Mattis: China Ingkar Janji dengan Militerisasi Laut China Selatan

Kamis, 17 September 2020 - 00:00 WIB
Dia juga merujuk pada dua perang dunia yang terjadi pada abad lalu; “Apakah kita akan menjadi sebodoh orang Eropa, dan dua kali pada abad ke-20 membakar dunia? Atau kita tidak akan melakukan itu?."

Mattis melanjutkan; “Lihat jika Anda ingin bertarung, saya akan bertarung. Saya akan melawan siapa pun. Saya akan melawan Kanada, oke. Tapi saya sudah muak bertengkar. Saya telah menulis cukup banyak surat untuk Ibu. Saya tidak perlu menulis lagi. Dan Anda juga tidak perlu menulisnya."

Menurut Woodward, jenderal AS ingin Wei tahu bahwa perang akan menjadi "luar biasa keras" terhadap China, yang perwira militernya tidak terlibat dalam konflik besar sejak perang dengan Vietnam pada 1979.

"Saya akan memberitahu Anda," kata Mattis kepada Wei. "Negara yang paling ingin saya lawan adalah negara yang seluruh korps perwira belum pernah mendengar tembakan ke arah mereka."

"Perang sangat berbeda dari pelatihan sehingga gelombang kejut akan melewatinya. Saya punya—mungkin 80 persen petugas saya telah ditembak dalam satu atau lain bentuk. Tapi saya memilih untuk tidak membuat mereka mengalami perang lagi."

Tanggapan Wei atas komentar ini tidak disertakan dalam buku Woodward. (Baca juga: Konflik Laut China Selatan, China Utus Menhan Wei Temui Prabowo )

Mattis juga mencatat bahwa AS "bukan bagian dari 100 tahun penghinaan"—periode intervensi dan penaklukan China oleh negara-negara asing dari pertengahan abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

Dia melangkah lebih jauh. "Apakah Anda sadar bahwa Amerika yang menciptakan dunia yang memungkinkan orang-orang China yang bekerja keras untuk mendapatkan keuntungan dan keluar dari kemiskinan?"

Menurut buku tersebut, Wei menjawab; “Ya. Dan kami tahu kami berutang paling banyak pada orang Amerika untuk ini."

Mattis mengumumkan pengunduran dirinya sebagai menteri pertahanan pada 20 Desember setelah gagal meyakinkan Trump untuk mempertimbangkan kembali keputusannya untuk menarik semua pasukan Amerika dari Suriah.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More