China Tembakkan Rudal Antarbenua ke Pasifik, Sekutu AS Ketir-ketir
Jum'at, 27 September 2024 - 10:54 WIB
Beijing pertama kali menguji coba ICBM ke Pasifik Selatan pada 1980-an.
Namun sejak saat itu, Panda mengatakan kepada AFP, pihaknya biasanya melakukan uji coba semacam itu di wilayah udaranya sendiri.
Amerika Serikat dan China mengadakan pembicaraan langka tentang pengendalian senjata nuklir pada November, sebagai bagian dari upaya untuk meredakan ketidakpercayaan menjelang pertemuan puncak antara kedua pemimpin; Joe Biden dan Xi Jinping.
Namun pada Juli, Beijing mengatakan telah menangguhkan negosiasi dengan Amerika Serikat tentang nonproliferasi nuklir dan pengendalian senjata sebagai tanggapan atas penjualan senjata Washington ke Taiwan.
Dalam laporan tahunan, Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm mencantumkan China sebagai negara dengan persediaan hulu ledak nuklir terbesar ketiga di dunia, setelah Rusia dan Amerika Serikat.
Beijing mengumumkan tahun ini akan meningkatkan anggaran pertahanannya—terbesar kedua di dunia—sebesar 7,2 persen.
Peningkatan itu terjadi saat China semakin gencar bersitegang dengan Amerika Serikat dan mitra-mitra regionalnya dari Laut China Selatan hingga Taiwan.
Pejabat militer senior dari China dan Amerika Serikat mengadakan pembicaraan mendalam bulan ini sebagai bagian dari upaya kedua negara untuk menghindari ketegangan yang lebih luas yang meningkat menjadi konflik.
Sejak uji coba senjata atom pertamanya pada tahun 1964, China merasa puas mempertahankan persenjataan yang relatif sederhana dan menegaskan bahwa mereka tidak akan pernah menjadi yang pertama menggunakan senjata nuklir dalam konflik.
Di bawah Presiden Xi Jinping dalam beberapa tahun terakhir, China telah memulai gerakan modernisasi militer besar-besaran yang mencakup peningkatan senjata nuklirnya untuk tidak hanya menghalangi musuh tetapi juga mampu melakukan serangan balik.
Namun sejak saat itu, Panda mengatakan kepada AFP, pihaknya biasanya melakukan uji coba semacam itu di wilayah udaranya sendiri.
Amerika Serikat dan China mengadakan pembicaraan langka tentang pengendalian senjata nuklir pada November, sebagai bagian dari upaya untuk meredakan ketidakpercayaan menjelang pertemuan puncak antara kedua pemimpin; Joe Biden dan Xi Jinping.
Namun pada Juli, Beijing mengatakan telah menangguhkan negosiasi dengan Amerika Serikat tentang nonproliferasi nuklir dan pengendalian senjata sebagai tanggapan atas penjualan senjata Washington ke Taiwan.
Dalam laporan tahunan, Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm mencantumkan China sebagai negara dengan persediaan hulu ledak nuklir terbesar ketiga di dunia, setelah Rusia dan Amerika Serikat.
Beijing mengumumkan tahun ini akan meningkatkan anggaran pertahanannya—terbesar kedua di dunia—sebesar 7,2 persen.
Peningkatan itu terjadi saat China semakin gencar bersitegang dengan Amerika Serikat dan mitra-mitra regionalnya dari Laut China Selatan hingga Taiwan.
Pejabat militer senior dari China dan Amerika Serikat mengadakan pembicaraan mendalam bulan ini sebagai bagian dari upaya kedua negara untuk menghindari ketegangan yang lebih luas yang meningkat menjadi konflik.
Sejak uji coba senjata atom pertamanya pada tahun 1964, China merasa puas mempertahankan persenjataan yang relatif sederhana dan menegaskan bahwa mereka tidak akan pernah menjadi yang pertama menggunakan senjata nuklir dalam konflik.
Di bawah Presiden Xi Jinping dalam beberapa tahun terakhir, China telah memulai gerakan modernisasi militer besar-besaran yang mencakup peningkatan senjata nuklirnya untuk tidak hanya menghalangi musuh tetapi juga mampu melakukan serangan balik.
Lihat Juga :
tulis komentar anda