk mengakhiri perang 19 tahun di negara itu.
Pertempuran yang terjadi di Provinsi Nangarhar timur itu juga melukai setidaknya 17 anggota pasukan keamanan.
Juru bicara gubernur Nangarhar, Ataullah Khogyani mengatakan, sekitar 30 pejuang Taliban tewas dalam bentrokan itu meskipun kelompok militan tersebut belum berkomentar.
Penjabat Menteri Pertahanan Asadullah Khalid mengatakan bahwa ia berharap pembicaraan damai yang sedang berlangsung di Qatar akan berhasil. Meski begitu ia juga memperingatkan Taliban agar tidak menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan mereka.
"Jika musuh berpikir bahwa mereka dapat menaklukkan segalanya dengan kekerasan, itu adalah mimpi, itu adalah fantasi, itu tidak mungkin dan itu adalah kegilaan," kata Khalid seperti dikutip dari Radio Free Europe, Jumat (18/9/2020).
Pembicaraan damai, bagian dari perjanjian Februari antara Taliban dan Washington, dimulai di Qatar pada 12 September menyusul perselisihan panjang tentang pertukaran tahanan.(Baca juga: PBB Sambut Baik Pembicaraan Damai Taliban dan Afghanistan )
Pemerintah Afghanistan dan sekutunya, termasuk NATO dan Amerika Serikat (AS), menyerukan agar Taliban menyetujui gencatan senjata untuk membantu memajukan apa yang diperkirakan akan berlangsung lama dan mengkancah negosiasi untuk mengakhiri konflik.
Taliban belum menyetujui gencatan senjata dan telah melakukan serangan hampir setiap hari terhadap pasukan keamanan Afghanistan sejak AS dan militan mencapai kesepakatan damai pada Februari lalu yang dapat membuat pasukan asing keluar dari Afghanistan.
Negosiasi pada awalnya diharapkan untuk fokus pada rincian teknis seperti jadwal pembicaraan dan kode etik.
Para negosiator akan membahas gencatan senjata, hak-hak perempuan dan minoritas, dan pelucutan senjata puluhan ribu pejuang Taliban dan milisi yang setia kepada panglima perang, beberapa dari mereka sejalan dengan pemerintah.(Baca juga: Perundingan Damai Afghanistan Bahas Gencatan Senjata dan Hak-Hak Perempuan )
Pertempuran yang terjadi di Provinsi Nangarhar timur itu juga melukai setidaknya 17 anggota pasukan keamanan.
Juru bicara gubernur Nangarhar, Ataullah Khogyani mengatakan, sekitar 30 pejuang Taliban tewas dalam bentrokan itu meskipun kelompok militan tersebut belum berkomentar.
Penjabat Menteri Pertahanan Asadullah Khalid mengatakan bahwa ia berharap pembicaraan damai yang sedang berlangsung di Qatar akan berhasil. Meski begitu ia juga memperingatkan Taliban agar tidak menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan mereka.
"Jika musuh berpikir bahwa mereka dapat menaklukkan segalanya dengan kekerasan, itu adalah mimpi, itu adalah fantasi, itu tidak mungkin dan itu adalah kegilaan," kata Khalid seperti dikutip dari Radio Free Europe, Jumat (18/9/2020).
Pembicaraan damai, bagian dari perjanjian Februari antara Taliban dan Washington, dimulai di Qatar pada 12 September menyusul perselisihan panjang tentang pertukaran tahanan.(Baca juga: PBB Sambut Baik Pembicaraan Damai Taliban dan Afghanistan )
Pemerintah Afghanistan dan sekutunya, termasuk NATO dan Amerika Serikat (AS), menyerukan agar Taliban menyetujui gencatan senjata untuk membantu memajukan apa yang diperkirakan akan berlangsung lama dan mengkancah negosiasi untuk mengakhiri konflik.
Taliban belum menyetujui gencatan senjata dan telah melakukan serangan hampir setiap hari terhadap pasukan keamanan Afghanistan sejak AS dan militan mencapai kesepakatan damai pada Februari lalu yang dapat membuat pasukan asing keluar dari Afghanistan.
Negosiasi pada awalnya diharapkan untuk fokus pada rincian teknis seperti jadwal pembicaraan dan kode etik.
Para negosiator akan membahas gencatan senjata, hak-hak perempuan dan minoritas, dan pelucutan senjata puluhan ribu pejuang Taliban dan milisi yang setia kepada panglima perang, beberapa dari mereka sejalan dengan pemerintah.(Baca juga: Perundingan Damai Afghanistan Bahas Gencatan Senjata dan Hak-Hak Perempuan )
(ber)
Lihat Juga :
tulis komentar anda