China Krisis Perbankan, Warga Kesulitan Tarik Dana dari Rekening Pribadi
Selasa, 03 Desember 2024 - 08:26 WIB
Keluhan dari para nasabah mengungkapkan bagaimana langkah-langkah ini menciptakan masalah signifikan dalam kehidupan sehari-hari seperti untuk membayar hipotek, angsuran mobil, biaya sekolah, atau menutupi biaya medis darurat yang menyebabkan frustrasi tak berujung di kalangan warga China.
Seorang nasabah bank bernama Leun tidak menyangka kartu penggajiannya tiba-tiba dikurangi batasnya. Pada Juli lalu, dia berencana menarik puluhan ribu yuan dari rekening Bank of China-nya. Namun, baik transfer maupun penarikan uang dari mesin ATM tidak berhasil karena dia telah melampaui batas transfer harian.
Bahkan lebih tidak terduga, salah satu kartu milik Leun, kartu bank Jiang Xi Kelas Satu yang sebagian besarnya digunakan untuk pembayaran hipotek, juga dikenakan batas di bulan Juli dan Agustus.
Ketika dia mencoba menarik 200.000 yuan dalam bentuk deposito berjangka yang jatuh tempo, transfer tersebut gagal. Bank tidak memberikan pemberitahuan maupun penjelasan atas masalah ini.
Pada bulan Juni, seorang warganet melaporkan bahwa ibunya yang pergi ke Bank Jiang Xi di Changchun dengan kartu bank dan identitasnya untuk menarik kurang dari 100.000 Yuan atau sekitar USD144.000 diberi tahu oleh bank bahwa persetujuan dari kantor polisi setempat diperlukan.
Penarikan tersebut berhasil diproses di konter bank setelah verifikasi polisi. Staf bank tersebut mengeklaim bahwa prosedur ini bertujuan mencegah penipuan telekomunikasi.
Memasuki awal November, seorang pemilik bisnis di Distrik Liao Zhong, Shenyang, mengunggah video yang mengeluhkan bahwa ketika dia pergi ke cabang Bank Komersial pedesaan setempat untuk menarik uang guna membayar gaji karyawan, staf bank mengatakan kepadanya bahwa dia perlu membuktikan kepada Biro Keamanan Publik bahwa uang tersebut adalah miliknya.
Warganet China dengan cepat menyebut situasi ini dengan menyatakan bahwa sejumlah bank telah kehabisan uang, dan bahwa ada kolusi antara pemerintah dan dunia bisnis. Mereka menuduh bank dan Biro Keamanan Publik mengalihkan tanggung jawab untuk membatasi nasabah mengakses dana mereka.
Pembatasan Penarikan Dana
Seorang nasabah bank bernama Leun tidak menyangka kartu penggajiannya tiba-tiba dikurangi batasnya. Pada Juli lalu, dia berencana menarik puluhan ribu yuan dari rekening Bank of China-nya. Namun, baik transfer maupun penarikan uang dari mesin ATM tidak berhasil karena dia telah melampaui batas transfer harian.
Bahkan lebih tidak terduga, salah satu kartu milik Leun, kartu bank Jiang Xi Kelas Satu yang sebagian besarnya digunakan untuk pembayaran hipotek, juga dikenakan batas di bulan Juli dan Agustus.
Ketika dia mencoba menarik 200.000 yuan dalam bentuk deposito berjangka yang jatuh tempo, transfer tersebut gagal. Bank tidak memberikan pemberitahuan maupun penjelasan atas masalah ini.
Pada bulan Juni, seorang warganet melaporkan bahwa ibunya yang pergi ke Bank Jiang Xi di Changchun dengan kartu bank dan identitasnya untuk menarik kurang dari 100.000 Yuan atau sekitar USD144.000 diberi tahu oleh bank bahwa persetujuan dari kantor polisi setempat diperlukan.
Penarikan tersebut berhasil diproses di konter bank setelah verifikasi polisi. Staf bank tersebut mengeklaim bahwa prosedur ini bertujuan mencegah penipuan telekomunikasi.
Memasuki awal November, seorang pemilik bisnis di Distrik Liao Zhong, Shenyang, mengunggah video yang mengeluhkan bahwa ketika dia pergi ke cabang Bank Komersial pedesaan setempat untuk menarik uang guna membayar gaji karyawan, staf bank mengatakan kepadanya bahwa dia perlu membuktikan kepada Biro Keamanan Publik bahwa uang tersebut adalah miliknya.
Warganet China dengan cepat menyebut situasi ini dengan menyatakan bahwa sejumlah bank telah kehabisan uang, dan bahwa ada kolusi antara pemerintah dan dunia bisnis. Mereka menuduh bank dan Biro Keamanan Publik mengalihkan tanggung jawab untuk membatasi nasabah mengakses dana mereka.
Lihat Juga :
tulis komentar anda