Cara Mohammed bin Salman Ubah Tatanan Dunia: Jinakkan AS Pakai Minyak, Berdamai dengan Iran

Selasa, 26 November 2024 - 10:09 WIB
Reformasi yang pernah menjadi berita utama—perempuan mengemudi, percampuran gender di depan umum, acara hiburan—telah menjadi hal yang biasa. Industri baru mulai tumbuh di seluruh negeri dan kota besar baru, NEOM, sedang dibangun.

Putra Mahkota Mohammed telah memainkan peran sebagai pembawa perdamaian di Timur Tengah dan bahkan menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang dinas intelijennya membocorkan kisah terperinci tentang pembunuhan Khashoggi.

Putra mahkota yang lebih dewasa dan berkembang ini mungkin semakin berani dengan perubahan yang akan terjadi di Washington.

Selama masa jabatan pertama Donald Trump, Pangeran MBS mempertahankan hubungan dekat dengan Gedung Putih.

Dengan kembalinya Trump ke Gedung Putih, kedudukan Putra Mahkota MBS di arena internasional pasti akan semakin kokoh. Pembinaannya terhadap Trump dan lingkaran dalamnya, yang dulunya dianggap sebagai taruhan berisiko terhadap presiden yang tidak konvensional, telah terbukti tepat.

Untuk memahami bagaimana putra mahkota mengembangkan gaya kepemimpinannya, ada baiknya mempertimbangkan akibat pembunuhan Khashoggi serta perubahan sosial dan ekonomi yang dibawa Putra Mahkota Mohammed ke Arab Saudi melalui Visi 2030-nya.

Putra Mahkota Mohammed pernah menyatakan mengambil "tanggung jawab penuh" atas pembunuhan tahun 2018 di dalam Konsulat Saudi di Istanbul, meskipun dia juga membantah memerintahkan pembunuhan itu.

Rincian mengerikan yang muncul memberinya sedikit pilihan selain berputar ke dalam dan fokus menciptakan Arab Saudi jenis baru. Untuk itu, putra mahkota membutuhkan uang. Dia mengambil pandangan kontroversial bahwa masa depan negara itu sebagian besar bergantung pada monetisasi minyaknya saat ini sebelum permintaan mulai mereda.

IPO Saudi Aramco tahun 2019—yang dianggap sebagai permata mahkota industri energi negara itu—adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan ini.

Meskipun penjualan saham tersebut gagal mencapai target valuasi awal sebesar $2 triliun, proses tersebut tetap menghasilkan USD25,6 miliar, menjadikannya IPO terbesar dalam sejarah saat itu.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More