Israel Ingin Rusia Mediasi Perdamaian dengan Hizbullah
Sabtu, 02 November 2024 - 07:45 WIB
Kesepakatan tersebut memperkenalkan mekanisme internasional untuk mengawasi wilayah tersebut dan menangani klaim pelanggaran oleh Israel atau Lebanon dan dilaporkan mencegah Hizbullah mempersenjatai kembali, yang secara efektif berarti kelompok tersebut akan dilarang memperoleh sarana militer.
Pejabat Israel mengatakan kepada Ynet bahwa kesepakatan tersebut, jika ditandatangani, akan dimulai dengan gencatan senjata selama 60 hari, di mana mekanisme baru untuk mengawasi wilayah tersebut akan dibentuk.
Hochstein dilaporkan diharapkan tiba di Israel sebelum pemilu presiden AS yang dijadwalkan pada tanggal 5 November untuk menyelesaikan kesepakatan tersebut.
Laporan tersebut mengklaim Moskow telah membahas situasi tersebut dengan Iran, yang dikatakan mendorong Hizbullah menyetujui persyaratan tersebut.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Jumat tidak membenarkan atau membantah keterlibatan Rusia dalam proses perdamaian, tetapi mengatakan Moskow "mempertahankan kontak dengan semua pihak yang berkonflik."
"Dan, tentu saja, jika bantuan kami dibutuhkan, Rusia siap memainkan perannya," papar dia.
Pejabat Israel mengatakan kepada Ynet bahwa kesepakatan tersebut, jika ditandatangani, akan dimulai dengan gencatan senjata selama 60 hari, di mana mekanisme baru untuk mengawasi wilayah tersebut akan dibentuk.
Hochstein dilaporkan diharapkan tiba di Israel sebelum pemilu presiden AS yang dijadwalkan pada tanggal 5 November untuk menyelesaikan kesepakatan tersebut.
Laporan tersebut mengklaim Moskow telah membahas situasi tersebut dengan Iran, yang dikatakan mendorong Hizbullah menyetujui persyaratan tersebut.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Jumat tidak membenarkan atau membantah keterlibatan Rusia dalam proses perdamaian, tetapi mengatakan Moskow "mempertahankan kontak dengan semua pihak yang berkonflik."
"Dan, tentu saja, jika bantuan kami dibutuhkan, Rusia siap memainkan perannya," papar dia.
(sya)
tulis komentar anda