Israel Hadapi Skenario Mengerikan Jika Pelabuhan Haifa Dirudal Hizbullah

Senin, 14 Oktober 2024 - 11:18 WIB
Israel hadapi skenario mengerikan jika pelabuhan Haifa diserang rudal Hizbullah Lebanon. Foto/haifaport.co.il
TEL AVIV - Ada kekhawatiran yang berkembang di Israel bahwa rudal Hizbullah dapat mencapai pelabuhan Haifa di tengah meningkatnya serangan militer Zionis di Lebanon sejak 23 September.

Serangan potensial terhadap pelabuhan Haifa dapat mengancam pasokan barang-barang pokok ke Israel.

Menurut laporan Al-Araby Al-Jadeed, Senin (14/10/2024), kekhawatiran tersebut telah mendorong Israel untuk mempertimbangkan menggunakan pelabuhan di negara lain, jika kapal-kapal pengiriman berhenti menuju Israel.





Negara yang dimaksud belum diungkapkan, namun surat kabar yang berfokus pada ekonomi Israel, Calcalist, menerbitkan laporan yang merinci konsekuensi dari serangan terhadap pelabuhan Haifa dan menyatakan bahwa pelabuhan Ashdod, pelabuhan terbesar kedua di Mediterania, tidak dapat digunakan sebagai alternatif karena kapasitasnya yang terbatas.

Laporan tersebut menambahkan bahwa pelabuhan Ashdod hanya dapat menampung sejumlah peti kemas tertentu, dan mengandalkannya akan menyebabkan kekurangan kebutuhan pokok, termasuk makanan.

Israel akan berada dalam "skenario mengerikan" lanjut laporan tersebut, dengan mencatat bahwa serangan rudal baru-baru ini telah terbukti menunjukkan keseriusan situasi tersebut.

Seorang juru bicara militer Israel mengonfirmasi bahwa Haifa diamankan dengan sistem perlindungan yang ada jika terjadi serangan rudal, namun tidak mungkin untuk menjamin efektivitas sistem tersebut.

Zadok Redker, pejabat Israel yang bertanggung jawab atas pelabuhan di dalam Kementerian Transportasi, dilaporkan mengatakan bahwa mereka telah menyiapkan rencana untuk menggunakan pelabuhan negara tetangga jika hingga 70 persen kapal pengiriman berhenti menuju Israel.

Redker juga menyatakan bahwa kementerian telah menginstruksikan manajemen kapal untuk mengurangi ruang yang dialokasikan untuk menyimpan mobil agar dapat menyediakan ruang bagi barang-barang penting.

Laporan media Israel menyatakan bahwa jika satu rudal menargetkan pelabuhan, semua kapal akan langsung berhenti beroperasi.

Beberapa laporan mencatat bahwa rudal yang ditembakkan oleh Hizbullah pada tahun 2006 menewaskan delapan orang yang bekerja di dekat pelabuhan Haifa, menyebabkan penutupan pelabuhan tersebut dan memaksa semua kapal untuk pindah ke pelabuhan Ashdod.

Calcalist mengonfirmasi bahwa kapal-kapal pengiriman Italia telah berhenti menuju pelabuhan Haifa, mengikuti instruksi dari Coast Guard Italia.

Kekhawatiran juga muncul karena biaya pengangkutan barang melalui udara di Israel telah meningkat sebesar 30 persen, karena banyak perusahaan tidak lagi terbang ke Israel karena situasi keamanan.

Pelabuhan-pelabuhan Israel telah berada di bawah tekanan yang sangat besar, terutama setelah pelabuhan Eilat di Laut Merah menjadi sasaran serangan kelompok Houthi Yaman, sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina.

Pemerintah Israel telah meminta Kementerian Transportasi untuk mengeluarkan pedoman bagi awak kapal terkait langkah-langkah keamanan dan perlindungan di pelabuhan, dalam upaya untuk meyakinkan perusahaan yang mengangkut barang ke Israel.

Al-Araby Al-Jadeed, mengutip situs berita Israel, yang menyebutkan bahwa beberapa kapal asing yang khusus mengangkut orang telah berhenti berlabuh di pelabuhan Israel, dan kemungkinan tidak akan kembali beroperasi hingga tahun 2025.

Perang Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 42.227 warga Palestina di Gaza dan melukai lebih dari 98.464 lainnya dalam kurun waktu yang sama. Perang tersebut telah meratakan seluruh lingkungan dan menjerumuskan Jalur Gaza ke dalam krisis kemanusiaan yang mendalam.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More