China setelah 60 Tahun Ledakkan Bom Nuklir Pertamanya, Jadi Musuh Berbahaya AS
Kamis, 17 Oktober 2024 - 12:07 WIB
India, yang memiliki perseteruan dengan China, memiliki kebijakan serupa.
60 tahun setelah uji coba bom nuklir pertamanya, RRC telah mengumpulkan kemampuan untuk triad nuklir—yaitu kemampuan untuk meluncurkan serangan strategis menggunakan pasukan darat, laut, dan udara.
Saat ini, pasukan tersebut menyaksikan program modernisasi besar, kata Alexei Leonkov, analis militer veteran Rusia yang juga editor majalah militer Arsenal of the Fatherland.
“China, seperti Rusia, sedang sibuk meningkatkan perisai nuklirnya, dengan program yang ada untuk mengganti semua sistem rudal yang sudah ketinggalan zaman dengan yang lebih baru dengan karakteristik taktis dan teknis yang lebih baik. Triad nuklir China mencakup sistem rudal berbasis silo, rudal yang diluncurkan dari kompleks berbasis darat, rudal balistik berbasis laut, dan rudal jelajah yang dibawa oleh pesawat pengebom strategis. Semua sistem ini sedang di-upgrade menurut algoritma tertentu, dengan beberapa di antaranya sudah diperbarui dan digunakan oleh pasukan nuklir strategis China,” kata Leonkov kepada Sputnik, Kamis (17/10/2024).
Penambahan terbaru pada sistem pencegah strategis tersebut termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM) Dongfeng-41 yang dapat bergerak di jalan raya, yang telah digunakan sejak 2017 dan secara rutin didemonstrasikan di parade militer.
"Rudal ini membawa beberapa hulu ledak yang mampu menghantam target pada jarak hingga 12.000 km," jelas Leonkov.
Negara Asia tersebut juga memiliki serangkaian sistem balistik darat jarak menengah dan jauh lainnya, baik yang berbasis silo maupun yang dapat bergerak di jalan raya, yang terus di-upgrade, imbuh Leonkov.
Itu termasuk Dongfeng-26 (upgrade dari seri DF-21) dan seri Dongfeng-31 (yang terbaru di antaranya, DF-31B, diperkenalkan pada tahun 2017).
Rudal-rudal tersebut memiliki jangkauan antara 2.150 dan 11.700 km, dan membawa hulu ledak tunggal atau hulu ledak berbasis multiple independent reentry vehicle (MIRV) dengan hasil ledakan antara 90 dan 500 kiloton.
ICBM DF-5 memiliki hulu ledak 3 megaton, sedangkan ICBM DF-41 memiliki 8x250 kt atau 10x150 kt MIRV.
60 tahun setelah uji coba bom nuklir pertamanya, RRC telah mengumpulkan kemampuan untuk triad nuklir—yaitu kemampuan untuk meluncurkan serangan strategis menggunakan pasukan darat, laut, dan udara.
Saat ini, pasukan tersebut menyaksikan program modernisasi besar, kata Alexei Leonkov, analis militer veteran Rusia yang juga editor majalah militer Arsenal of the Fatherland.
“China, seperti Rusia, sedang sibuk meningkatkan perisai nuklirnya, dengan program yang ada untuk mengganti semua sistem rudal yang sudah ketinggalan zaman dengan yang lebih baru dengan karakteristik taktis dan teknis yang lebih baik. Triad nuklir China mencakup sistem rudal berbasis silo, rudal yang diluncurkan dari kompleks berbasis darat, rudal balistik berbasis laut, dan rudal jelajah yang dibawa oleh pesawat pengebom strategis. Semua sistem ini sedang di-upgrade menurut algoritma tertentu, dengan beberapa di antaranya sudah diperbarui dan digunakan oleh pasukan nuklir strategis China,” kata Leonkov kepada Sputnik, Kamis (17/10/2024).
Penambahan terbaru pada sistem pencegah strategis tersebut termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM) Dongfeng-41 yang dapat bergerak di jalan raya, yang telah digunakan sejak 2017 dan secara rutin didemonstrasikan di parade militer.
"Rudal ini membawa beberapa hulu ledak yang mampu menghantam target pada jarak hingga 12.000 km," jelas Leonkov.
Negara Asia tersebut juga memiliki serangkaian sistem balistik darat jarak menengah dan jauh lainnya, baik yang berbasis silo maupun yang dapat bergerak di jalan raya, yang terus di-upgrade, imbuh Leonkov.
Itu termasuk Dongfeng-26 (upgrade dari seri DF-21) dan seri Dongfeng-31 (yang terbaru di antaranya, DF-31B, diperkenalkan pada tahun 2017).
Rudal-rudal tersebut memiliki jangkauan antara 2.150 dan 11.700 km, dan membawa hulu ledak tunggal atau hulu ledak berbasis multiple independent reentry vehicle (MIRV) dengan hasil ledakan antara 90 dan 500 kiloton.
ICBM DF-5 memiliki hulu ledak 3 megaton, sedangkan ICBM DF-41 memiliki 8x250 kt atau 10x150 kt MIRV.
tulis komentar anda