Putin Perintahkan Rusia Ubah Doktrin Nuklir, Ini Respons Ukraina
Kamis, 26 September 2024 - 10:54 WIB
"Senjata yang digunakan dalam serangan potensial musuh dapat mencakup apa saja mulai dari rudal balistik atau jelajah hingga pesawat strategis dan pesawat nirawak," katanya.
"Kami berhak menggunakan senjata nuklir jika terjadi agresi terhadap Rusia dan Belarusia," imbuh Putin, seraya menambahkan bahwa prinsip tersebut telah dikoordinasikan dengan Minsk.
"Senjata nuklir dapat digunakan jika musuh menimbulkan ancaman kritis terhadap kedaulatan salah satu negara melalui penggunaan senjata konvensional," paparnya.
Putin tidak menjelaskan kapan doktrin nuklir terbaru Rusia akan berlaku.
Para pejabat senior Rusia, termasuk Wakil Menteri Luar Negeri Sergey Ryabkov dan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov telah membahas potensi pengubahan doktrin tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Pada akhir Agustus, Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengatakan bahwa dokumen tersebut sedang ditinjau.
Pemimpin Rusia telah lama menunjukkan posisi yang agak tertutup mengenai masalah senjata nuklir. Pada bulan Juni lalu, dia menyatakan harapan bahwa "tidak akan pernah terjadi" pertukaran nuklir antara Moskow dan Barat.
"Moskow tidak punya alasan untuk berpikir tentang penggunaan senjata nuklir," katanya saat itu, saat berbicara di Forum Ekonomi Internasional St Petersburg.
Akhir bulan itu, Presiden Putin juga menyatakan bahwa Rusia tidak perlu melancarkan serangan nuklir pendahuluan, karena musuh dijamin akan dihancurkan dalam serangan balasan.
Namun, dia tidak mengesampingkan kemungkinan pengubahan doktrin pada saat itu.
"Kami berhak menggunakan senjata nuklir jika terjadi agresi terhadap Rusia dan Belarusia," imbuh Putin, seraya menambahkan bahwa prinsip tersebut telah dikoordinasikan dengan Minsk.
"Senjata nuklir dapat digunakan jika musuh menimbulkan ancaman kritis terhadap kedaulatan salah satu negara melalui penggunaan senjata konvensional," paparnya.
Putin tidak menjelaskan kapan doktrin nuklir terbaru Rusia akan berlaku.
Para pejabat senior Rusia, termasuk Wakil Menteri Luar Negeri Sergey Ryabkov dan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov telah membahas potensi pengubahan doktrin tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Pada akhir Agustus, Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengatakan bahwa dokumen tersebut sedang ditinjau.
Pemimpin Rusia telah lama menunjukkan posisi yang agak tertutup mengenai masalah senjata nuklir. Pada bulan Juni lalu, dia menyatakan harapan bahwa "tidak akan pernah terjadi" pertukaran nuklir antara Moskow dan Barat.
"Moskow tidak punya alasan untuk berpikir tentang penggunaan senjata nuklir," katanya saat itu, saat berbicara di Forum Ekonomi Internasional St Petersburg.
Akhir bulan itu, Presiden Putin juga menyatakan bahwa Rusia tidak perlu melancarkan serangan nuklir pendahuluan, karena musuh dijamin akan dihancurkan dalam serangan balasan.
Namun, dia tidak mengesampingkan kemungkinan pengubahan doktrin pada saat itu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda