8 Fakta Sejarah Bahrain, dari Dapat Kemerdekaan dari Inggris hingga TampungPangkalan Militer AS

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 19:50 WIB

4. Dikuasai Keluarga Al Khalifa pada Abad 18

Sejak abad pertengahan, Bahrain mengalami serangkaian invasi yang membuatnya dikuasai oleh Portugis, kekaisaran Persia Safavid, dan Oman. Keluarga Al-Khalifa, suku Sunni yang berasal dari Kuwait, menetap di kepulauan tersebut pada akhir abad ke-18.

Setelah memperoleh kendali dari Oman, penguasa baru Bahrain menandatangani perjanjian pertama dari serangkaian perjanjian dengan Inggris Raya, yang saat itu merupakan kekuatan dominan di Teluk.

5. Mendapatkan Kemerdekaan dari Inggris

Negara tersebut menjadi protektorat Inggris dan secara resmi memperoleh kemerdekaan lebih dari satu abad kemudian pada tahun 1971. Al-Khalifa berkuasa hingga hari ini.

Meskipun ukurannya kecil, sejarah Bahrain yang berbelit-belit telah meninggalkannya dengan budaya kosmopolitan yang beragam yang bertentangan dengan banyak tetangga Arabnya, dengan elit Arab Sunni yang memerintah atas mayoritas Syiah, banyak di antaranya mempertahankan ikatan keluarga dan budaya dengan Iran.

Baca Juga: Menguji Keberanian Israel Menyerang Iran

6. Negara Teluk yang Pertama Kali Menemukan Minyak

Sebagai negara Teluk Arab pertama yang menemukan minyak pada tahun 1932, negara tersebut juga merupakan negara pertama yang menarik sejumlah besar pekerja ekspatriat, yang saat ini berjumlah sekitar setengah dari populasi. Suasana sosialnya yang relatif liberal telah menjadikannya basis pilihan bagi banyak insinyur Barat dan orang lain yang bepergian melalui jalan lintas ke Provinsi Timur Arab Saudi yang kaya minyak.

Bahrain juga merupakan eksportir minyak Teluk pertama yang mengalami penurunan produksi. Selama masa kejayaannya, Manama menggunakan kekayaan hidrokarbonnya untuk membangun bisnis penyulingan yang signifikan dan membangun industri yang membutuhkan banyak energi, seperti peleburan aluminium.

Kelangkaan gas yang diproduksi secara lokal telah menunda perluasan bisnis logam negara tersebut, tetapi Bahrain terus menerima minyak melalui jaringan pipa dari Arab Saudi, yang dimurnikannya menjadi bahan bakar, pelumas, dan produk lain berkualitas tinggi untuk diekspor ke Eropa.

7. Bangkit Setelah Perang Saudara di Lebanon

Pecahnya perang saudara di Lebanon pada tahun 1970-an memberikan kesempatan bagi Bahrain untuk membangun dirinya sebagai pusat perbankan di wilayah tersebut, posisi yang sebelumnya ditempati oleh Beirut.

Kebangkitan Dubai berikutnya sebagai pusat keuangan dan ekspatriat saingan telah memaksa kerajaan tersebut untuk melakukan diversifikasi ke area khusus seperti keuangan dan asuransi Islam, tetapi terus bersaing langsung dengan UEA sebagai basis bagi lembaga keuangan di Teluk.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More