Bagaimana Nasib Rusia di Suriah setelah Assad Digulingkan?
Jum'at, 13 Desember 2024 - 04:40 WIB
Respons lemah Rusia terhadap serangan HTS juga akan menghancurkan ilusi kekuatan yang dipupuk oleh intervensi militer pertamanya di Suriah. Rusia mengungguli AS sebagai mitra eksternal yang diinginkan di antara generasi milenial Arab dalam Survei Pemuda Arab 2018. Pendorong utama perubahan ini adalah intervensi tegas Rusia atas nama Assad di Suriah, yang memperkuat citra Moskow sebagai sekutu setia di masa krisis.
"Gagasan tentang kekuatan Rusia ini menarik bahkan bagi pemuda Arab yang sangat menentang pemerintahan Assad di Suriah. Karena Rusia juga mempromosikan "model Suriah" pemberantasan pemberontakan kepada klien di Afrika Sub-Sahara, komponen utama dari pesannya perlu dikerjakan ulang," ujar Ramani.
Karena Turki merupakan jalur penyelamat utama bagi Rusia untuk menghindari sanksi Barat, krisis dalam hubungan terkait Suriah dapat berdampak ekonomi yang luas bagi Moskow. Terkait Apa arti jatuhnya Assad bagi pengaruh regional Iran Analisis Dario Sabaghi Potensi keterlibatan Rusia dengan otoritas baru Suriah Setelah Assad digulingkan, Ketua Komite Pertahanan Duma Negara Andrei Kartapolov mengonfirmasi bahwa Kedutaan Besar Rusia di Damaskus telah menjalin jalur komunikasi dengan HTS.
Peskov mendukung komentar Kartapolov dengan menyoroti pentingnya dialog untuk mempertahankan pangkalan Rusia di Suriah. Hal ini sangat kontras dengan komentar media Rusia, yang menggambarkan kebangkitan HTS sebagai produk perang proksi NATO melawan negara Suriah.
Dialog Rusia dengan HTS mencerminkan upayanya untuk menjangkau Ikhwanul Muslimin Presiden Mesir Mohammed Morsi pada tahun 2012 dan kerja sama yang semakin erat dengan Taliban sejak mereka merebut kembali kekuasaan di Afghanistan pada tahun 2021.
Keterlibatan ini tidak digagalkan oleh penunjukan Rusia terhadap Ikhwanul Muslimin dan Taliban sebagai kelompok teroris. Rusia juga telah menggunakan format negosiasi Astana untuk terlibat dengan tokoh-tokoh oposisi Suriah, seperti Mohammed Alloush dari Jaish al-Islam dan Zakaria Malahifji dari Fastaqim.
"Agar keterlibatan substantif dengan HTS dapat terwujud di pangkalan militernya, Rusia hampir pasti harus membantu upaya untuk menghapus kelompok tersebut dari daftar organisasi teroris yang ditetapkan PBB," tutur Ramani.
"Runtuhnya rezim Assad secara cepat mempermalukan Rusia di saat Rusia mencoba menunjukkan kekuatan menjelang negosiasi potensial mengenai Ukraina. HTS kini memegang kunci untuk mempertahankan status negara adidaya Rusia di Timur Tengah," papar Ramani.
"Gagasan tentang kekuatan Rusia ini menarik bahkan bagi pemuda Arab yang sangat menentang pemerintahan Assad di Suriah. Karena Rusia juga mempromosikan "model Suriah" pemberantasan pemberontakan kepada klien di Afrika Sub-Sahara, komponen utama dari pesannya perlu dikerjakan ulang," ujar Ramani.
4. Ada Kesegananan dengan Turki
Dukungan Turki untuk penggulingan Assad oleh HTS juga dapat membebani hubungan antara Moskow dan Ankara. Filsuf fasis Alexander Dugin menanggapi jatuhnya Assad dengan peringatan berikut kepada Turki: "Rusia tidak akan menyakiti Turki. Tentu saja. Namun setelah pengkhianatan seperti itu, sulit untuk berharap bahwa Rusia akan datang membantu Turki jika terjadi masalah."Karena Turki merupakan jalur penyelamat utama bagi Rusia untuk menghindari sanksi Barat, krisis dalam hubungan terkait Suriah dapat berdampak ekonomi yang luas bagi Moskow. Terkait Apa arti jatuhnya Assad bagi pengaruh regional Iran Analisis Dario Sabaghi Potensi keterlibatan Rusia dengan otoritas baru Suriah Setelah Assad digulingkan, Ketua Komite Pertahanan Duma Negara Andrei Kartapolov mengonfirmasi bahwa Kedutaan Besar Rusia di Damaskus telah menjalin jalur komunikasi dengan HTS.
Peskov mendukung komentar Kartapolov dengan menyoroti pentingnya dialog untuk mempertahankan pangkalan Rusia di Suriah. Hal ini sangat kontras dengan komentar media Rusia, yang menggambarkan kebangkitan HTS sebagai produk perang proksi NATO melawan negara Suriah.
Dialog Rusia dengan HTS mencerminkan upayanya untuk menjangkau Ikhwanul Muslimin Presiden Mesir Mohammed Morsi pada tahun 2012 dan kerja sama yang semakin erat dengan Taliban sejak mereka merebut kembali kekuasaan di Afghanistan pada tahun 2021.
Keterlibatan ini tidak digagalkan oleh penunjukan Rusia terhadap Ikhwanul Muslimin dan Taliban sebagai kelompok teroris. Rusia juga telah menggunakan format negosiasi Astana untuk terlibat dengan tokoh-tokoh oposisi Suriah, seperti Mohammed Alloush dari Jaish al-Islam dan Zakaria Malahifji dari Fastaqim.
"Agar keterlibatan substantif dengan HTS dapat terwujud di pangkalan militernya, Rusia hampir pasti harus membantu upaya untuk menghapus kelompok tersebut dari daftar organisasi teroris yang ditetapkan PBB," tutur Ramani.
5. Sudah Ada Kesepakatan antara Rusia dan Pemberontak
Utusan Khusus PBB untuk Suriah Geir Pedersen telah mengutarakan prospek ini asalkan HTS memerintah Suriah dengan cara yang lebih pluralistik daripada yang telah dilakukannya di Idlib. Meskipun sangat membenci kejahatan perang Rusia di Suriah, keanggotaan tetap Rusia di Dewan Keamanan PBB berarti bahwa HTS harus bekerja sama dengan Rusia untuk bisa dihapus dari daftar."Runtuhnya rezim Assad secara cepat mempermalukan Rusia di saat Rusia mencoba menunjukkan kekuatan menjelang negosiasi potensial mengenai Ukraina. HTS kini memegang kunci untuk mempertahankan status negara adidaya Rusia di Timur Tengah," papar Ramani.
Lihat Juga :
tulis komentar anda