Tak Ingin Mengulangi Kesalahan Kedua Kali, Berikut 3 Strategi Serangan Iran ke Israel
Kamis, 03 Oktober 2024 - 12:59 WIB
Dalam kasus khusus ini, roket diluncurkan dari puluhan pangkalan bawah tanah Hizbullah di Kompleks Imad, yang menampung MRL dan personel dan, menurut sumber lapangan, "tidak terpengaruh oleh semua serangan musuh."
Fadi-1 adalah roket 220 mm dengan jangkauan 80 km, dan Fadi-2 yang lebih besar adalah roket 302 mm dengan jangkauan 105 km dan hulu ledak 150 kg.
Yang pertama memiliki kaliber yang sama dengan roket BM-27 Uragan dan TOS-1A Rusia, tetapi dengan jangkauan yang lebih besar, sedangkan yang terakhir memiliki kaliber dan jangkauan yang sama dengan roket Weishi-1 Tiongkok, Khaibar-1 Suriah, dan TRG-300 Turki.
BM-21 Katyusha adalah roket 122 mm dengan jangkauan 40 km dan secara kuantitatif merupakan bagian terbesar dari persenjataan besar Hizbullah yang berjumlah sekitar 150.000 roket.
Dengan probabilitas kesalahan melingkar (CEP) beberapa puluh meter, ketiga roket artileri tersebut tidak memiliki panduan presisi dan digunakan untuk menyerang target di area yang luas, seperti pangkalan udara Ramat David dan pabrik industri Rafael dalam kasus hari Sabtu.
Sumber lapangan Lebanon menekankan bahwa serangan ini tidak melibatkan penggunaan rudal berpemandu presisi, yang dimiliki Hizbullah, dan hanya merupakan respons awal terhadap agresi Israel.
Pangkalan udara tersebut juga menampung helikopter tempur, transportasi, penyelamatan, dan patroli maritim, pesawat nirawak pengintai dan tempur, serta sistem serangan perang elektronik.
Rekaman Hizbullah yang dirilis pada bulan Juli menunjukkan bahwa pesawat nirawak mata-matanya terbang ke pangkalan tersebut, 46 km jauhnya dari perbatasan Lebanon, dan memeriksa tata letaknya serta detail lainnya.
Fadi-1 adalah roket 220 mm dengan jangkauan 80 km, dan Fadi-2 yang lebih besar adalah roket 302 mm dengan jangkauan 105 km dan hulu ledak 150 kg.
Yang pertama memiliki kaliber yang sama dengan roket BM-27 Uragan dan TOS-1A Rusia, tetapi dengan jangkauan yang lebih besar, sedangkan yang terakhir memiliki kaliber dan jangkauan yang sama dengan roket Weishi-1 Tiongkok, Khaibar-1 Suriah, dan TRG-300 Turki.
BM-21 Katyusha adalah roket 122 mm dengan jangkauan 40 km dan secara kuantitatif merupakan bagian terbesar dari persenjataan besar Hizbullah yang berjumlah sekitar 150.000 roket.
Dengan probabilitas kesalahan melingkar (CEP) beberapa puluh meter, ketiga roket artileri tersebut tidak memiliki panduan presisi dan digunakan untuk menyerang target di area yang luas, seperti pangkalan udara Ramat David dan pabrik industri Rafael dalam kasus hari Sabtu.
Sumber lapangan Lebanon menekankan bahwa serangan ini tidak melibatkan penggunaan rudal berpemandu presisi, yang dimiliki Hizbullah, dan hanya merupakan respons awal terhadap agresi Israel.
2. Mempelajari Target Strategis Israel
Target penting serangan balasan Hizbullah adalah Pangkalan Udara Ramat David, yang terletak 15 km di tenggara Haifa yang diduduki, pangkalan paling utara bagi jet tempur Israel.Pangkalan udara tersebut juga menampung helikopter tempur, transportasi, penyelamatan, dan patroli maritim, pesawat nirawak pengintai dan tempur, serta sistem serangan perang elektronik.
Rekaman Hizbullah yang dirilis pada bulan Juli menunjukkan bahwa pesawat nirawak mata-matanya terbang ke pangkalan tersebut, 46 km jauhnya dari perbatasan Lebanon, dan memeriksa tata letaknya serta detail lainnya.
tulis komentar anda