Kisah Maya Ghazal, Pengungsi Cantik Pertama di Dunia yang Jadi Pilot Penerbangan
Minggu, 20 Oktober 2024 - 11:46 WIB
Memasuki bidang penerbangan merupakan tantangan besar, karena penerbangan merupakan salah satu bidang yang secara teknis paling menuntut dan membutuhkan pelatihan yang ekstensif. Namun, Maya bertekad untuk meraih mimpinya menjadi seorang pilot.
Mengutip Middle East Monitor, Minggu (20/10/2024), Maya mendaftar di Universitas Brunel di London, tempat dia belajar teknik penerbangan. Selama masa studinya, dia tidak pernah berhenti mengejar mimpinya untuk terbang.
Setelah bertahun-tahun belajar dan berlatih, Maya menjadi pengungsi Suriah pertama yang memperoleh lisensi pilot pada tahun 2019.
Maya terus berupaya meningkatkan keterampilannya dan mengembangkan pengetahuannya di bidang penerbangan. Dia berencana untuk melanjutkan pendidikannya untuk memperoleh lisensi pilot komersial, yang memungkinkannya bekerja sebagai pilot profesional.
Selain prestasinya di bidang penerbangan, Maya juga telah menjadi aktivis terkemuka dalam membela hak-hak pengungsi.
Dia telah bekerja dengan banyak organisasi kemanusiaan, termasuk Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR), untuk meningkatkan kesadaran tentang tantangan yang dihadapi para pengungsi dan mempromosikan kisah-kisah sukses seperti kisahnya.
Kisah Maya telah menyebar ke seluruh dunia, menjadi simbol perlawanan dan tekad. Penampilannya di berbagai konferensi internasional dan program televisi telah membantu menyoroti potensi para pengungsi dan kemampuan mereka untuk mengatasi keadaan sulit agar berhasil.
Maya telah menjadi duta harapan bagi jutaan pengungsi yang menghadapi kondisi sulit di seluruh dunia dan menyampaikan pesan bahwa mereka dapat mencapai hal yang mustahil jika diberi kesempatan yang tepat.
Maya telah berpartisipasi dalam banyak acara dan konferensi global, seperti Forum Ekonomi Dunia di Davos, tempat dia membahas isu pengungsi dan pentingnya pendidikan serta pemberdayaan pemuda. Hal ini telah membantunya memperkuat perannya sebagai advokat hak-hak pengungsi.
Perjalanannya Menuju Angkasa
Mengutip Middle East Monitor, Minggu (20/10/2024), Maya mendaftar di Universitas Brunel di London, tempat dia belajar teknik penerbangan. Selama masa studinya, dia tidak pernah berhenti mengejar mimpinya untuk terbang.
Setelah bertahun-tahun belajar dan berlatih, Maya menjadi pengungsi Suriah pertama yang memperoleh lisensi pilot pada tahun 2019.
Maya terus berupaya meningkatkan keterampilannya dan mengembangkan pengetahuannya di bidang penerbangan. Dia berencana untuk melanjutkan pendidikannya untuk memperoleh lisensi pilot komersial, yang memungkinkannya bekerja sebagai pilot profesional.
Selain prestasinya di bidang penerbangan, Maya juga telah menjadi aktivis terkemuka dalam membela hak-hak pengungsi.
Dia telah bekerja dengan banyak organisasi kemanusiaan, termasuk Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR), untuk meningkatkan kesadaran tentang tantangan yang dihadapi para pengungsi dan mempromosikan kisah-kisah sukses seperti kisahnya.
Kisah Maya telah menyebar ke seluruh dunia, menjadi simbol perlawanan dan tekad. Penampilannya di berbagai konferensi internasional dan program televisi telah membantu menyoroti potensi para pengungsi dan kemampuan mereka untuk mengatasi keadaan sulit agar berhasil.
Maya telah menjadi duta harapan bagi jutaan pengungsi yang menghadapi kondisi sulit di seluruh dunia dan menyampaikan pesan bahwa mereka dapat mencapai hal yang mustahil jika diberi kesempatan yang tepat.
Maya telah berpartisipasi dalam banyak acara dan konferensi global, seperti Forum Ekonomi Dunia di Davos, tempat dia membahas isu pengungsi dan pentingnya pendidikan serta pemberdayaan pemuda. Hal ini telah membantunya memperkuat perannya sebagai advokat hak-hak pengungsi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda