Mengapa Wapres Filipina Sara Duterte Ingin Membunuh Presiden Marcos Jr?
Minggu, 24 November 2024 - 17:07 WIB
Baca Juga: Titik Tolak Perang Dunia III Bergantung pada Vladimir Putin
Jean Encinas-Franco, seorang profesor ilmu politik di Universitas Filipina, mengatakan bahwa komentar keras Sara Duterte terhadap presiden kemungkinan tidak akan memengaruhi dukungan politiknya.
"Jika ada, retorika semacam ini membuatnya semakin dekat dengan apa yang disukai pendukung ayahnya tentangnya," kata Encinas-Franco.
Negara ini bersiap untuk pemilihan paruh waktu pada bulan Mei, yang terlihat sebagai ujian lakmus popularitas presiden Marcos dan kesempatan baginya untuk mengonsolidasikan kekuasaan dan mempersiapkan penggantinya sebelum masa jabatannya yang hanya enam tahun berakhir pada tahun 2028.
Kekerasan politik di masa lalu di Filipina mencakup pembunuhan Benigno Aquino saat ia keluar dari pesawatnya saat tiba di rumah dari pengasingan politik pada tahun 1983.
3. Sara Duterte Menuding Presiden Marcos Tidak Kompeten
Pada bulan Oktober, Sara Duterte menuduh Presiden Marcos tidak kompeten dan mengatakan ia membayangkan memenggal kepalanya. Kedua keluarga tersebut masih berselisih mengenai sejumlah isu termasuk kebijakan luar negeri dan perang mematikan mantan Presiden Rodrigo Duterte terhadap narkoba.Jean Encinas-Franco, seorang profesor ilmu politik di Universitas Filipina, mengatakan bahwa komentar keras Sara Duterte terhadap presiden kemungkinan tidak akan memengaruhi dukungan politiknya.
"Jika ada, retorika semacam ini membuatnya semakin dekat dengan apa yang disukai pendukung ayahnya tentangnya," kata Encinas-Franco.
4. Wapres Tidak Memiliki Tugas Resmi
Di Filipina, wakil presiden dipilih secara terpisah dari presiden dan tidak memiliki tugas resmi. Banyak wakil presiden yang telah menjalankan kegiatan pembangunan sosial, sementara beberapa telah ditunjuk untuk menduduki jabatan kabinet.Negara ini bersiap untuk pemilihan paruh waktu pada bulan Mei, yang terlihat sebagai ujian lakmus popularitas presiden Marcos dan kesempatan baginya untuk mengonsolidasikan kekuasaan dan mempersiapkan penggantinya sebelum masa jabatannya yang hanya enam tahun berakhir pada tahun 2028.
Kekerasan politik di masa lalu di Filipina mencakup pembunuhan Benigno Aquino saat ia keluar dari pesawatnya saat tiba di rumah dari pengasingan politik pada tahun 1983.
(ahm)
Lihat Juga :
tulis komentar anda