Tak Ingin Mengulangi Kesalahan Kedua Kali, Berikut 3 Strategi Serangan Iran ke Israel
Kamis, 03 Oktober 2024 - 12:59 WIB
BEIRUT - Dalam tanggapan awal atas pembunuhan para komandan tingkat tingginya, gerakan perlawanan Lebanon melancarkan serangan terdalamnya ke wilayah pendudukan sejak 7 Oktober.
Gerakan tersebut meluncurkan rentetan roket Fadi-1 dan Fadi-2 yang menargetkan pangkalan udara Ramat David dan bandara militer di tenggara kota Haifa yang diduduki.
Serangan roket awal diikuti oleh dua serangan lebih intens dalam beberapa jam, yang memaksa tentara dan pemukim Israel bersembunyi di ruang aman, sebagaimana dikonfirmasi oleh media rezim.
Serangan tersebut menyusul pembunuhan Aqil dan pejabat senior Hizbullah lainnya dalam serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut. Ia adalah pemimpin Hizbullah terkemuka kedua yang menjadi sasaran dalam beberapa bulan terakhir setelah Fuad Shukr.
Serangan terhadap pangkalan udara dan bandara Ramat David, yang berhasil menghindari pertahanan udara Israel, diikuti oleh serangan berpresisi tinggi terhadap perusahaan pembuat senjata Rafael di dekat Haifa.
Dalam sebuah pernyataan, Hizbullah mengatakan operasi tersebut merupakan "reaksi awal" terhadap serangan teror pada hari Selasa dan Rabu yang menewaskan puluhan orang dan melukai ribuan orang di seluruh Lebanon.
Kedua model tersebut merupakan roket artileri kaliber besar dan jarak jauh, jauh lebih besar dan lebih efektif daripada varian roket BM-21 Grad dari keluarga Katyusha yang menjadi bagian terbesar dari persenjataan artileri roket Hizbullah.
Mereka diluncurkan dari peluncur roket ganda (MRL), dengan platform yang dikonfigurasi dari tiga hingga enam barel, biasanya tersembunyi dan tersamar di bawah tanah atau di bunker yang dibentengi dengan baik.
Gerakan tersebut meluncurkan rentetan roket Fadi-1 dan Fadi-2 yang menargetkan pangkalan udara Ramat David dan bandara militer di tenggara kota Haifa yang diduduki.
Serangan roket awal diikuti oleh dua serangan lebih intens dalam beberapa jam, yang memaksa tentara dan pemukim Israel bersembunyi di ruang aman, sebagaimana dikonfirmasi oleh media rezim.
Serangan tersebut menyusul pembunuhan Aqil dan pejabat senior Hizbullah lainnya dalam serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut. Ia adalah pemimpin Hizbullah terkemuka kedua yang menjadi sasaran dalam beberapa bulan terakhir setelah Fuad Shukr.
Serangan terhadap pangkalan udara dan bandara Ramat David, yang berhasil menghindari pertahanan udara Israel, diikuti oleh serangan berpresisi tinggi terhadap perusahaan pembuat senjata Rafael di dekat Haifa.
Dalam sebuah pernyataan, Hizbullah mengatakan operasi tersebut merupakan "reaksi awal" terhadap serangan teror pada hari Selasa dan Rabu yang menewaskan puluhan orang dan melukai ribuan orang di seluruh Lebanon.
Tak Ingin Mengulangi Kesalahan Kedua Kali, Berikut 3 Strategi Serangan Iran ke Israel
1. Menggunakan Rudal Fadi-1 dan Fadi-2
Media Lebanon mengutip sumber di lapangan yang mengatakan bahwa roket artileri Fadi-1 dan Fadi-2 digunakan dalam gelombang serangan untuk pertama kalinya sejak dimulainya perang genosida Israel di Gaza.Kedua model tersebut merupakan roket artileri kaliber besar dan jarak jauh, jauh lebih besar dan lebih efektif daripada varian roket BM-21 Grad dari keluarga Katyusha yang menjadi bagian terbesar dari persenjataan artileri roket Hizbullah.
Mereka diluncurkan dari peluncur roket ganda (MRL), dengan platform yang dikonfigurasi dari tiga hingga enam barel, biasanya tersembunyi dan tersamar di bawah tanah atau di bunker yang dibentengi dengan baik.
tulis komentar anda