Jam-jam Terakhir Kekuasaan Assad: Penipuan, Keputusasaan, dan Pelarian

Senin, 16 Desember 2024 - 04:40 WIB

3. Membiarkan Keluarganya Dibantai Pemberontak

Sepupu dari pihak ibu Assad, Ehab dan Eyad Makhlouf, juga tertinggal saat Damaskus jatuh ke tangan pemberontak, menurut seorang pembantu Suriah dan pejabat keamanan Lebanon.

Pasangan itu mencoba melarikan diri dengan mobil ke Lebanon tetapi disergap di tengah jalan oleh pemberontak yang menembak mati Ehab dan melukai Eyad, kata mereka. Tidak ada konfirmasi resmi atas kematian tersebut, dan Reuters tidak dapat memverifikasi insiden tersebut secara independen.



4. Memilih Kabur ke Rusia

Assad sendiri melarikan diri dari Damaskus dengan pesawat pada hari Minggu 8 Desember, terbang di bawah radar dengan transponder pesawat dimatikan, kata dua diplomat regional, lolos dari cengkeraman pemberontak yang menyerbu ibu kota. Pengunduran diri yang dramatis itu mengakhiri 24 tahun kekuasaannya dan setengah abad kekuasaan keluarganya yang tak terputus dan menghentikan perang saudara selama 13 tahun secara tiba-tiba.

Dia terbang ke pangkalan udara Hmeimim milik Rusia di kota pesisir Latakia, Suriah, dan kemudian ke Moskow.

Keluarga dekat Assad, istri Asma, dan ketiga anak mereka sudah menunggunya di ibu kota Rusia, menurut tiga mantan ajudan dekat dan seorang pejabat senior regional.

Video rumah Assad, yang diambil oleh pemberontak dan warga yang memadati kompleks kepresidenan setelah pelariannya dan diunggah di media sosial, menunjukkan bahwa ia keluar dengan tergesa-gesa, memperlihatkan makanan yang dimasak tertinggal di atas kompor dan beberapa barang pribadi yang tertinggal, seperti album foto keluarga.

5. Tidak Ada Upaya Penyelamatan Militer dari Rusia dan Iran

Tidak akan ada penyelamatan militer dari Rusia, yang intervensinya pada tahun 2015 telah membantu membalikkan keadaan perang saudara demi kepentingan Assad, atau dari sekutu setianya lainnya, Iran.

Hal ini telah dijelaskan dengan jelas kepada pemimpin Suriah tersebut pada hari-hari menjelang kepergiannya, ketika ia mencari bantuan dari berbagai pihak dalam upaya putus asa untuk mempertahankan kekuasaan dan mengamankan keselamatannya, menurut orang-orang yang diwawancarai oleh Reuters.

Assad mengunjungi Moskow pada tanggal 28 November, sehari setelah pasukan pemberontak Suriah memasuki provinsi utara Aleppo dan menyerbu seluruh negeri, tetapi permohonannya untuk intervensi militer tidak digubris oleh Kremlin, yang tidak bersedia campur tangan, kata tiga diplomat regional.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More